Sungguh ironis nasib pekerja sweeping atau tukang sapu jalanan yang berada di DKI, mereka bekeerja demi penampilan Kota Jakarta yang di tuntut harus bersih dan rapi. Para pekerja tersebut bekerja di bawah naungan pemda DKI namun upah yang mereka dapat kan tidak pantas dan tidak sesuai dengan ketentuan upah pemerintah.
Beberapa waktu yang lalu saya mencoba berbincang dengan salah satu pekerja atau tukang sapu jalanan yang bertugas di wilayah marunda, cilincing Jakrta- Utara. Petugas kebersihan tersebut yang tidak mau  menyebutkan nama nya  mengatakan bahwa upah yang mereka terima di wilayah tersebut tidak sesuai dengan apa yang di beritakan media beberapa waktu lalu.

Di media tersebut beberapa waktu lalu di kabarkan bahwa tukang sapu jalanan di wilayah marunda, cilincing Jakarta Utara mendapat kan upah sebesar 1,8 juta rupiah perbulan. Sedangkan menurut pak Latif (nama samaran tukang sapu tersebut ) upah kerja yang di terima hanya 45 ribu rupiah perhari (sekitar 1,35 juta rupiah ) jika bekerja selama 30 hari.
Penghasilan yang di peroleh pak Latif memang tidak mencukupi biaya hidup keluarga nya, akan tetapi pekerjaan tersebut di terima pak Latif karena tidak mempunyai pekrjaan yang lain dan usia nya pun sudah cukup lanjut. Pak Latif mengatakan bahwa dirinya mulai bertugas menyapu jalanan sejak pukul 05.00 – 17.00.
Pak Latif yang bekerja sebagai pekerja harian lepas tersebut sebenar nya memang merasa kurang puas dengan upah yang di berikan, apalagi resiko sebagai tukang sapu jalanan di akses marunda – cilincing terbilang sangat berbahaya dan bisa di bilang dekat dengan maut karena di tempat tersebut banyak kendaraan besar yang melintas tak henti- henti nya.
Pengalaman yang paling tidak bisa di lupakan pak Latif adalah ketika teman kerja nya menjadi korban tabrak lari saat bertugas menyapu jalan tersebut. Maswadi yang merupakan teman sekampung sekaligus teman sekerja nya memang menjadi korban tabrak lari seperti yang di beritakan di media beberapa bulan lalu. Tapi beruntung nyawa Maswadi masih bisa tertolong.

Berdasar kan pembicaraan saya dengan pak Latif tersebut saya ingin bapak wakil Gubernur Ahok memperhatikan nasib mereka dan segera merealisasikan apa yang telah beliau sampaikan kepada media dan juga di hadapan tukang sapu jalanan tersebut mengingat apa yang mereka lakukan juga ada andil bagi kebersihan wilayah DKI Jakarta.
Semoga pembicaraan saya ini menjadi hikmah untuk diri saya agar memperhatikan orang yang nasib nya masih jauh dari kesejahteraan yang layak. Menutup pembicaraan saya dengan pak Latif, beliau menambah kan agar fihak pemda DKI atau fihak yang mempekerjakan para tukang sapu jalanan bisa memberikan tambahan sembako bagi mereka. Mudah- mudahan informasi ini bermanfaat bagi kita semua, salam persahabatan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI