Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Misi Jokowi, Diplomasi Edukasi dan Pahlawan Perdamaian

29 Juni 2022   06:56 Diperbarui: 30 Juni 2022   18:19 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pahlawan perdamaian.

Mungkin menganggap dan  mengangkat wibawa Zelensky dan Putin sangat diperlukan. Jika perlu, G20 bisa menyematkan status pahlawan dan piagam penghargaan perdamaian kepada Zelensky dan Putin, jika mereka mau menghentikan perang.

Negara-negara berkembang juga bisa memberi apresiasi kepada Zelensky dan Putin sebagai penyelamat ekonomi negara berkembang. PBB juga patut memberi apresiasi dan penghormatan kepada kedua pemimpin negara yang mau berdamai tersebut. Hadiah Nobel  perdamaian juga perlu dipertimbangakan untuk diberikan.

Jika Zelensky dan Putin membayangkan apresiasi dan penghormatan yang akan mereka terima sangat besar, jika mereka berhenti perang dan berdamai, kemungkinan menghentikan perang  besar peluangnya.

Posisi Jokowi yang tidak memberikan bantuan senjata ke Ukraina dan tidak mendukung invasi Rusia ke Ukraina membuat posisi netral dan tidak memihak. Dengan posisi netral dan tidak memihak ini tentu akan memudahkan Jokowi untuk meyakinkan kedua pemimpin ini.

Diplomasi edukasi dan upaya motivasi apresiasi dan penghargaan yang akan mereka terima diharapkan bisa membawa keberhasilan misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia.

Kita sebagai bangsa Indonesia tentu akan bangga, jika Presiden RI bisa mendamaikan dua bangsa yang sedang berperang dan membawa dampak besar ke dunia ini. Apa yang dilakukan Presiden jokowi dan Menlu kita patut kita apresiasi dan dukung. Inisiatif dan upaya melakukan misi perdamaian ini menjadi secercah harapan dalam kegelapan.

PBB gagal mendamaikan Ukraina dan Rusia. Tidak ada yang berinisiatif mendamaikannya lagi. Seluruh kekuatan besar dan bangsa besar ikut terlibat dalam perang Ukraina dan rusia. AS, NATO dan Uni Eropa terlibat. Lalu, siapa lagi yang diharapkan bisa mendamaikan dua bangsa yang berperang ini?

Terlepas dari kepentingan G20, kita sebagai bangsa juga terkena dampak perang Ukraina-Rusia. Lalu, apakah secara subjektif juga kita patut mendukung misi perdamaian Jokowi ini? Tidakkah seharusnya kita bangga atas upaya dan inisiatif misi perdamaian di tengah kebuntuan Perang Ukraina-Rusia?

Penulis bangga kepada misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia. Apapaun hasilnya, setidak-tidaknya usaha sudah dilakukan. Lebih baik menyalakan lilin kecil, daripada mengutuk kegelapan saja. Jokowi menyalakan lilin kecil untuk perdamaian di tengah kegelapan peperangan yang tak kunjung usai antara Ukraina--Rusia.

Mana tahu lilin kecil ini akan memotivasi orang yang memiliki lilin atau lampu bisa membawanya ke dalam kegelapan perang ini. Kegelapan akan bisa dikalahkan, ketika lilin-lilin kecil menyala dan lampu bersinar. Sambil menunggu matahari perdamaian muncul dan menyinari kegelapan perang Ukraina-Rusia. Semoga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun