Mohon tunggu...
MUHAMMAD NABIL ALBANI
MUHAMMAD NABIL ALBANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - 22107030035 [Mahasiswa Aktif UIN Sunan Kalijaga]

Tidak ada halangan bagiku untuk menjadi seorang penulis andal.

Selanjutnya

Tutup

Love Artikel Utama

Hilangnya Jejak Cinta: Ketika Doi Menggunakan Jurus Seribu Ghosting

8 Juni 2023   00:10 Diperbarui: 10 Juni 2023   00:16 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ghosting, (sumber: PEXELS/RODNAE Productions via kompas.com)

"Kita dulu pernah dekat, namun karena suatu keadaan kau menghilang tanpa jejak."

Dalam kehidupan percintaan modern yang dipengaruhi oleh teknologi dan jaringan internet, fenomena seperti "dighosting" memang sering dialami oleh banyak orang. 

Fenomena ini sering menerpa saudara, teman, sahabat, atau bahkan diri kita sendiri. Dighosting mengarah pada situasi di mana pacar, gebetan, atau orang tersayang yang tiba-tiba mendadak menghilang dari peredaran kehidupan romantis tanpa alasan jelas. 

Tak ada alasan pasti mengenai seseorang melakukan perbuatan ghosting ini terhadap orang lain, namun dapat dipastikan hal ini tentu akan membekas dan mungkin menimbulkan trauma untuk orang yang dighosting.

Hasil riset penulis mengenai fenomena ini adalah dighosting memiliki dampak emosional yang signifikan. 

Jika seorang wanita yang mengalaminya mereka akan mengatakan "Laki-laki semuanya sama saja". Pernyataan wanita yang menjadi korban ghosting menganggap bahwa laki-laki itu memiliki sifat yang sama. Wanita memang sering menjadi korban ghosting dalam hubungan romantis. 

Menurut hasil riset lanjutan penulis, faktor stereotip gender menjadi alasan utama mengapa wanita sering menjadi korban.  

Wanita dianggap membutuhkan lebih banyak dukungan emosional. Ketika seorang laki-laki tidak mampu atau tidak siap untuk memenuhi kebutuhan emosional wanita, ghosting akan digunakan sebagai cara untuk menghindari konflik dan menjadi alasan dibalik tindakannya tersebut. 

Sebaiknya jangan terlalu gegabah untuk menilai bahwa laki-laki itu adalah biang dari mengghosting. Ini tidak ada kaitannya karena semua gender dapat melakukannya.

Pengalaman pribadi seseorang sebelumnya yang pernah merasakan dighosting juga sangat rentan untuk menjadi korban ghosting. Krisis kepercayaan terhadap lawan jenis membuatnya merasa sensitif untuk menjalin hubungan di masa depan. 

Faktor lain yang memungkinkan mendukungnya tindakan ghosting adalah kemudahan untuk berkomunikasi melalui media sosial. Dengan banyaknya aplikasi media sosial seseorang akan lebih mudah untuk berinteraksi dengan orang lain. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun