Membangun Ikatan Emosional dengan Siswa
Menjadi wali kelas berarti menjalin hubungan yang erat dengan siswa. Namun, tantangannya adalah bagaimana menjaga kedekatan tanpa kehilangan wibawa sebagai pendidik.
Ustadzah Elmuna mengungkapkan rahasianya: dengan memposisikan diri sebagai orangtua.
"Saya selalu menjelaskan bahwa marah guru itu tanda sayang. Kami bukan sekadar pengajar, tapi pendengar sekaligus teman berbagi suka dan duka bagi anak-anak."
Pendekatan ini menjadikan siswa merasa aman dan dihargai. Mereka tahu bahwa teguran guru bukan hukuman, melainkan bentuk kepedulian. Dengan begitu, kedisiplinan yang ditanamkan tidak terasa menekan, melainkan mendidik.
Pengalaman Manis: Prestasi yang Membanggakan
Setiap guru memiliki momen indah yang melekat dalam ingatan. Bagi Ustadzah Elmuna, salah satunya adalah saat seluruh siswa berhasil meraih nilai hampir sempurna dalam ujian Islamic Studies.
Awalnya, pelajaran tambahan moving class untuk mata pelajaran tersebut dihindari oleh siswa. Namun, melalui motivasi dan dorongan, mereka akhirnya berani menghadapi tantangan. Hasilnya luar biasa: satu kelas lulus dengan nilai yang memuaskan.
"Itu bukan hanya momen bersejarah bagi siswa, tapi juga titik balik bagi saya. Saya belajar bahwa mendidik membutuhkan kesabaran, keteguhan, dan doa," kenangnya.
Tidak hanya dalam akademik, kebersamaan kelas juga tampak dalam kegiatan non-akademik. Kelas 9 Ruqayyah berhasil menjadi juara umum Classroom Meeting tahun ajaran 2024--2025. Semangat, air mata, dan strategi mereka membuahkan kemenangan yang indah.