Setiap dari kita pernah cemas karena cemas sejatinya adalah 'alarm' yang membantu manusia untuk tetap waspada dalam keadaan bahaya. Cemas juga merupakan hal yang lumrah di masa kini ketika kita menghadapi situasi seperti ujian, wawancara, berbicara di depan umum, atau bertemu orang baru.
Akan tetapi, kecemasan yang berlebihan sudah tidak bisa dikatakan wajar lagi. Cemas menjadi tidak wajar jika dari awal bangun tidur hingga menjelang malam pikiran-pikiran seseorang tertutupi oleh kecemasan. Perasaan takut dan khawatir sudah menghampiri sejak ingin melangkahkan kaki ke luar rumah. Merasa rendah diri dan takut berbuat kesalahan yang belum tentu akan terjadi. Bahkan, merasa tidak mampu untuk mengambil kesempatan positif dalam hidup ataupun sekadar membuat keputusan atas diri sendiri. Bila hal ini terjadi, maka dapat mengganggu keseimbangan dan kestabilan hidup seseorang.
Bagaimana bisa rasa cemas berdampak terhadap keseharian seseorang?
"Saya Kesal Sekaligus Sedih dengan Hidup Saya"
Emosi adalah respons terhadap suatu keadaan atau peristiwa dalam hidup. Kecemasan adalah suatu respons emosi ketika terjadi stres atau tekanan. Kecemasan dapat memainkan emosi seseorang oleh karena situasi tertekan yang tidak bisa dikendalikannya. Ketika kecemasan menghampiri seseorang, berbagai stres mengenai beban hidup, ketakutan, dan kegagalan menutupi pikirannya. Seseorang yang tidak bisa mengendalikan pikirannya mulai menunjukkan emosi-emosi negatif sebagai respons terhadap tekanan. Ketika merasa cemas, seseorang sangat sulit mengontrol emosinya. Seseorang yang cemas bisa saja merasa marah, kesal, sedih, dan gelisah secara tiba-tiba tanpa ada alasan dan peristiwa yang jelas. Berbagai kecemasan yang ada dalam pikirannya membuat dirinya lelah sehingga sangat mungkin terjadi ketidakstabilan emosi.
"Saya Jadi Sulit untuk Tidur"
Kecemasan berdampak pada pola hidup sehat seseorang. Kecemasan adalah salah satu faktor buruk yang dapat menyebabkan seseorang rentan terserang penyakit.