Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Guru - Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

"ATM Sampah" Ide Kreatif Untuk Kota Bersih

6 Agustus 2014   05:25 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:19 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ide ini baru terpikir sore tadi, kala melihat para "pasukan kuning" yang baru datang ke komplek kami. Sudah empat hari lebih mereka tak masuk ke komplek kami padahal iyuran kebersihan sebesar Rp. 30 ribu/bulan rutin kami setor lewat RT untuk disetorkan ke mereka. Akibat kelalain mereka sampah menumpuk di tempat sampah di depan rumah, ada yang disangkutkan dipagar, dipohon mangga dan sebagainya.

Warga komplek kami memang rada-rada pemalas juga untuk membuang sampah langsung ke bak sampah yang disediakan di luar komplek di pinggir jalan besar, alasannya barangkali karena mereka sudah rutin bayar tiap bulan ngapain lagi capek-capek buang sampah ke luar. Ada benarnya juga sih. Namun, dengan begitu ketika petugas nya lalai tak masuk komplek beberapa hari seperti kemaren, jalan komplek menjadi bau dan banyak lalat. Polusi udara yang kita buat sendiri. Lingkungan menjadi tak nyaman dan tak sehat lagi.

Melihat fenomena ini saya berpikir bagaimana caranya menarik minat masyarakat agar rajin membuang sampah pada tempat-tempat yang disediakan. Agar warga-warga tidak lagi suka membuang sampah sembarangan di pinggir jalan, agar "pasukan kuning" bisa terbantu untuk membersihkan kota, sehingga tidak perlu harus selalu  kekeliling kota masuk komplek keluar komplek dari subuh hingga malam untuk membersihkan kota dari sampah-sampah yang kian hari kian terus bertambah sesuai pertumbuhan kota.

Salah satu ide yang terpikir oleh saya membuat "ATM Sampah". Bak-Bak Sampah yang banyak disediakan pemerintah  di pinggir jalan bisa diganti atau divariasikan dengan ATM Sampah.  Layak "mesin uang" ATM yang ada di bank dan mall, alangkah bagusnya bak sampah dibuat seperti itu. Kalo mesin ATM, kita memasukkan kartu untuk mengambil uang kita yang kita disimpan di bank, maka dengan "ATM Sampah" kita memasukkan sejumlah sampah ke bak sampahnya, kemudian keluar uang dari "ATM Sampah" tersebut. Besaran uang yang kita terima disesuaikan dengan jumlah sampah dan kualitas sampah yang kita masukkan. Menarik bukan? Bayangkan buang sampah bisa dapat uang! hehe

Tentu merancang dan membuat alat ini membutuhkan modal besar dan orang-orang yang mengerti teknologi untuk membuatnya. Apakah nanti bak sampahnya dilengkapi sensor, neraca, dan lain-lain untuk melihat jenis sampah dan menimbang volomenya untuk diganti dengan sejumlah uang dari mesin ATM Sampahnya. Saya yakin dengan begitu akan banyak warga tertarik membuang sampahnya ke "ATM Sampah" tersebut. Nah, sampah-sampah itu bisa juga diolah langsung di mesin itu misal langsung diolah jadi pupuk organik atau kompos dan lain sebagainya, atau bisa juga dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir seperti yang sudah-sudah.

Andai saja "ATM Sampah" ini bisa terlaksana tentu akan besarnya dampaknya bagi "kesadaran" warga buang sampah pada tempatnya.  Walau kesadaran itu baru sebatas karena harap dengan uangnya namun yang jelas pasti akan membantu untuk membuat kota menjadi bersih dan nyaman.

Ini hanya ide gila saja, jika ada yang mau mencoba  membuatnya dipersilakan. Semoga ada yang "berani" mewujudkan ide gila ini. Ingat sesuatu yang besar biasanya datang dari hal yang kadang kita anggap gila dan remeh temeh...hehe

Salam Sehat Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun