Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Perbedaan Tangisan Putri Sambo dengan Ibunya Brigadir J tentang Anaknya

1 Oktober 2022   20:04 Diperbarui: 1 Oktober 2022   20:06 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terkadang, insan manusia ini baru sadar akan sebuah kesedihan, ketika kesedihan itu datang menghampirinya. Ditampar sendiri oleh kenyataan hidup jauh lebih efektif menyadarkan manusia. Jika hanya dihimbau dan dinasehati, terkadang tidak cukup efektif.

Apakah tangisan Putri Sambo dan kesedihannya akan keterpisahannya dengan anaknya akan melahirkan simpati dan empati kepada ibunya Brigadir J? Lalu dia akan mengaku kesalahan dan perbuatannya di depan persidangan nanti? Atau tidak ada pengaruhnya, artinya bahkan bisa jadi tetap mengarang cerita pembunuhan ini karena pemerkosaan?

Tangisan adalah ekspresi kesedihan dari seorang manusia. Namun dalam proses hukum, seringkali tangisan menjadi satu alat untuk mempengaruhi proses hukum yang sedang berjalan. Misalnya seorang terdakwa menangis di depan hakim dan menyesali perbuatannya yang akhirnya mendapat keringanan hukuman. Tangisan menjadi sebuah strategi pembelaan dan pengurangan hukuman.

Juga dari pihak korban, tangisan menjadi sebuah strategi untuk meyakinkan hakim betapa sedihnya kehilangan korban yang merupakan orang yang dikasihinya.

Seandainya di persidangan nanti, Putri Sambo menangis dan ibunya Brigadir J juga menangis. Tangisan siapakah yang akan lebih meyakinkan hakim untuk mmenjatuhkan hukuman?

Tangisan Putri Sambo  bukan menagisi kematian Brigadir J. Hanya sebuah tangisan untuk anaknya. Tangisan ibunya Brigadir J sudah pasti karena kehilangan anaknya, Brigadir J.

Tangisan putri Sambo bisa melahirkan empati orang atas keadaan anaknya yang masih balita harus berpisah dari ibunya. Tangisan ibunya Brigadir J melahirkan empati karena dia kehilangan anaknya yang meninggal karena diduga dibunuh oleh Sambo dan Putri Sambo.

Putri Sambo selama ini bersembunyi dan dengan alasan trauma belum bisa diperiksa. Banyak orang bersimpati dan empati. Perlu didampingi psikolog. Juga didampingi komnas perempuan. Juga sangat dikejar Komnas HAM. Ibunya Brigadir J tidak didampingi psikolog. Polisi dan penyidik sekana hanya memngurus pelaku, sementara korbannya diabaikan. Inilah ketidak adilan itu.

Ternyata tangisan tentang satu peristiwa bisa berbeda. Kematian Brigadir J telah melahirkan tangisan kehilangan anak bagi ibunya. Sementara Putri Sambo yang diduga ikut membunuhnya melahirkan tangisan karena dia masuk penjara dan berpisah sementara dengan anaknya.

Perbedaan tangisan itu sangat besar. Tangisan kehilangan anak dan tangisan berpisah sementara dengan anaknya karena masuk penjara. Tangisan, oh tangisan. Kesedihan, oh kesedihan. Perjalanan hidup tidak pernah lepas dari tangisan dan kesedihan. Mari kita jalani saja. Menikmati kesedihan dan memaknai tangisan. Perlu diingatkan, dalam menilai tangisan, hati-hati dengan air mata buaya.

Salam Tangisan ibu tentang anaknya.

Aldentua Siringoringo.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun