Selain tugu batu ini tidak banyak peninggalan yang ada di sekitar desa ini. Hasil penelitian hanya ada lingga yoni yang pada pagi itu saya tidak berhasil menemukannya.
Keberadaan tugu ini memang masih menyisakan misteri. Tidak hanya di Sebani dan Mentoro, tugu batu juga ada di Trowulan.Â
Tepatnya di belakang pendopo agung. Yang sekarang tempatnya berada di tengah kuburan.
Batu ini juga menimbulkan berbagai persepsi, ada yang mengatakan batu yang ditancapkan oleh Patih Gajah Mada.
Ada juga yang mengatakan bahwa ini merupakan tali pengikat gajah, kendaraan raja pada waktu itu.
Bisa jadi batu-batu ini semacam menhir, peninggalan masa prasejarah. Peninggalan jauh sebelum Majapahit ada. Peninggalan pada masa peradaban purba.
Ataupun ini hasil karya orang kalang, penduduk asli pulau jawa. Yang berkulit hitam, tinggi, kuat dan "brangasan". Akan tetapi mempunyai kemahiran memahat batu. Majapahit masih menggunakan jasa mereka untuk membangun candi-candi.
Mereka pada akhirnya menyingkir ke hutan-hutan. Menjadi penjaga kelestarian hutan sekitar majapahit.
Namun ini hanya pendapat saya pribadi. Karena melihat bentuknya mirip seperti yang ada di Gunung Padang, hanya saja ditancapkan secara vertikal. Dengan sedikit sentuhan untuk menghaluskan.Â
Tentunya masih memerlukan penelitian yang mendalam.