Pendekatan ini sangat cerdas karena tidak hanya memungkinkan orang tua untuk mengevaluasi keterlibatan anak mereka, tetapi juga memberikan pembelajaran berharga bagi orang tua itu sendiri. Banyak orang tua yang mungkin belum pernah menyaksikan langsung proses pengurusan jenazah secara lengkap sesuai syariat. Dengan hadir dalam pelatihan ini, mereka juga mendapatkan pengetahuan yang berharga sekaligus memperkuat bonding antara orang tua dan anak dalam konteks spiritual.
Muhammad Falih Hanis Hanzalah, salah satu siswa kelas 10 yang mengikuti pelatihan ini dengan antusias menyatakan, "Hari ini kami akan melakukan praktek Fardul Kifayah di Sekolah Islam Al-Azhar Syarif, Sumatera Utara. Meliputi cara pemandian jenazah dan lain-lainnya juga." Ketika ditanya apakah mereka hanya akan menjadi penonton atau ikut mempraktikkan, ia dengan yakin menjawab, "Praktek juga."Â Jawaban ini menunjukkan tingkat kesiapan dan keberanian siswa dalam menghadapi proses pembelajaran yang tidak mudah ini.
Pelatihan Komprehensif: Dari Teori hingga Praktik Langsung
Salah satu keunggulan utama pelatihan Fardhu Kifayah di Madrasah Aliyah Al-Azhar Asy-Syarif adalah komprehensifnya materi yang disampaikan. Siswa tidak hanya mendapatkan pengetahuan teoritis di ruang kelas, tetapi langsung mempraktikkan seluruh proses pengurusan jenazah dari awal hingga akhir. Pendekatan ini memastikan bahwa siswa benar-benar memahami dan mampu melaksanakan prosedur tersebut saat dibutuhkan di kemudian hari.
Ustadz Abdurrahman Kasbi, praktisi Fardhu Kifayah dari MUI Sumatera Utara yang menjadi narasumber utama dalam pelatihan ini menjelaskan ruang lingkup materi yang diajarkan, "Dari perkenalan ya, dari perkenalan seorang yang dalam keadaan sakit keras, kemudian meninggal, persiapan untuk memandikannya. Dari awal, dari awal sampai nanti ke kubur. Itu yang akan kita ajarkan dari mulai. Dalam keadaan sakit, kemudian meninggal, kita letakkan dia. Baru kita pelaksanakan perduki payahnya, pelatihannya. Dari mengkapani-nya, memandikan, mengkapani, dan mesolatkan sampai nanti mengkuburkan. Dan bagaimana pemberangkatan sampai dia kekubur dan talkin dan sebagainya."
Penjelasan ini menggambarkan betapa detailnya pelatihan yang diberikan. Siswa diajarkan mulai dari persiapan saat seseorang dalam kondisi sakit keras, tanda-tanda kematian, cara memandikan jenazah dengan benar, proses pengkafanan, tata cara shalat jenazah, hingga proses penguburan dan pelaksanaan talkin (doa setelah penguburan). Tidak ada satu pun tahapan yang dilewatkan, membuat pelatihan ini benar-benar lengkap dan menyeluruh.
Yang membuat pelatihan ini semakin istimewa adalah ketersediaan "model" jenazah yang memungkinkan siswa untuk berlatih secara langsung. Ananda Muhammad Falih Hanis Hanzalah mengonfirmasi hal ini, "Nanti kalau nggak salah disiapkan kuburan asli ya Bang? Ya. Nanti kalian akan nguburin juga? Iya Ustadz."Â Meskipun tidak disebutkan secara rinci siapa yang menjadi modelnya, keberadaan "jenazah" sungguhan ini tentu akan memberikan pengalaman belajar yang jauh lebih berkesan dan realistis bagi siswa.