Momentum penting terjadi pada Senin, 22 September 2025, ketika Anis Alifa Mawaddah, santriwati kelas XI KUI Ismahane Al Wafi di Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara yang melaksanakan Jilsat Itqan 4 Juz. Acara ini merupakan tradisi bernilai tinggi dalam dunia tahfiz, di mana hafalan dibacakan penuh dalam satu kali duduk.
Bagi Anis, Jilsat Itqan bukan hanya tantangan akademik, tetapi sebuah momentum spiritual yang menyatukan doa, perjuangan, dan cinta pada Al-Qur'an. Ia akan duduk tenang, melantunkan ayat-ayat suci dengan tartil, mencoba menaklukkan rasa gugup, sembari berharap ridha Allah menyertai setiap lafaznya.
Awal Mula Hafalan: Dari SMP Hingga Aliyah
Sejak duduk di bangku SMP, Anis sudah mulai menghafal Al-Qur'an. Hafalan itu tidak datang sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit, seperti menanam benih yang kemudian tumbuh menjadi pohon rindang.
"Ana ngafal itu dari SMP. Dari dulu sudah mulai kumpul hafalan," tutur Anis.
Kini, di kelas XI, perjuangan panjang itu membawanya pada kesempatan emas: mempersembahkan hafalan 4 juz dalam sekali duduk. Perjalanan ini penuh suka duka. Ada hari-hari di mana hafalan mengalir lancar, namun ada pula masa di mana lidah terasa kelu, dan ingatan seolah terhenti.
Namun Anis percaya, setiap kesulitan dalam menghafal adalah bagian dari ujian. Rasulullah bersabda:
"Orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata karena sulit, ia mendapatkan dua pahala." (HR. Muslim)
Hadis ini menjadi penguat langkahnya.
Apa Itu Jilsat Itqan?
Jilsat Itqan adalah sebuah tradisi di pesantren tahfiz, yaitu melantunkan hafalan beberapa juz tanpa terputus dalam sekali duduk. Kata itqan berarti mengokohkan dan memang tujuan utama Jilsat adalah memperkuat hafalan.
Manfaat Jilsat antara lain:
Menjaga konsistensi hafalan.
Melatih mental agar tidak mudah goyah.
Membiasakan konsentrasi penuh dalam bacaan.
Membangun rasa syukur atas amanah hafalan.
Pada kesempatan ini, Anis akan membaca Surah Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisa. Surah-surah yang panjang, penuh hukum, kisah, dan nasihat. Tantangan itu tidak main-main: ratusan ayat harus ia lantunkan dengan fasih, tanpa kesalahan berarti.
Dukungan Ibu: Doa yang Tak Pernah Putus
Di hari penting ini, sang ibunda tercinta hadir mendampingi. Meski sang ayah berhalangan hadir, kehadiran ibu sudah menjadi sumber kekuatan yang tiada ternilai.
"Alhamdulillah, Mama datang," ungkap Anis dengan wajah berbinar.
Bagi seorang anak, doa ibu adalah kunci. Doa yang terucap lirih dari hati seorang ibu bisa menjadi jalan lapang bagi anaknya. Anis merasa lebih tenang, lebih percaya diri, karena ada ibunya di barisan depan, menatap penuh harapan.
Guru Tahfiz: Ustazah Bening
Perjalanan hafalan Anis semakin terarah sejak mendapat bimbingan dari Ustazah Bening, guru tahfiz yang membimbingnya pada semester ini. Meski baru sebentar, bimbingan beliau membuat Anis lebih disiplin dalam muroja'ah.
Ketika ditanya tips agar sukses dalam Jilsat, Anis menjawab singkat:
"Rajin muroja'ah, melancarkan hafalan, dan konsisten."
Kalimat sederhana yang sesungguhnya menggambarkan hakikat tahfiz: bukan soal cepat, tetapi soal istiqamah.
Antara Takut dan Harapan
Menjelang hari H, rasa gugup tidak bisa dihindari. Namun suport dan dukungan diberikan kepada Anis agar lancar hingga selesai.
Ketakutan itu wajar. Bahkan para ulama besar pun pernah merasakan gentar ketika diuji hafalan. Tetapi di balik rasa takut, ada harapan yang tumbuh: semoga setiap ayat yang ia lantunkan menjadi amal jariyah.
Inspirasi untuk Sahabat Santri
Anis tidak lupa berbagi semangat untuk teman-teman sekelas dan sahabat santri lain yang sedang menapaki jalan tahfiz.
"Semangat semuanya. Rajin muroja'ah, insyaAllah bisa. Saya doakan teman-teman juga bisa ikut Jilsat," ujarnya penuh motivasi.
Pesan itu menjadi energi baru. Jilsat Itqan bukan hanya milik Anis, tetapi juga milik seluruh santri yang bercita-cita menjadi hafidz dan hafidzah.
Makna Jilsat sebagai Amal Jariyah
Menghafal Al-Qur'an adalah amal mulia yang tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga bernilai ibadah yang pahalanya terus mengalir. Ketika seorang santri mampu melantunkan hafalannya dalam Jilsat, maka momen itu bukan sekadar ujian kemampuan, melainkan sebuah bentuk amal jariyah.
Setiap huruf dari Al-Qur'an memiliki nilai pahala yang berlipat ganda. Rasulullah bersabda:
"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh." (HR. Tirmidzi)
Bayangkan betapa banyak pahala yang akan mengalir ketika seorang santri membacakan hafalan empat juz sekaligus dalam sekali duduk. Ribuan bahkan puluhan ribu huruf akan dilafalkan dengan penuh kekhusyukan. Semua itu, insyaAllah, menjadi tabungan amal akhirat, bukan hanya bagi sang pembaca, tetapi juga hadiah pahala yang mengalir kepada orang tua, guru, serta semua yang berperan dalam mendidiknya.
Detail Acara Jilsat
Acara istimewa ini akan berlangsung pada:
Hari/Tanggal: Senin, 22 September 2025
Waktu: 08.00 WIB - selesai
Tempat: Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara
Santriwati: Anis Alifa Mawaddah (Grade XI KUI Ismahane Al Wafi)
Bacaan Jilsat: Surah Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisa
Tiga surah panjang ini menjadi tantangan tersendiri bagi Anis. Tidak hanya membutuhkan kekuatan hafalan, tetapi juga ketekunan, ketahanan fisik, dan kekhusyukan hati dalam membacanya.
Relevansi Jilsat Itqan di Era Modern
Di era serba digital, ketika gawai dan media sosial begitu mendominasi kehidupan remaja, Jilsat Itqan menjadi penegas bahwa kecintaan terhadap Al-Qur'an tidak pernah pudar. Tradisi ini mengajarkan bahwa meski zaman terus berubah, cahaya Al-Qur'an tetap menjadi pegangan utama bagi generasi Muslim.
Santriwati seperti Anis hadir sebagai bukti nyata bahwa generasi muda masih bisa menyeimbangkan teknologi dan spiritualitas. Di satu sisi mereka bisa melek digital, namun di sisi lain tetap menjaga kedekatan dengan Al-Qur'an. Hafalan yang melekat di hati mereka menjadi benteng moral, pelita hidup, dan sumber kekuatan saat menghadapi tantangan zaman.
Pendidikan Qur'ani sebagai Pondasi
Jilsat Itqan bukanlah sekadar agenda rutin sekolah, melainkan cerminan dari visi besar Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara: mencetak generasi Muslim intelektual yang berpegang teguh pada Al-Qur'an. Di sini, hafalan tidak dilihat hanya sebagai capaian akademik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter.
Dengan rutinitas muroja'ah yang disiplin, para santri dilatih untuk:
Disiplin mengatur waktu, karena hafalan hanya bisa kuat bila dijaga konsistensinya.
Tegar menghadapi kesulitan, sebab jalan menghafal penuh ujian, baik rasa lelah maupun godaan untuk menyerah.
Rendah hati meski berilmu, karena setiap ayat yang dihafal adalah amanah, bukan sekadar kebanggaan diri.
Nilai-nilai inilah yang menjadi bekal penting untuk menghadapi dunia modern yang penuh tantangan.
Jilsat Itqan 4 Juz yang akan dilaksanakan oleh Anis Alifa Mawaddah pada Senin, 22 September 2025, bukan hanya momen berharga bagi dirinya, tetapi juga bagi sekolah, orang tua, dan seluruh masyarakat. Ia menjadi simbol bahwa generasi Qur'ani masih tumbuh, berkembang, dan siap menjadi penerang bagi umat.
Dengan semangat yang tulus, doa yang ikhlas, dan dukungan semua pihak, Jilsat ini diharapkan berjalan lancar. Semoga hafalan yang dilantunkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir, serta menginspirasi santri lain untuk terus mencintai, menjaga, dan menghidupkan Al-Qur'an di setiap detik kehidupan.
Anis Alifa Mawaddah, siswi kelas XI KUI Ismahanee Al Wafi, berhasil menuntaskan Jilsat Itqon 4 Juz atau full setoran hafalan 4 juz dalam sekali duduk. Dengan ketekunan, disiplin, dan doa yang tulus, Anis meraih nilai 88 dengan predikat “Jayyid Jiddan”.
Prestasi ini bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan juga bukti nyata dari komitmen madrasah dalam membina santri untuk menjadi generasi Qur’ani yang unggul, disiplin, serta memiliki daya juang tinggi dalam menuntut ilmu.
*****
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI