Mohon tunggu...
Aldila Dense
Aldila Dense Mohon Tunggu... Editor - Make It Happen

Communication Educator and Branding Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Adaptasi Disiplin Ilmu Komunikasi di Masa New Normal

8 November 2020   21:41 Diperbarui: 8 November 2020   22:05 534
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada 1 Juni 2020 lalu, penerapan new normal sudah dilakukan. Masyarakat Indonesia tetap beraktivitas dengan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah seperti menggunakan masker, selalu cuci tangan, dan jaga jarak. Seluruh industri di masa new normal kembali aktif setelah vakum selama 3 bulan.  Aktivitas berusaha dijalankan senormal mungkin dengan kondisi new normal saat ini.

Kebutuhan berkomunikasi interpersonal tetap dilakukan walaupun ada jarak yang memisahkan. Komunikasi tatap muka digantikan dengan komunikasi melalui layar smartphone dan komputer.  Contoh case study yang bisa diangkat adalah di industri pendidikan, dari tingkatan sekolah dasar sampai perkuliahan menggunakan sistem sekolah online atau daring. Di dunia pekerjaan aktivitas meeting dan brainstorming dilakukan dengan media Google Meet dan Zoom. Aktivitas entertainment dan forum pun dibantu dengan streaming dan webinar.

Keadaan new normal membuat manusia tidak punya pilihan untuk beradaptasi dengan berkomunikasi melalui layar. Dengan tujuan utama pencapaian dari target yang sudah direncanakan bisa tercapai. Adaptasi ini tentunya tidak mudah. Komunikan dan komunikator harus struggle dalam menyampaikan pesan dan menerima pesan dengan banyak gangguan, seperti koneksi internet yang kurang stabil dan kurangnya kuota internet. Menurut data dari Hubspot, 20% kendala pada komunikasi dari layar adalah kurangnya komunikasi dan kolaborasi, 20% adalah kesendirian, 18% kendala pada internet, dan 12% gangguan dari rumah.

Sumber: Hubspot
Sumber: Hubspot

Jika melihat sisi positifnya, komunikator dituntut untuk menjadi lebih kreatif dalam menyampaikan pesannya. Secara otomatis skill komunikasi pada komunikator di masa new normal ini menjadi lebih ter-upgrade lagi dari sebelumnya.

Social media pun juga mempunyai imbas yang significant di masa new normal. Social media juga tidak hanya untuk digunakan oleh individu tetapi juga dimanfaatkan oleh brand.

Bisa dikatakan berkomunikasi di social media bukan kebutuhan individu di masa new normal ini, tetapi telah menjadi kebutuhan brand untuk terus berhubungan dengan konsumennya.

Dari survei Japat pada semester ke 2 di 2020, 84% kebutuhan dari Instagram adalah untuk berkomunikasi, 77% untuk eksistensi diri, 71% untuk mencari informasi, dan 52% untuk brand engagement. Terbatasnya kegiatan tatap muka di masa new normal telah meningkat untuk membangun  personal branding di digital baik individu maupun brand.

Sumber: Jakpat
Sumber: Jakpat

Menurut Kotler (2009), branding merupakan nama, istilah, tanda, simbol, rancangan atau kombinasi dari semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa atau kelompok penjual dengan untuk membedakannya dari barang atau jasa competitor.

Lambat laun definisi branding semakin berkembang hingga kini, branding didefinisikan sebagai kumpulan kegiatan komunikasi yang dilakukan perusahaan dalam rangka proses membangun dan membesarkan brand. Bagi perusahaan, branding bukan hanya sekedar merek atau produk yang dikenal tetapi juga sebagai image perusahaan secara keseluruhan.

Manfaat dari personal branding diciptakan untuk berkomunikasi di digital adalah untuk bisa menjadi “pemain” dalam dunia kita sendiri. Seperti yang pernah ditulis di media Kumparan.com membangun personal branding akan membuat kita fokus pada kekuatan diri, bukan kelemahan. Karena tujuan dari personal branding adalah menunjukkan keunggulan kita kepada masyarakat dengan identitas kita masing-masing.

Di masa new normal dengan keberadaan social media yang beragam, personal branding mudah diciptakan. Asalkan dengan konsistensi konten yang sudah dibangun image-nya, mengetahui market, kenal dengan competitor, tahu akan kebutuhan penikmat konten kita, maka personal branding yang sudah kita ciptakan bisa mempertemukan kita dengan orang-orang yang sejalan dengan tujuan kita.

Keadaan new normal saat ini bukanlah penghalang kita untuk berkreasi. Dulu sebelum pandemi Covid-19 menghampiri, menikmati konser musik secara online mustahil dilakukan, mengadakan talk show yang menarik via live streaming bukanlah suatu pilihan. Namun, dengan keadaan yang mengharuskan kita jaga jarak, menggunakan fasilitas dan tools digital adalah pilihan utama. Fokuslah pada ide dan eksekusi konten yang mau kita sampaikan, karena manusia adalah makhluk yang cepat untuk beradaptasi.  Namun, dengan keadaan new normal ini, kita juga harus siap dalam mengikuti cepatnya perubahan. AD

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun