Mohon tunggu...
albarian risto gunarto
albarian risto gunarto Mohon Tunggu... saya datang saya lihat saya lalui saya tulis

bapak-bapak yang suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Baru Pertama Kali Mendaki? Cobalah ke Puthuk Siwur (1429 MDPL)

30 Agustus 2022   13:11 Diperbarui: 31 Agustus 2022   07:27 6338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalur tangga seribu (kurang/lebih) (dok.pri)

Menuju Puthuk Siwur

Puthuk Siwur yang artinya Bukit Gayung, terletak di sebelah Gunung Pundak. Di kawasan wisata Claket, Pacet, Mojokerto. Ketinggiannya 1429 Mdpl. Sudah menarik perhatian kami untuk mendaki disini sejak sepulang dari Gunung Pundak beberapa bulan yang lalu.

Walaupun satu kawasan ternyata beda pengelolanya. Jika Gunung Pundak dikelola oleh Tahura R. Soerjo, Puthuk Siwur dikelola Perhutani melalui LMDH setempat.

Minggu 29 Agustus 2022, yang merupakan hari libur terakhir di bulan kemerdekaan ini, ternyata menjadi hari puncak perayaan HUT Ke 77 Proklamasi Kemerdekaan RI. Masyarakat yang sudah 2 tahun terakhir ini tidak  merayakan kemerdekaan tidak mau kehilangan momen bulan spesial. -entah karena janjian atau baru sempat- di beberapa titik, ada acara akbar jalan sehat sekaligus karnaval.

Akibatnya sudah bisa ditebak, macet , perjalanan yang biasanya dari Kota Santri ke kawasan wisata Pacet Mojokerto antara 45 menit sampai 1 jam molor menjadi 2 jam. Matahari sudah tinggi ketika kami memarkir 2 mobil di pingir jalan didepan pos pendaftaran pendakian Puthuk Siwur.

didepan posko  (dok. ASPALA)
didepan posko  (dok. ASPALA)
Yang ada difoto: Kanan : Mbak Atik, Zidan (Anak SMA), Mbak Evva (Runner), Pak Rojikin; Tengah: Mas Huda, Kaji Andik (Runner), Mas Hadi, Camelia; Kiri: Mas Eko, Mas taufik, Mas Ilham, Attila(Anak SD) dan Saya. Tiga Belas orang yang mempunyai tujuan dan waktu luang yang sama untuk mencapai Puthuk Siwur 1429 Mdpl. Ada tambahan 6 orang lagi setelah pendakian terakhir di Gunung Bekel  31 Juli lalu.

Perjalanan Se-helaan Nafas

mulai mendaki dengan santai (dok.pri)
mulai mendaki dengan santai (dok.pri)

Cuaca cerah ketika kami selesai berdoa dan mulai melangkahkan kaki melewati gapura selamat datang. Dibawah rindangnya pepohonan masih menyusuri jalan setapak bersama-sama. Kemudian Tiga Anggota Tim yang memang sudah bersiap untuk Trail Run mulai melangkahkan kaki lebih cepat untuk berlari. Sepuluh orang tetap dengan irama jalan kaki.

Karena jalan yang relatif landai dan hutanpun mulai berganti dengan pohon-pohon pinus, tak terasa Selfie Area sudah ada didepan mata. Selfie area ini merupakan sekumpulan batu dengan satu yang paling besar dan tinggi. Posisinya yang ada dilereng, maka ketika berdiri di batu tersebut seolah-olah sedang berada dipuncak bukit.

tempat selfie, kalau foto pas pulangnya (dok.pri)
tempat selfie, kalau foto pas pulangnya (dok.pri)

Hanya berhenti untuk menghirup nafas panjang, kami kembali meneruskan perjalanan. Masih dengan vegetasi yang sama namun jalur sudah berubah dengan potongan pinus yang disusun menjadi tangga.

Jalur tangga seribu (kurang/lebih) (dok.pri)
Jalur tangga seribu (kurang/lebih) (dok.pri)

Tangga panjang tersebut berujung pada sebuah camping ground. Sebuah area datar di hutan pinus yang nyaman untuk camping. Disini kita akan kembali menemui sekumpulan batu, seperti diarea selfie dan sepanjang perjalanan. Namun yang disini sudah di modif dengan diberi gazebo diatasnya.

Di camping ground ini ada warungnya, jika terlupa air atau bahan makanan beli saja disini. Ada juga pancuran air untuk mengisi botol kosong.

Camping Ground Pinus Gragal, bisa istirahat sebentar. (dok.pri)
Camping Ground Pinus Gragal, bisa istirahat sebentar. (dok.pri)

Hawa yang sejuk seiring kabut yang mengiringi perjalanan, membuat rasa lelah seolah tidak terasa, hanya nafas yang semakin cepat keluar masuk melalui mulut.

Selepas dari Pinus Gragal yang ternyata berada di pinggiran hutan. Vegetasi berubah menjadi terbuka dengan ilalang dan semak. Pohon-pohon tumbuh berjauhan hingga terasa lebih lapang.

Kumpulan-kumpulan batu kembali akan banyak kita temui. Bahkan salah satu ada terlihat seperti ditata menyerupai punden berundak. Inilah yang pembeda di Jalur Puthuk Siwur. Banyak kumpulan-kumpulan batu yang entah hasil hasil cipta rasa karsa manusia atau memang murni buatan alam.

tempat selfie alamiah (dok.pri) 
tempat selfie alamiah (dok.pri) 

Batu-batu ini, bisa menjadi pilihan tempat selfie yang alami. Pengelola tidak perlu repot membuat tempat selfie artifisial yang kadang malah menjadi polusi pemandangan alam.

Setelah sekitar 45 menit berjalan, akhirnya sampai di Goa Bebek,  yang merupakan kumpulan batu dan sebuah gazebo besar didirikan disitu. Sambil istirahat bisa berfoto-foto di area tersebut. Dari sini jika kita menengok keatas, akan samar-samar terlihat bendera dari Puncak Puthuk Siwur.

gazebo di gua bebek (dok.Aspala)
gazebo di gua bebek (dok.Aspala)

Agak lama namun tidak terlalu lama beristirahat disitu. Suasananya yang syahdu, berkabut dan tidak panas, sangat melenakan, menghadirkan zona nyaman. Namun karena tempat ini sangat terbuka, akan berbeda jika cuaca cerah, kelihatannya sengatan matahari bakal cukup terasa.

Kembali kami mencangklong tas masing-masing untuk segera bergerak, sebelum zona nyaman alias rasa malas datang. Menyusuri jalan setapak yang semakin menanjak, sesekali berpapasan dengan pendaki yang turun.

Kabut yang makin tebal, suara-suara burung yang bersahut-sahutan, hutan yang lebat nan basah membuat susana mistis tercipta. Pikiran, nafas dan tenaga yang sudah tidak selaras membuat kami makin banyak berhenti untuk kalibrasi.

Hanya sebentar melewati kelebatan hutan tropis ini, setelah itu kita akan kembali masuk ke hutan homogen dengan tumbuhan pohon cemara. Kami bertemu dengan Dua dari Tiga Orang anggota rombongan yang naik dengan berlari. Mereka akan turun sampai di titik awal untuk kemudian naik ke puncak kembali, menjalani loop ke 2.

Warna warni tenda dan kesibukan para pendaki menyambut ketika menginjakan kaki di sekitar puncak Puthuk Siwur ini. Seperti biasa, sebagai tim penyapu saya datang paling akhir diantara rombongan. "yah kalo nyari gunung sing duwur lah..mosok sakmene maneh" kata kata manis meluncur dari si Thole, anggota rombongan termuda, yang belum lulus SD. Saya pun hanya tersenyum sambil ikut foto di rombongan yang telah datang duluan. 

Puncak Puthuk Siwur 1429 Mdpl. (dok.Aspala)
Puncak Puthuk Siwur 1429 Mdpl. (dok.Aspala)

Seperti biasa, ritual di puncak sarapan dan makan bekal. Untuk kali ini kami agak lama berada disini. Berharap kabut agar segera pergi sehingga  bisa melihat pemandangan di sekitar. Selain itu juga menunggu dua orang anggota rombongan yang akan naik lagi.

persiapan sarapan. (dok.Aspala)
persiapan sarapan. (dok.Aspala)

Setelah sekitar 1 jam lebih kami menunggu ternyata kabut tidak pergi juga. Pun Dua orang yang ditunggu juga belum ada tanda-tanda akan datang. Dengan berat hati  akhirnya diputuskan kembali turun.

Belum lama  turun, sudah ketemu dengan dua orang tersebut yang sudah hampir ke puncak kedua kalinya hari itu.

Kami tetap turun, yang dua orang tetap naik. Perjalanan turun memang lebih cepat tapi waktu dengan waktu tempuh lebih lama. Karena sambil menyempatkan dulu foto-foto ditempat yang ketika berangkat belum berfoto.

Tepat 12.24 WIB semua anggota rombongan sudah berkumpul kembali di basecamp pendakian. Ketika turun rombongan terpecah menjadi 3 kloter. Kloter pertama adalah dua cowok junior anak kelas 6 SD dan anak SMA yang turun berlari tanpa istirahat. Kloter ke 2 tentunya para pelari yang menyalip di Camping Ground Pinus Gragal. Kloter ke 3 adalah sisanya yang jalan kaki santai sambil berfoto ditempat eksotis yang terlewat ketika naik.

sudah sampai di base camp lagi (dok. pri)
sudah sampai di base camp lagi (dok. pri)

Tentang Jalur Pendakian Puthuk Siwur

Peta Pendakian (dok.pri)
Peta Pendakian (dok.pri)

Di jalur ini tidak bangunan Pos, jadi yang kami gunakan sebagai patokan adalah point yang disebutkan di Peta.

Start awal dari Pos Pendakian melewati Gapura (990 Mdpl)  adalah Jam 08.29 WIB

Sampai di Selfie Area/ Panggung Selfie (1056 Mdpl) Jam 08.41 WIB

Sampai di Camping Ground Pinus Gragal (1185 Mdpl)  Jam 08.52 WIB

Sampai di Goa Bebek (1293 Mdpl) Jam 09.12 WIB

Sampai di Puncak Puthuk Siwur (1429) Jam 09.54 WIB

Sampai kembali di Pos Pendaftaran (990 Mdpl) Jam 12.24 WIB

Jika di puncak jangan heran, kenapa tiang bendera dan papan penanda puncak, tidak ditaruh di bukit disebelahnya yang sedikit lebih tinggi. Itu karena bukit tersebut sudah masuk di kawasan Tahura.

Biaya Pendaftaran Per orang Rp 10.000,-/Orang

Parkir Rp 5.000,- /Mobil

Biaya ini mungkin bertambah jika anda melewati pintu masuk kawasan wisata pemandian air panas pacet, kira-kira Rp 15.000,-/Orang. Jika melewati pintu kawasan yang sebelah timur tinggal keberuntungan anda. Kebetulan ketika kami datang, loket masih tutup jadi bisa Gratis.

Pendakian Puthuk Siwur ini cocok bagi pendaki pemula, bahkan mungkin orang yang belum pernah mendaki sekalipun. Cocok juga untuk melatih anak-anak, ketika istirahat di puncak, saya melihat beberapa anak yang mungkin masih usia TK atau PAUD bermain dengan gembira disitu.

Tempat yang tepat untuk "melarikan diri" atau meditasi sejenak untuk melemaskan otot kepala. Tidak perlu bawa bekal yang banyak, toh disana juga ada warung.

Konon pemandangannya indah dengan unggulan view Gunung Penanggungan, tapi kami kurang beruntung hari itu karena kabut mengikuti kami sejak di hutan pinus. Sampai di puncak, kabut bercampur mendung semakin tebal menyelimuti.

Jarak yang kami tempuh dengan jalan kaki santai berdasarkan aplikasi Relive adalah 5,4 Km PP, dengan titik tertinggi 1429 Mdpl, dalam waktu  4 jam. Sedangkan para runner berdasar aplikasi Strava waktu berlarinya total 2 Jam 18 Menit. Secara riil ditambah istirahat waktu tempuhnya 3 jam untuk 2 Loop (2 kali PP).

Disini tidak ada tempat parkir mobil. Jika membawa mobil, parkir di sepanjang jalan di depan posko pendaftaran. Pastikan mencari ganjalan berupa batu, karena kondisi jalan yang berupa tanjakan dengan elevasi yang tinggi.

Menuju puncak gunung, bisa dilakukan dengan berbagai cara, bisa dengan lari, jalan kaki tektok maupun dengan ngecamp. Punya kelebihan dan kekurangan, tergantung kesukaan dan kekuatan masing-masing.

Jangan buang sampah sembarangan, bawa turun sampahmu.

Selalu registrasi ketika mendaki dimanapun. dan ingat pesan ditulisan tersebut(dok.pri)
Selalu registrasi ketika mendaki dimanapun. dan ingat pesan ditulisan tersebut(dok.pri)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun