Mohon tunggu...
Aldila Dense
Aldila Dense Mohon Tunggu... Editor - Make It Happen

Communication Educator and Branding Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Film

How I Crash Landing on These Movie?

17 Mei 2020   05:35 Diperbarui: 17 Mei 2020   06:35 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
One of the scene Crash Landing on You

Stuck in North Korea
Stuck in North Korea

Dilihat dari media sosial dan dari orang-orang sekitar saya, cara membunuh kebosanan saat di rumah pada masa pandemi ini adalah menonton film seri yang tersedia pada layanan over the top (OTT) seperti Netflix, Iflix, atau Viu. Saya pun melakukan hal yang sama menonton film seri yang sedang populer dan dibicarakan banyak orang yaitu film seri berjudul “Crash Landing on You” yang berasal dari negeri ginseng.

Awalnya saya hanya menunda menonton film ini, karena saya lebih tertarik untuk menonton film-film bergenre thriller atau sci-fi asal negeri Paman Sam. Tapi entah kenapa alam semesta seperti menginginkan saya menonton film tersebut, karena yang membuat saya ingin menonton adalah bahwa film ini menceritakan perempuan yang terjebak di Korea Utara.

Saya langsung penasaran karena saya sangat suka mempelajari budaya daerah atau negara lain, terlebih lagi Korea Utara yang mempunyai sentiment negatif di mata dunia. Ternyata benar dari awal episode sampai episode berikutnya saya tidak pernah berhenti untuk menonton, setiap episode cerita di kemas baik dengan jelas dan detil. Selama 3 hari pada April lalu saya nonstop menonton film dengan total 16 episode ini, yang menunda saya untuk menonton pada saat saya sedang beribadah, bekerja, dan mengerjakan tugas kuliah, he.. he.. he… :D

Menariknya film ini bagi saya adalah menceritakan keseharian kegiatan warga Korea Utara baik yang tinggal di daerah perkotaan atau pedesaan. Misalnya di perkotaan warga Korea Utara harus menggunakan pin di bajunya saat berpergian dengan foto Kim II-Sung dan Kim Jong-il yang mereka adalah kakek dan ayah Kim Jong Un yang pernah menjadi pemimpin Korea Utara,   perempuan tidak boleh memanjangkan rambut sampai di bawah bahu atau memakai rok pendek, tempat hiburan yang ada di kota berdiri atas persetujuan dari pemimpin mereka, siapapun bisa dicurigai mata-mata dan ditodongkan senjata pistol, jadi harus selalu membawa identitas lengkap, setiap lokasi selalu ada slogan yang berpesan untuk membela negara dan pemimpin mereka. Wow!

Keseharian di pedesaan lebih menarik lagi untuk dikulik, listrik dan nyala lampu adalah sesuatu yang berharga, karena ada jadwal mati listrik dan menurut mereka adalah hal biasa, belum lagi sewaktu-waktu ada inspeksi dadakan yang dilakukan oleh pihak perwajib. Internet dan smart phone hanya dimiliki oleh kalangan tertentu, jadi akses komunikasi di luar desa tidak bisa dijangkau oleh warga biasa, maka tidak heran apabila cara hidup dan berpakaian mereka cukup old school. Di saat warga dunia bisa mengakses informasi lebih dari satu screen mereka sama sekali tidak terpapar berita dari dunia luar.

Budaya unik yang dijabarkan lagi adalah untuk perempuan harus mengikat rambut dan tidak boleh tergerai, karena menurut peraturan menggerai rambut adalah simbol kapitalis. Warga Korea Utara cukup sensi dengan Korea Selatan, mereka sama sekali tidak boleh menggunakan produk Korea Selatan, tapi lucunya para pedagang di pasar bisa menjual produk Korea Selatan secara diam-diam dan apabila ketahuan akan ada hukuman tersendiri. Dan jika dilihat warga Korea Utara benar-benar memandang sebelah mata Korea Selatan seperti ada dendam tersendiri. Buat saya sendiri ini hal yang menarik untuk diriset.

Kenapa film ini begitu akurat menceritakan mengenai budaya Korea Utara, karena sebelum film ini diproduksi, si sutradara Lee Jung-hyo dan si penulis naskah Park Ji-eun terlebih dahulu meng-interview pembelot dari Korea Utara salah satunya bernama Kang Nara yang sekarang aktif menjadi YouTuber. Saya juga penasaran apa yang membuat pembelot ini mau berpindah kewarganegaraan, karena informasi dari detik.com untuk keluar dari Korea Utara caranya sangat sulit seperti membayar uang puluhan sampai ratusan juta ke perantara untuk menyebrang dan belum lagi harus menghadapi tentara yang menembaki dari belakang, ck..ck..ck…

Di luar itu, film yang diperankan oleh Hyun Bin dan Son Ye-jin juga mempunyai sinematografi yang bagus dan setiap pemain mempunyai emosi yang manusiawi dan tidak hanya menunjukan cerita cinta saja tetapi juga cerita kehidupan dan adegan action karena persona pemeran utama dan pendukung adalah pasukan khusus Korea Utara. Dari jalan cerita juga menggemaskan, bagaimana menjalani hubungan yang bukan hanya long distance relationship (LDR) tapi dari dua negara yang bermusuhan, karena semakmur apapun mereka tidak bisa berkomunikasi dan bertemu di salah satu negara tersebut. Saya bukan penggemar lagu Korea, tapi saya akui saya suka original soundtrack dari film yang pernah jadi rating tertinggi di TvN ini.

Walaupun film yang tayang di Netflix ini berlatar belakang Korea Utara, tapi syuting yang dilakukan sama sekali tidak di Korea Utara, melainkan di Mongol, Korea Selatan, dan Swiss. Diinfo oleh CNN Indonesia, film “Crash Landing on You” terinspirasi dari insiden yang terjadi pada 12 September 2008, yaitu sebuah kapal yang membawa seorang artis kemudian tidak sengaja terbawa arus hingga zona demiliterisasi Korea Utara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun