Bukan kedudukan yang membuat kita bahagia. Bahagia ketika logika, emosi dan spiritual kita berjalan selaras. Walaupun ada virus corona, kehidupan normal baru, mari kita berbahagia dengan menikmati dan mensyukurinya.
Ayo, mari kita buat diri kita bahagia, jangan mengharapkan ada orang yang membahagiakan kita. Jika kita membangun sikap-sikap tertentu dalam diri, seperti bersyukur, berterimakasih, menikmati hidup apa adanya, berpikir positif, peduli, berbagi dan memberi, itu berarti kita sedang membangun kebahagiaan diri.
'Selamat berbahagia bagi kita semua'. Itu disambung ya. Kalau hanya selamat berbahagia, anda pikir anda menjadi pengantin lagi. Karena 'selamat berbahagia' saja itu untuk pengantin baru. Jadi sekali lagi 'selamat berbahagia bagi kita semua', walaupun sedang  beradaptasi dengan kebiasaan baru, normal baru di era pandemi Covid-19..
Terima kasih dan salam hangat.
Aldentua Siringoringo.