Mohon tunggu...
Valerian Aldo
Valerian Aldo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mengenal Bahan Tambahan Pangan Carryover

2 Januari 2018   11:36 Diperbarui: 2 Januari 2018   11:43 2677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Anda tidak menyadarinya, tetapi jika Anda perhatikan hampir semua makanan dan minuman yang sering dikonsumsi saat ini mengandung Bahan Tambahan Pangan (BTP). Misalnya ketika Anda akan mengonsumsi roti selai coklat untuk sarapan di pagi hari, terkandung pengawet pada roti tawar dan penstabil pada selai yang anda konsumsi. 

Dapat disadari betapa seringnya kita berinteraksi dengan segala jenis BTP dalam kehidupan sehari-hari. Namun pada umumnya BTP masih dipandang sebagai sesuatu yang negatif oleh masyarakat. Padahal aman dikonsumsi jika penggunaannya mengikuti ambang batas yang telah ditetapkan oleh pemerintah, seperti di Indonesia penggunaannya diatur oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI).

Sebelum membahas lebih lanjut, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa itu BTP. Bahan Tambahan Pangan atau BTP adalah bahan yang ditambahkan ke dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau bentuk pangan (BPOM 2013). Berdasarkan fungsinya, BTP dibagi kembali menjadi beberapa jenis seperti pemanis, pengawet, pengental, pengemulsi, dan penstabil yang memiliki fungsi penting untuk menghasilkan produk dengan karakteristik yang diinginkan. Sedangkan berdasarkan asalnya, BTP terbagi menjadi dua yaitu alami dan buatan dimana perbedaan utama antara keduanya adalah perisa alami harus berasal dari bahan tumbuhan atau hewan, sedangkan perisa buatan disintesis di laboratorium.

Kemudian ada lagi istilah BTP ikutan atau carryover. Lalu, apakah yang dimaksud dengan BTP ikutan? BTP ikutan atau BTP carryoveradalah BTP yang berasal dari semua bahan baku baik yang dicampurkan maupun yang dikemas secara terpisah tetapi masih merupakan satu kesatuan produk (Perka 2014). Artinya, BTP carryovermerupakan aditif yang terbawa dengan suatu bahan pangan yang kemudian digunakan untuk pembuatan produk pangan lainnya.

Contoh BTP ikutan adalah pada minuman fruit punch.Produk fruit punch  menggunakan BTP pewarna sintetis untuk menghasilkan merubah penampilan produk sehingga meningkatkan daya tarik konsumen. Produk fruit punch juga menggunakan sirup sebagai bahan utama untuk menghasilkan rasa manis. 

Namun, sirup tersebut juga mengandung pewarna sintetis sehingga terdapat akumulasi pewarna dari kedua bahan yaitu dari BTP pewarna sintetis yang sengaja ditambahkan dan pewarna sintetis dari sirup. Pewarna terakumulasi dari sirup dan pewarna sintetis inilah yang dianggap sebagai BTP ikutan dan juga berkontribusi terhadap warna produk akhir.

Contoh lainnya adalah wafer snack yang mengandung pengemulsi dan perisa (flavor) coklat. Flavor merupakan bahan kimia alami maupun sintetis yang dapat memberikan rasa kepada suatu produk. Flavor umumnya terdiri dari campuran bahan kimia kompleks yang memiliki fungsi selain sebagai flavor yaitu sebagai pelarut, pengemulsi, pengubah rasa, dan pengawet. Bahan kimia ini biasanya membentuk 80-90% campuran. Perisa sintetis coklat seperti yang digunakan dalam snack wafer juga mengandung pengemulsi. Pengemulsi yang terdapat pada flavor coklat adalah BTP ikutan (carry over) ketika digunakan sebagai bahan baku untuk produk snack wafer.

Nah kini Anda sudah mengetahui apa yang disebut dengan BTP ikutan, sehingga pilihlah produk pangan yang Anda konsumsi sehari-hari dengan baik.

Oleh: Aisha Zahira Natanegara dan Valerian Aldo Pratama (mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor)

Sumber Pustaka:

[BPOM] Badan Pengawas Obat dan Makanan. 2013. Peraturan  Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan  Republik Indonesia Nomor HK.03.1.23.11.11.09909 Tahun 2013    tentang Batas Maksimum Penggunaan  Bahan Tambahan Pangan Antikempal.Indonesia (ID): BPOM.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun