Apa yang harus di lakukan orang tua untuk mencegah depresi pada anak  nya?
Hal penting yang perlu digarisbawahi adalah orang tua perlu menyadari bahwa kesehatan jiwa pada anak remaja sama pentingnya dengan kesehatan fisiknya.
Sebagai orang tua, tentu kita sangat memperhatikan kesehatan buah hati. Membawanya ke dokter dan memberikan obat ketika mereka demam, batuk, dan semacamnya. Tapi sudahkah kita sebagai orang tua peduli terhadap kesehatan jiwa anak?
Gejala depresi pada anak remaja seringkali tersembunyi, karena itu marilah untuk lebih perhatian dalam melihat perubahan-perubahan kecil. Ketika muncul gejala-gejala depresi pada anak remaja segeralah berkonsultasi dengan profesional kesehatan jiwa seperti psikiater, psikolog, perawat jiwa, atau dokter umum terlatih untuk segera mendapat pertolongan.
Gejala depresi pada remaja
Mengenali gejala depresi membantu orang tua melakukan pencegahan ataupun deteksi dini agar bisa dilakukan penanganan dengan segera.
Menurut buku manual diagnosa kesehatan jiwa DSM 5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), depresi pada anak remaja memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
- Suasana hati yang sedih atau mudah tersinggung (baper)
- Minat yang menurun, sulit menikmati keseharian
- Penurunan konsentrasi dan sulit membuat keputusan (lemot)
- Kualitas dan kuantitas waktu tidur tidak sesuai, Insomnia (sulit tidur) atau hipersomnia (terlalu banyak tidur)
- Perubahan nafsu makan atau perubahan berat badan
- Kelelahan yang berlebihan, mudah capek, energi berkurang
- Memiliki perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan
- Pikiran berulang tentang kematian atau keinginan bunuh diri
- Agitasi psikomotor (gelisah) atau malas bergerak (mager)
Seorang remaja bisa dikatakan mengalami depresi jika mengalami gejala-gejala di atas yang berlangsung selama setidaknya 2 minggu berturut turut. Semua gejala tersebut dapat mengganggu kehidupan sehari hari di sekolah, lingkungan sosial, dan keluarga.
Mencegah depresi pada remaja
Depresi pada anak remaja dapat dicegah dengan melakukan pola asuh yang tepat untuk mendukung kondisi mental anak. Misalnya:
Love
Berikan cinta kasih dan perhatian pada anak dan pastikan anak tahu bahwa kita, orang tuanya, selalu ada untuk mereka.
ConversationÂ
Dorong anak untuk mau bercerita tentang apa yang dialaminya, buat suasana yang membuat mereka nyaman dan bebas bercerita.
Listen
Pastikan kita mendengarkan apa yang anak ceritakan. Iya mendengarkan, bukan langsung menasihati apalagi menghakimi.
Feeling
Cari tahu apa yang anak sedang rasakan dan konfirmasi perasaan tersebut.
Symptoms
Kenali kemunculan tanda dan gejala depresi yang telah diuraikan di atas.
Behavior
Waspada terhadap berbagai perubahan perilaku yang ditunjukkan anak.
Patience
Sabar dalam menghadapi anak remaja, jangan memberi tekanan yang berat baginya.
Educate
Sampaikan pada anak apa itu kesehatan jiwa dan pentingnya menjaga jiwa tetap sehat.
Coping
Bantu anak dalam mempelajari keterampilan koping atau adaptasi yang efektif dalam menghadapi stres, misalnya dengan relaksasi.
Rest time
Pastikan anak memiliki waktu tidur yang cukup dan berkualitas.
Problem solving
Bantu anak dalam mencari pemecahan masalah yg efektif dan realistis.
Environment
Berikan anak lingkungan yang kondusif dan suportif untuk perkembangan mentalnya.
Support
Secara reguler selalu berikan dukungan, motivasi dan pujian bagi anak.
Exercise
Pastikan anak melakukan olahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan fisik dan jiwanya tetap baik.
Be proud
Sampaikan selalu pada anak bahwa kita bangga padanya, hal ini penting untuk membangun harga diri dan percaya dirinya
Help
Datang dan berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan pertolongan.
Sebagai orang tua pasti ingin anaknya memiliki prestasi gemilang dan nilai bagus di sekolah, tapi perlu dicatat bahwa kesehatan jiwa mereka jauh lebih penting dari itu semua. Kita perlu berhenti menganggap bahwa depresi pada anak hanya sesuatu yang dibuat-buat atau usaha anak remaja untuk mencari perhatian