Fenomena Minimnya Pengetahuan Fardhu Kifayah di Masyarakat
Salah satu fenomena menarik yang diungkapkan oleh Ustadz Abdurrahman Kasbi adalah masih minimnya pengetahuan masyarakat tentang Fardhu Kifayah, meskipun ini merupakan kewajiban setiap muslim. Ia menjelaskan, "Pengetahuan tentang Fardhu Kifayah ini masih sangat jarang. Baru di sekolah inilah saya melihat pelaksanaannya secara lengkap, meskipun melelahkan, tapi memang harus dikenalkan. Selama ini banyak ustadz yang hanya berani menjelaskan sebatas teori, tetapi tidak berani mempraktikkannya. Ada juga yang pandai di praktik tetapi kurang dalam teori. Alhamdulillah, saya diberi kesempatan oleh Allah untuk memahami dan mengajarkan dari awal hingga akhir, baik secara teori maupun praktik."Â
Pernyataan ini mengungkapkan beberapa fakta menarik:
- Keterbatasan Sumber Daya: Tidak banyak ustadz atau guru yang mampu mengajar Fardhu Kifayah secara komprehensif, baik dari sisi teori maupun praktik.
- Ketakutan untuk Mengajar: Beberapa ustadz mungkin takut mengajar Fardhu Kifayah karena merasa tidak cukup kompeten, terutama dalam aspek praktis.
- Pembagian Keahlian: Ada yang ahli teori tapi tidak praktik, dan sebaliknya. Namun, Ustadz Abdurrahman Kasbi termasuk langka karena menguasai kedua aspek tersebut.
Kondisi ini menjadikan pelatihan Fardhu Kifayah di Madrasah Aliyah Al-Azhar Asy-Syarif semakin berharga. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis, tetapi juga pembelajaran praktis langsung dari seorang ahli yang benar-benar kompeten di bidangnya. Ini adalah kesempatan langka yang mungkin tidak akan mereka dapatkan di tempat lain.
Dampak Pelatihan terhadap Siswa dan Masyarakat
Pelatihan Fardhu Kifayah di Madrasah Aliyah Al-Azhar Asy-Syarif dirancang untuk memberikan dampak jangka panjang, tidak hanya bagi siswa yang mengikuti pelatihan, tetapi juga bagi masyarakat luas. Ustadz Muhammad Luthfi Al-Jundi menyampaikan harapannya, "Harapan terbesar saya adalah agar anak-anak kelak bisa menjadi pelopor di tengah masyarakat, baik dalam menyampaikan pengetahuan maupun mempraktikkan langsung Fardhu Kifayah. Mengingat masih minimnya pemahaman masyarakat tentang kewajiban ini, saya ingin mereka tidak hanya menjadi pengingat, tetapi juga praktisi yang mampu memberikan teladan dalam pelaksanaan Fardhu Kifayah."Â
Harapan ini sangat realistis mengingat komprehensifnya pelatihan yang diberikan. Siswa yang telah mengikuti pelatihan ini setidaknya akan:
- Memiliki Keterampilan Praktis: Mereka benar-benar bisa mengurus jenazah jika dibutuhkan, bukan hanya sekadar tahu teorinya.
- Menjadi Agen Perubahan: Dengan pengetahuan dan keterampilan yang mereka miliki, mereka bisa mengajari orang lain di lingkungan tempat tinggal mereka.
- Mengurangi Ketergantungan: Masyarakat tidak perlu lagi sepenuhnya bergantung pada pihak rumah sakit atau penyedia jasa pengurusan jenazah komersial.
"Madrasah ini dapat dikatakan sebagai salah satu pesantren yang memiliki misi khusus dalam pelaksanaan Fardhu Kifayah. Targetnya jelas, yaitu agar setiap siswa mampu tampil ketika orang tua atau anggota keluarganya meninggal dunia. Meski tanpa kehadiran bilal atau ustadz, mereka diharapkan siap mengurus jenazah dengan baik. Inilah nilai utama yang ditanamkan di sekolah ini. Program yang dijalankan juga sangat lengkap, berbeda dengan sekolah lain yang umumnya tidak sedetail ini. Karena itu, saya mengajak para orang tua untuk menyekolahkan anak-anaknya di sini. Selain terjaga mental, agama, dan akidahnya, insyaAllah mereka juga akan terlatih dengan baik," tegasnya.
Pernyataan ini menyoroti keunikan Madrasah Aliyah Al-Azhar Asy-Syarif dalam menyelenggarakan pelatihan Fardhu Kifayah secara lengkap. Tidak banyak sekolah yang memiliki komitmen dan sumber daya untuk menyelenggarakan pelatihan semendetail ini. Bagi orang tua yang ingin anak-anaknya tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki bekal keterampilan hidup penting, Madrasah Aliyah Al-Azhar Asy-Syarif jelas merupakan pilihan yang tepat.
