Seko dalam kenangan
Penulis mengucap syukur karena Tuhan memberi waktu dan kesempatan mengunjungi Seko sebanyak tiga kali pada tahun 2007. Sebuah kejadian yang bagi penulis luar biasa karena tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Semuanya ini terjadi karena kasih karunia Tuhan dan demi hormat dan kemuliaan nama-Nya. Sekali lagi semua itu hanya karena kemurahan Tuhan dan dalam setiap perjalanan pelayanan sungguh menikmati dan penuh ungkapan syukur. Tidak ada pengeluhan hanya senyuman dan syukur.
Perjalanan pertama
Pada tanggal 12-17 April 2007 untuk pertama kalinya penulis mendapatkan kesempatan mengunjungi Seko (yang dalam peta Indonesia mungkin sulit diketemukan tetapi dalam peta Belanda dengan muda diketemukan) sebuah daerah yang cukup subur dengan masyarakat yang ramah dan bersahabat.
Dalam perjalanan pertama ke Seko dalam rangka pembinaan. Rombongan pembinaan yang ke Seko berangkat dari Toraja menuju Sabbang tanggal 11 April 2007. Pembinaan Majelis Gereja se Klasis Sabbang dibagi dua yaitu unit II di Jemaat Salama, dan unit I di Jemaat Marampi'. Materi yang disajikan dalam pembinaan ini adalah Gereja dan politik oleh Pdt. Dr. I.P. Lambe', Tugas dan tanggungjawab Majelis Gereja oleh Pdt. Musa Salusu, M.Th. Jadi rombongan ini adalah rombongan dari BPS dan DPD. Pdt. Dr. I.P. Lambe' dan Tegas sebagai rombongan dari DPD. RI.
Berangkat dari Sabbang pada tanggal 12 April 2007 menuju Seko dalam tiga rombongan. Rombongan ke Seko Padang yaitu Pdt. Musa Salusu, M.Th dan Aleksander Mangoting. Rombongan ke Seko Tengah yaitu Pdt. Yusak Toding, S.Th dan Pdt. Aleksander Parumbuan, S.Th. Dan rombongan ke Seko Lemo yaitu Pdt. Dr. I.P. Lambe, Pdt. I.Y. Panggalo, D.Th dan Tegas.
Rombongan yang ke Seko Padang dan Seko Tengah berjalan bersama diringi hujan hingga malam hari, tiba di tempat peristirahatan di Tabang jam 21.15 dan sebagian tiba jam 22.30 kemudian makan seadanya (super mie disiram air panas ditambah telur rebus) kemudian istirahat malam. Pagi hari tanggal 13 April 2007 berangkat lewat Lodang (di Lodang rombongan ke Seko Tengah berpisah dengan yang ke Seko Padang). Rombongan Seko Padang tiga jam 12.30 di Eno rumah Pdt. Gerson, S.Th sesudah berjalan cukup capek karena lumpur yang menghadang sesudah Lodang menyebabkan perjalanan terlambat beberapa jam bila dibandingkan kalau musim kemarau.
Begitu juga ketika kembali rombongan dari Seko Tengah berangkat ke Seko Padang pada hari minggu 15 April 2007 sesudah ibadah. Hanya saja karena kerusakan motor yang cukup berat sehingga tiba di Eno jam 23.30 dalam keadaan basa kuyub karena hujan.
Pagi hari Senin 16 April 2007 motor harus diservice khususnya motor dari Seko Tengah membuat rombongan baru dapat meninggalkan Eno (Seko Tengah) jam 10.30 menuju Tabang. Tiba di Tabang sore hari. Sebenarnya kalau jarak Tabang dan Mongkaluku dapat ditempuh dalam waktu 2-3 jam maka kami akan meneruskan perjalanan. Hanya saja medan jalan yang cukup berat karena musim hujan dan jauh membuat kami memutuskan harus bermalam di Tabang.
Sesudah bermalam di Tabang, yaitu camp PT KTT ketika masih beroperasi dan ada orang membangun semacam pondok untuk usaha warung kopi dan siram super mie, kami melanjutkan perjalanan pada pagi hari tanggal 17 April 2007 ke Sabbang melewati Mongkaluku dan tiba di Sabbang jam 16.10 untuk mandi dan makan siang (makan siang karena sejak pagi hanya makan super mie), dan melanjutkan perjalanan kembali ke Toraja.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI