Mohon tunggu...
Mustafa Kamal
Mustafa Kamal Mohon Tunggu... Seorang akademisi di bidang kimia dan pertanian, penyuka dunia sastra dan seni serta pemerhati masalah sosial

Abdinegara/Apa adanya

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sampai Kapan Wajah Penjahat Harus Ditutup-tutupi?

17 April 2014   19:51 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pelaku kejahatan seperti kejahatan seksual, pembunuh, perampok dan sebagainya sering kali oleh media dan pihak kepolisian wajah mereka ditutupi atau dilarang diperlihatkan ke publik dengan alasan HAM. Terutama pada kasus kejahatan seksual selalu wajah pelakunya ditutup-tutupi.

Pelaku kejahatan seksual atau kejahatan apa saja seharusnya wajahnya diperlihatkan ke publik agar publik mengenal pelaku, siapa tahu dengan memperlihatkan wajahnya ke publik muncul pengaduan baru dari kejahatan-kejahatan lain yang dilakukannya.

Kemudian juga jika masyarakat mengetahui siapa pelakunya, apabila kelak pelaku bebas dari hukuman, masyarakat bisa selalu waspada. Sebab sering terjadi pelaku kejahatan setelah lepas dari hukuman sering mengulang kembali perbuatannya.

Dengan memperlihatkan wajah mereka ke publik selain memberikan shock terapy tidak saja bagi pelakunya tentu juga bagi keluarganya.  Sehingga kedepan, setiap keluarga di negeri ini semakin awas dan peduli terhadap anggota keluarganya. Jika tidak ingin menanggung malu sekeluarga, setiap keluarga tentu akan memperhatikan benar tindak tanduk anggota keluarganya. Sehingga jika ada "kelainan" bisa cepat diatasi.

Hukuman diarak keliling kampung yang sering dilakukan oleh masyarakat sejak zaman dahulu terhadap pelaku kejahatan yang ditangkap, terbukti ampuh membuat kampung tersebut aman dari kejahatan.  Mengapa tidak coba diterapkan kembali?

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun