Sampai pondok langsung tidur. Lelah. Sebagaian energi sudah terkuras. Untuk lari mengejar mobil.
//
X ini juga sering nangis. Sedikit-sedikit nangis. Kalau main sama teman terus ada yang menyinggung, mogok. Nggak mau main lagi.
Ke kamar. Membenamkan wajah di bantal. Makanya lama-lama teman-teman itu agak malas main sama dia.
Dijauhi sama teman sekelas. Akhirnya adik kelas yang masih menerima dia main bareng.
Gerah juga mungkin ya diperlakukan gitu sama teman-teman, perlahan dia berubah. Mulai jarang mogok dan marah kalau main.
Jadi suka berbagi. Makanan. Mainan. Waktu berlalu dia pun jadi akrab lagi sama yang besar. Sudah terlibat dalam setiap kegiatan teman seangkatan.
Tidak hanya saat main. Dulu dia juga sering nangis saat hafalan. Maunya terus nambah, padahal yang lama saja belum benar. Belum lancar.
Ditarget sekian nggak tercapai. Ditegur nggak terima. Ya sudah, kalau setoran jadi ditunda dulu sama pengampunya. Baca dulu sekian puluh kali.Â
Sudah betul dan lancar baru boleh maju. Memang kalau sama anak yang kayak gini guru nggak boleh kalah kok.
Berbulan kemudian dia mulai banyak perubahan. Hafalannya kian serius. Tidak mudah tergoda untuk main saat hafalan.