Selamat berlibur,
Beberapa dari kita saat ini mungkin lagi berada di fase kebingungan dalam menghadapi sebuah masalah-masalah hidup.
Di dalam kehidupan ini kita seringkali disuguhi dengan berbagai masalah kehidupan yang ada—pertemanan, pasangan, sampai struggle kehidupan yang kita jumpai sehari-hari.
Semua orang pasti memiliki masalah kehidupannya masing-masing. Untuk kita yang di umur 20-an ini, kita seringkali merasakan hal itu—bingung menentukan pilihan, tidak memiliki tujuan, hingga kebingungan dalam memecahkan sebuah masalah dengan baik.
Untuk kasusku sendiri, belakangan ini aku baru aja ngelewatin struggle relationship. Struggle ini menuntutku untuk selalu terus belajar dalam menyelesaikan sebuah masalah dengan pikiran tenang, logis, dan sistematis.
Sebenarnya kalau kita mau merenung sedikit lebih dalam, menurutku semua struggle di dalam kehidupan ini adalah hal yang sangat wajar dan semuanya bersifat netral. Hanya saja persepsi kita lah yang berperan penting dalam memberikan sebuah penilaian terhadap struggle tersebut yang menjadikannya hal yang baik atau buruk.
Bagi sebagian kita, bahkan diriku sendiri seringkali masih kebingungan dalam menghadapi sebuah masalah dengan cara yang tenang, logis, dan sistematis. Karena pikiran kita sering kali memberikan penilaian secara otomatis dalam menilai sesuatu. Di mana hal ini enggak sepenuhnya baik.
Kalau kita terus-terusan begitu dalam menyelesaikan sebuah masalah, hal ini bisa membawa kita pada emosi negatif lainnya dan akan berdampak sangat fatal untuk kehidupan kita ke depannya
Kalau seandainya kita ingin bisa memecahkan sebuah struggle dengan baik, menurutku langkah awal yang perlu kita punya adalah dengan memiliki konstruksi pemikiran yang baik dan benar. Kita bisa belajar mencoba membangun konstruksi pemikiran yang dapat mengantarkan kita kepada pemecahan masalah secara logis dan sistematis, bukan berdasarkan emosional dan ego yang kita rasakan.
Ada tips yang bisa kita terapkan sehari-hari agar kita bisa mengambil kembali kendali interpretasi rasional supaya enggak melulu dikendalikan oleh emosi negatif.