Mohon tunggu...
Albert William
Albert William Mohon Tunggu... Universitas Ma Chung

Suka menambah skill

Selanjutnya

Tutup

Financial

Hidup Tanpa Tunai, Hidup Lebih Terkendali?

19 Oktober 2025   16:00 Diperbarui: 19 Oktober 2025   15:38 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Foto Bingung Cashless Payment, Sumber: Chatgpt)

Beberapa tahun terakhir, gaya hidup cashless menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian masyarakat modern. Dari membeli kopi pagi hingga membayar ojek online, semua bisa dilakukan hanya dengan memindai kode QR. Kehadiran dompet digital dan aplikasi pembayaran membuat kita semakin mudah bertransaksi tanpa harus repot membawa uang tunai.

Pergeseran ini bukan sekadar tren teknologi, tetapi juga mencerminkan perubahan pola perilaku ekonomi masyarakat. Transaksi non-tunai di Indonesia terus meningkat setiap tahun, terutama setelah pandemi yang mempercepat digitalisasi keuangan. Menurut data Bank Indonesia, nilai transaksi uang elektronik mencapai lebih dari Rp 400 triliun pada 2024, meningkat signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.

Namun, di balik kemudahan dan efisiensi tersebut, muncul pertanyaan menarik: apakah sistem tanpa uang tunai justru membuat kita lebih bijak atau lebih boros? Banyak orang merasa lebih mudah mengeluarkan uang karena tidak lagi "melihat" fisik uang yang berkurang. Psikolog keuangan menyebut fenomena ini sebagai "pain of paying" rasa "sakit" saat membayar tunai kini menghilang, sehingga pengeluaran cenderung meningkat.

Meskipun begitu, tidak semua dampaknya negatif. Transaksi digital juga membantu kita untuk lebih sadar akan keuangan pribadi. Setiap pembayaran terekam secara otomatis dalam riwayat transaksi, memudahkan proses evaluasi dan pencatatan pengeluaran. Dengan data tersebut, pengguna bisa melihat pola konsumsi dan mulai mengontrol kebiasaan boros yang tidak disadari.

Berdasarkan survei Bank Indonesia tahun 2024, 67% masyarakat merasa lebih mudah mencatat pengeluaran karena transaksi digital meninggalkan jejak data otomatis. Artinya, dompet digital tidak hanya sekadar alat pembayaran, tapi juga bisa menjadi alat literasi keuangan yang efektif jika digunakan secara disiplin dan konsisten.

Lebih jauh lagi, gaya hidup cashless membuka peluang untuk membangun sistem keuangan yang lebih transparan dan efisien. Pemerintah dan lembaga keuangan dapat memantau tren konsumsi masyarakat secara lebih akurat, sementara pelaku usaha bisa mengelola keuangan bisnisnya tanpa repot menghitung uang tunai setiap hari.

Di sisi lain, tantangan tetap ada. Risiko seperti penipuan digital, pencurian data pribadi, dan penyalahgunaan transaksi menjadi ancaman nyata dalam ekosistem tanpa uang tunai. Itulah mengapa literasi digital dan keamanan finansial menjadi dua hal yang tidak bisa dipisahkan dari perkembangan teknologi keuangan.

Masyarakat perlu membangun kebiasaan untuk memeriksa transaksi secara rutin, mengaktifkan fitur keamanan berlapis, dan menggunakan dompet digital dari penyedia layanan yang terpercaya. Dengan cara itu, kemudahan cashless tidak berubah menjadi celah kerugian.

Selain keamanan, pengendalian diri juga memegang peran penting. Banyak pengguna yang terjebak pada godaan promo, cashback, atau diskon dadakan yang sering kali mendorong konsumsi berlebihan. Padahal, kebijakan finansial yang sehat menuntut kemampuan untuk membedakan antara kebutuhan dan keinginan agar keseimbangan keuangan tetap terjaga.

Akhirnya, hidup tanpa uang tunai bisa menjadi langkah besar menuju kendali finansial yang lebih baik, asalkan kita mampu menyeimbangkan kenyamanan teknologi dengan kesadaran diri dalam mengatur pengeluaran. Dengan demikian, cashless bukan hanya soal kepraktisan, tetapi juga cerminan kedewasaan dalam mengelola keuangan pribadi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun