Mohon tunggu...
Alek Kurniawan
Alek Kurniawan Mohon Tunggu... Penulis - Blogger

Seorang penulis yang bercita-cita menapakkan kaki di lima benua.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

4 Cara Aman Memasang Instalasi Pendeteksi Asap di Rumah

12 Oktober 2020   08:03 Diperbarui: 12 Oktober 2020   08:05 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendeteksi asap di rumah (DOK. iSTOCKPHOTO)

Pendeteksi asap atau smoke alarm memiliki peran yang sangat penting untuk keamanan di setiap rumah. Sebab, fungsinya yang bisa mendeteksi asap menentukan langkah selanjutnya dalam mengatasi kobaran api.

Namun, hal pertama yang harus diperhatikan pemilik rumah saat hendak memasang pendeteksi asap adalah pastikan instalasinya benar. Kegagalan memasang alat ini akan memengaruhi kemampuan bekerja pada tingkat optimal.

Bahkan, sering pula kesalahan instalasi membuat alarm menyala sendiri tanpa adanya kehadiran asap. Tentu hal ini sangat mengganggu, bukan? Untuk mengatasi hal ini, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba.

1. Identifikasi lokasi terbaik

Saat akan memasang pendeteksi asap atau alarm kebakaran, lokasi terbaik menentukan segalanya. Menurut laman Schneider Electric, setidaknya satu alarm diperlukan di setiap lantai rumah. Lorong dekat kamar tidur pun disinyalir menjadi tempat yang strategis.

Kemudian, kamu juga bisa menambahkan alarm tambahan di dalam kamar tidur, ruang keluarga, dan ruang tamu untuk peringatan sedini mungkin.

Selain itu, posisikan alarm di tempat yang dapat mendeteksi asap secara efektif dan hindari faktor lingkungan yang dapat menyebabkan alarm berbunyi dengan sendirinya. Hindari memasang alarm kebakaran di area yang terdapat ruang udara mati, seperti dekat dinding, sudut ruangan, atau di antara sekat.

Lokasi lain yang harus dihindari:

  • Daerah yang rentan terhadap serangga atau debu.
  • Area dekat kamar mandi (rawan akan uap air hangat).
  • Lokasi dekat AC atau ventilasi udara (bisa jadi asap tak terdeteksi karena terbawa angin).

2. Pilih sirkuit yang cocok

Hindari pemasangan kabel dekat kipas angin. Pasalnya, saat kipas dihidupkan atau kecepatan kipas berubah, ini dapat memengaruhi gaya gerak listrik (EMF). Alhasil, alarm kebakaran mendapat  gangguan listrik yang dapat memengaruhi alarm. Idealnya, pasang alarm asap di sirkuit terpisah.

Selain itu, jauhkan kabel interkoneksi sejauh mungkin dari pemasangan kabel arus tinggi, seperti kabel yang menuju AC. Ini menghindari medan magnet dari kabel lain yang menginduksi tegangan ke kabel interkoneksi yang berpotensi menyebabkan alarm palsu.

3. Pemasangan

Debu dari serpihan dinding adalah salah satu penyebab utama hidupnya alarm palsu. Oleh karena itu, sangat penting untuk menjaga alarm kebakaran bebas dari elemen-elemen debu.

Sebelum mengebor langit-langit, pastikan alarm kebakaran jauh dari debu hasil serpihan yang jatuh dan pastikan penutup pelindung debu sudah terpasang.

Pastikan juga permukaan atas alarm rata dengan langit-langit untuk menghindari debu masuk ke alarm asap. Ini juga dilakukan untuk memastikan alarm kebakaran menempel ke dengan benar.

Sebelum memasang alarm kebakaran, pastikan baterai telah dimasukkan dengan benar. Begitu juga jika menggunakan alarm dengan baterai cadangan lithium yang dapat diisi ulang, pastikan kamu mengaktifkan baterai yang dapat diisi ulang terlebih dahulu dengan menggeser sakelar di bagian belakang alarm.

4. Pengujian

Setelah pemasangan, kamu bisa melepaskan penutup pelindung debu. Lalu, periksa baterai dengan mengecek lampu LED merah yang berkedip setiap beberapa detik. Uji alarm dengan menekan tombol tes.

Ulangi prosedur ini untuk semua alarm yang saling berhubungan untuk memastikan semua alarm berbunyi selama pengujian.

Jika semua sudah beroperasi dengan benar, maka alarm kebakaran sudah selesai dipasang. Semoga selalu aman, ya!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun