Mohon tunggu...
Aldentua S Ringo
Aldentua S Ringo Mohon Tunggu... Pengacara - Pembelajar Kehidupan

Penggiat baca tulis dan sosial. Penulis buku Pencerahan Tanpa Kegerahan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Orang Korea Tergila-gila dengan Musik Etnik Indonesia

16 Juni 2020   08:54 Diperbarui: 16 Juni 2020   09:34 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Ketika Orang Korea Tergila-gila Dengan Musik Etnik Indonesia.

Catatan dan Kenangan Delegasi Indonesia dalam acara ASEAN WEEK 14-16 Juni 2019. (seri-1)

Orang Indonesia tergila-gila dengan Korea itu soal biasa. Bagaimana band Pop Korea dan drama Korea atau drakor telah menguasai hajat selera orang Indonesia.  Mulai dari anak kecil sampai remaja, pemuda dan bahkan ibu-ibu dan nenek ada yang menyukai darama Korea. K-Pop dan budaya korea menyebar ke seluruh penjara dunia dengan dukungan perusahaan Korea.

Nah kejadian di Seoul Korea tanggal 14-16 Juni 2019 adalah kebalikan dari apa yang diutarakan diatas. Orang Korea tergila-gila dengan musik etnik Indonesia.  ASEAN WEEK adalah kegiatan pesta budaya tingkat dunia yang diselenggarakan ASEAN Korea Centre dalam rangka memperingati 30 tahun hubungan ASEAN dengan Korea dan perayaan 10 tahun terbentuknya ASEAN-Korea Centre.

Setiap negara ASEAN dan Korea wajib menampilkan musik dan budaya masing-masing dengan durasi waktu yang sudah ditentukan. Setiap negara, ada 10 negara ASEAN yang mengirim timnya, wajib mengirim proposal pertunjukan yang mau ditampilkan serta video tantang negara dan budayanya.

Setelah melalui segala proses dengan lima instansi interdep, maka Komunitas Gondang Saurdot terpilih menjadi delegasi Indonesia dengan membawa Gondang dan Tortor Batak. Harus mengandung unsur musik dan tari. Komunitas Gondang Saurdot dibentuk tahun 2015 yang melatih anak-anak dan pemuda belajar alat musik tradisional Batak. Lebih jauh tentang Komunitas Gondang Saurdot, kelak akan kami tuliskan tersendiri di artikel lain.

Dianggap remeh.

Kami berangkat dari Jakarta tanggal 12 Juni 2019 mala. Tiba di Seoul pagi hari tanggal 13 Juni 2019. Siang harus latihan panggung, karena selama tiga hari akan tampil tiap hari dari tanggal 14-16 Juni 2019. Ketika mendarat di bandara, kami dijemput panitia yang sangat professional dan teratur rapi.

Segala alat musik yang akan dipakai di panggung, mereka yang membawa dengan mobil tersendiri. Para delegasi masuk ke dalam bus yang sudah disediakan. Perserta delegasi Indonesia dari Komunitas Gondang Saurdot terdiri dari anak-anak SMP, SMA dan mahasiswa, belum ada yang bekerja. Dan komunitas ini bukan professional, namun permainannya yang profesional dan menarik hati penonton.

Delegasi beberapa negara bersama-sama kami naik satu bus besar. Cara mereka memandang anak-anak delegasi Indonesia seperti anggap remeh dan kesan sombong. Mungkin mereka berpikir, apa yang bisa dipertunjukkan anak-anak seperti ini. Saya sebagai ketua delegasi mencoba berbincang dengan delegasi lain, namun seperti menghindar.

Dari panitia kami memperoleh kabar, bahwa delegasi negara lain dari ASEAN itu, ada yang sudah beberapa kali tampil di Seoul dan negara lain. Mereka rata-rata adalah seniman professional dan dibina lembaga kebudayaan negara. Saya jadi maklum. Ketika latihan juga banyak yang anggap remeh  melihat para anak-anak delegasi Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun