Ada  berita menarik dari Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa Barat (detiknews, 10 Juni 2020 pkl 11.38).
Para Penderita Gangguan Jiwa atau yang disebut Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) menjalani rapid test. Mereka dibawa dari Panti Aura Welas Asih (AWA) ke Puskesmas Pelabuhan Ratu Sukabumi.
Semula mereka tidak mau masuk ke ruang pemeriksaan karena melihat tenaga kesehatan (Nakes) memakai Alat Pelindung Diri (APD). Alasan mereka takut dibawa ke bulan. Karena mereka melihat Nakes seperti Astronot yang terbang ke bulan. Setiap orang membutuhkan waktu periksa 15-20 menit. Ini waktu terlama untuk rapid test.
Ada lagi yang mengepalkan tangannya, takut darahnya diambil banyak atau berliter-liter. Pemandangan ini pasti lucu. Para  Nakes yang memeriksa tersenyum melihat tingkah para ODGJ tersebut.
Penulis juga semula tersenyum di kulum membaca berita tersebut. Dan akhirnya ketawa meledak. Kenapa? Pengalaman pernah ke Rumah Sakit Jiwa terngiang kembali.
Ketika mahasiswa, kami mempunyai tim pelayanan ke Rumah Sakit Jiwa. Kunjungan rutin, jadi kami bisa melihat perkembangan pasien rumah sakit tersebut.
Pertama kali datang, kami kaget dengan sambutan para ODGJ tersebut. Sambil melotot melihat kami, seorang penderita mengatakan, "Kamu gila ya?" Kami berempat yang datang saling memandang serius. Takut tersenyum. Pendamping kami menenangkan kami, "Itu hal biasa," katanya
Kami masuk ke ruang pertemuan, ada lagi yang mengatakan dari ODGJ tersebut, "he..hehe..datang orang gila," katanya sambil tertawa terbahak-bahak. Kami kaget lagi. Tapi itu hanyalah kekagetan awal dalam kunjungan pertama.
Setelah beberapa kali kami datang ke tempat tersebut, kami menjadi kebal dengan sebutan orang gila tersebut. Dalam hati memang kesal, 'dasar orang gila, bilang kita yang gila,' seperti maling teriak maling lah ini, pikirku.
Berselang beberapa lama kunjungan kami, salah seorang yang menyapa kami dalam kunjungan pertama tidak lagi menyebut kami gila. Saya perhatikan dia sedang menggosok gigi dengan memakai odol.
Saya tanya ke pendamping kami, kenapa dia tidak menyebut kami gila. Sang pendamping menjelaskan bahwa dia sudah mulai membaik dan kesehatan jiwanya sudah hampir normal.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!