Target Selanjutnya
Meskipun ini adalah kali pertama Shania mengikuti Jilsat Itqan, ia sudah memiliki rencana ke depan. Di kelas XII nanti, ia menargetkan untuk menambah jumlah juz yang diuji agar pengalamannya semakin bertambah.
"InsyaAllah, nanti mau ikut lagi Jilsat biar bisa nambah pengalaman," tuturnya. Bagi Shania, setiap kali Jilsat bukan hanya soal hafalan, tetapi juga soal melatih mental, menguji kesabaran, dan menambah kedekatan dengan Al-Qur'an.
Di luar hafalan, Shania menyimpan cita-cita besar untuk masa depannya. Ia ingin menjadi seorang pengusaha yang beriman dan bertakwa. Cita-cita ini lahir dari keinginannya untuk memadukan kecintaan pada Al-Qur'an dengan peran aktif di masyarakat.
Makna Jilsat Itqan
Tradisi Jilsat Itqan di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara merupakan salah satu bentuk pengujian hafalan yang istimewa. Para santri diuji untuk melantunkan hafalan Al-Qur'an beberapa juz sekaligus dalam satu kali duduk tanpa jeda.
Makna dari Jilsat ini tidak sekadar uji akademik, melainkan:
- Melatih daya ingat. Santri terbiasa mengulang dan menata hafalan dalam jumlah besar.
- Mengasah kesabaran dan konsistensi. Membaca hafalan panjang dalam sekali duduk menuntut stamina fisik dan mental yang kuat.
- Menumbuhkan kecintaan pada Al-Qur'an. Santri merasakan langsung betapa besarnya nikmat ketika berhasil menjaga hafalan dengan baik.
Dengan demikian, Jilsat Itqan menjadi simbol kesungguhan dan komitmen santri dalam perjalanan menjadi hafiz/hafizah.
Inspirasi Bagi Santri Lain
Kisah Shania memberi pelajaran bahwa kesuksesan bukanlah hasil instan. Butuh disiplin, dukungan, dan keikhlasan. Banyak santri yang mungkin merasa berat mengulang hafalan, tetapi kisah ini menjadi bukti bahwa konsistensi muroja'ah mampu membawa hasil nyata.
Selain itu, Shania juga menunjukkan bahwa hafalan Al-Qur'an tidak harus mengorbankan pelajaran umum. Dengan manajemen waktu yang tepat, seorang santri bisa seimbang antara prestasi akademik dan hafalan Qur'annya.