Menghargai orang lain.
Gaisan menimpali, “Masa kita datang ke sekolah jam 10.00, orang lain sudah belajar. Itu artinya kita tidak menghargai.”
Efek domino.
Keterlambatan satu hal memicu keterlambatan lainnya: bangun kesiangan → telat sekolah → ketinggalan pelajaran → waktu belajar malam pun terganggu.
Nilai religius.
Anak-anak diajak mengingat bahwa salat tepat waktu adalah inti kedisiplinan seorang muslim.
Inovasi Pendidikan Karakter di Era Digital
Podcast ini menjadi bukti bahwa pendidikan karakter bisa dikemas segar, interaktif, dan kontekstual.
- Metode kreatif. Spin wheel, kartu pertanyaan, dan tebak profesi menjadikan disiplin waktu terasa menyenangkan.
- Partisipasi aktif. Anak-anak tidak hanya mendengar, tetapi aktif memberi jawaban, contoh, bahkan refleksi pribadi.
- Konten relevan. Semua situasi diambil dari kehidupan sehari-hari anak.
- Pendekatan holistik. Waktu tidak hanya dipahami dari sisi praktis, tetapi juga sosial, emosional, spiritual, hingga profesional.
Relevansi untuk Dunia Pendidikan
Inisiatif ini membawa banyak inspirasi:
- Bagi guru: cara kreatif menanamkan nilai karakter.
- Bagi orang tua: referensi untuk membangun disiplin di rumah.
- Bagi sekolah lain: model integrasi teknologi dalam pendidikan.
- Bagi pembuat konten: format menarik untuk tema-tema edukatif lainnya.
Seperti kesimpulan di akhir episode, Ustazah Rahma menegaskan:
“Kita harus tepat waktu. Supaya disiplin. Supaya bisa menghargai diri kita dan orang lain.”
Pesan sederhana itu, dalam bingkai tawa dan kejujuran anak-anak, menjelma menjadi pelajaran berharga: menghargai waktu adalah menghargai kehidupan.
*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI