Mohon tunggu...
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT Mohon Tunggu... Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

22 September 2025   08:45 Diperbarui: 22 September 2025   11:49 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara (Foto: AAIBS/Fauzan HRD)

Momentum penting terjadi pada Senin, 22 September 2025, ketika Anis Alifa Mawaddah, santriwati kelas XI KUI Ismahane Al Wafi di Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara yang melaksanakan Jilsat Itqan 4 Juz. Acara ini merupakan tradisi bernilai tinggi dalam dunia tahfiz, di mana hafalan dibacakan penuh dalam satu kali duduk.

 

Bagi Anis, Jilsat Itqan bukan hanya tantangan akademik, tetapi sebuah momentum spiritual yang menyatukan doa, perjuangan, dan cinta pada Al-Qur'an. Ia akan duduk tenang, melantunkan ayat-ayat suci dengan tartil, mencoba menaklukkan rasa gugup, sembari berharap ridha Allah menyertai setiap lafaznya.

Awal Mula Hafalan: Dari SMP Hingga Aliyah

Sejak duduk di bangku SMP, Anis sudah mulai menghafal Al-Qur'an. Hafalan itu tidak datang sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit, seperti menanam benih yang kemudian tumbuh menjadi pohon rindang.

"Ana ngafal itu dari SMP. Dari dulu sudah mulai kumpul hafalan," tutur Anis.

Kini, di kelas XI, perjuangan panjang itu membawanya pada kesempatan emas: mempersembahkan hafalan 4 juz dalam sekali duduk. Perjalanan ini penuh suka duka. Ada hari-hari di mana hafalan mengalir lancar, namun ada pula masa di mana lidah terasa kelu, dan ingatan seolah terhenti.

Namun Anis percaya, setiap kesulitan dalam menghafal adalah bagian dari ujian. Rasulullah bersabda:

"Orang yang membaca Al-Qur'an dengan terbata-bata karena sulit, ia mendapatkan dua pahala." (HR. Muslim)

Hadis ini menjadi penguat langkahnya.

Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara (Foto: AAIBS/Fauzan HRD)
Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara (Foto: AAIBS/Fauzan HRD)

Apa Itu Jilsat Itqan?

Jilsat Itqan adalah sebuah tradisi di pesantren tahfiz, yaitu melantunkan hafalan beberapa juz tanpa terputus dalam sekali duduk. Kata itqan berarti mengokohkan dan memang tujuan utama Jilsat adalah memperkuat hafalan.

Manfaat Jilsat antara lain:

  • Menjaga konsistensi hafalan.

  • Melatih mental agar tidak mudah goyah.

  • Membiasakan konsentrasi penuh dalam bacaan.

  • Membangun rasa syukur atas amanah hafalan.

Pada kesempatan ini, Anis akan membaca Surah Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisa. Surah-surah yang panjang, penuh hukum, kisah, dan nasihat. Tantangan itu tidak main-main: ratusan ayat harus ia lantunkan dengan fasih, tanpa kesalahan berarti.

Dukungan Ibu: Doa yang Tak Pernah Putus

Di hari penting ini, sang ibunda tercinta hadir mendampingi. Meski sang ayah berhalangan hadir, kehadiran ibu sudah menjadi sumber kekuatan yang tiada ternilai.

"Alhamdulillah, Mama datang," ungkap Anis dengan wajah berbinar.

Bagi seorang anak, doa ibu adalah kunci. Doa yang terucap lirih dari hati seorang ibu bisa menjadi jalan lapang bagi anaknya. Anis merasa lebih tenang, lebih percaya diri, karena ada ibunya di barisan depan, menatap penuh harapan.

Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara (Foto: AAIBS/Fauzan HRD)
Perjalanan Anis Alifa Mawaddah Menuju Jilsat Itqan 4 Juz di Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara (Foto: AAIBS/Fauzan HRD)

Guru Tahfiz: Ustazah Bening

Perjalanan hafalan Anis semakin terarah sejak mendapat bimbingan dari Ustazah Bening, guru tahfiz yang membimbingnya pada semester ini. Meski baru sebentar, bimbingan beliau membuat Anis lebih disiplin dalam muroja'ah.

Ketika ditanya tips agar sukses dalam Jilsat, Anis menjawab singkat:

"Rajin muroja'ah, melancarkan hafalan, dan konsisten."

Kalimat sederhana yang sesungguhnya menggambarkan hakikat tahfiz: bukan soal cepat, tetapi soal istiqamah.

Antara Takut dan Harapan

Menjelang hari H, rasa gugup tidak bisa dihindari. Namun suport dan dukungan diberikan kepada Anis agar lancar hingga selesai.

Ketakutan itu wajar. Bahkan para ulama besar pun pernah merasakan gentar ketika diuji hafalan. Tetapi di balik rasa takut, ada harapan yang tumbuh: semoga setiap ayat yang ia lantunkan menjadi amal jariyah.

Inspirasi untuk Sahabat Santri

Anis tidak lupa berbagi semangat untuk teman-teman sekelas dan sahabat santri lain yang sedang menapaki jalan tahfiz.

"Semangat semuanya. Rajin muroja'ah, insyaAllah bisa. Saya doakan teman-teman juga bisa ikut Jilsat," ujarnya penuh motivasi.

Pesan itu menjadi energi baru. Jilsat Itqan bukan hanya milik Anis, tetapi juga milik seluruh santri yang bercita-cita menjadi hafidz dan hafidzah.

Makna Jilsat sebagai Amal Jariyah

Menghafal Al-Qur'an adalah amal mulia yang tidak hanya menjadi kebanggaan pribadi, tetapi juga bernilai ibadah yang pahalanya terus mengalir. Ketika seorang santri mampu melantunkan hafalannya dalam Jilsat, maka momen itu bukan sekadar ujian kemampuan, melainkan sebuah bentuk amal jariyah.

Setiap huruf dari Al-Qur'an memiliki nilai pahala yang berlipat ganda. Rasulullah bersabda:

"Barang siapa membaca satu huruf dari Al-Qur'an, maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan itu dilipatgandakan menjadi sepuluh." (HR. Tirmidzi)

Bayangkan betapa banyak pahala yang akan mengalir ketika seorang santri membacakan hafalan empat juz sekaligus dalam sekali duduk. Ribuan bahkan puluhan ribu huruf akan dilafalkan dengan penuh kekhusyukan. Semua itu, insyaAllah, menjadi tabungan amal akhirat, bukan hanya bagi sang pembaca, tetapi juga hadiah pahala yang mengalir kepada orang tua, guru, serta semua yang berperan dalam mendidiknya.

Detail Acara Jilsat

Acara istimewa ini akan berlangsung pada:

  • Hari/Tanggal: Senin, 22 September 2025

  • Waktu: 08.00 WIB - selesai

  • Tempat: Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

  • Santriwati: Anis Alifa Mawaddah (Grade XI KUI Ismahane Al Wafi)

  • Bacaan Jilsat: Surah Al-Baqarah, Ali Imran, dan An-Nisa

Tiga surah panjang ini menjadi tantangan tersendiri bagi Anis. Tidak hanya membutuhkan kekuatan hafalan, tetapi juga ketekunan, ketahanan fisik, dan kekhusyukan hati dalam membacanya.

Relevansi Jilsat Itqan di Era Modern

Di era serba digital, ketika gawai dan media sosial begitu mendominasi kehidupan remaja, Jilsat Itqan menjadi penegas bahwa kecintaan terhadap Al-Qur'an tidak pernah pudar. Tradisi ini mengajarkan bahwa meski zaman terus berubah, cahaya Al-Qur'an tetap menjadi pegangan utama bagi generasi Muslim.

Santriwati seperti Anis hadir sebagai bukti nyata bahwa generasi muda masih bisa menyeimbangkan teknologi dan spiritualitas. Di satu sisi mereka bisa melek digital, namun di sisi lain tetap menjaga kedekatan dengan Al-Qur'an. Hafalan yang melekat di hati mereka menjadi benteng moral, pelita hidup, dan sumber kekuatan saat menghadapi tantangan zaman.

Pendidikan Qur'ani sebagai Pondasi

Jilsat Itqan bukanlah sekadar agenda rutin sekolah, melainkan cerminan dari visi besar Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara: mencetak generasi Muslim intelektual yang berpegang teguh pada Al-Qur'an. Di sini, hafalan tidak dilihat hanya sebagai capaian akademik, tetapi juga sebagai sarana pembentukan karakter.

Dengan rutinitas muroja'ah yang disiplin, para santri dilatih untuk:

  • Disiplin mengatur waktu, karena hafalan hanya bisa kuat bila dijaga konsistensinya.

  • Tegar menghadapi kesulitan, sebab jalan menghafal penuh ujian, baik rasa lelah maupun godaan untuk menyerah.

  • Rendah hati meski berilmu, karena setiap ayat yang dihafal adalah amanah, bukan sekadar kebanggaan diri.

Nilai-nilai inilah yang menjadi bekal penting untuk menghadapi dunia modern yang penuh tantangan.

Jilsat Itqan 4 Juz yang akan dilaksanakan oleh Anis Alifa Mawaddah pada Senin, 22 September 2025, bukan hanya momen berharga bagi dirinya, tetapi juga bagi sekolah, orang tua, dan seluruh masyarakat. Ia menjadi simbol bahwa generasi Qur'ani masih tumbuh, berkembang, dan siap menjadi penerang bagi umat.

Dengan semangat yang tulus, doa yang ikhlas, dan dukungan semua pihak, Jilsat ini diharapkan berjalan lancar. Semoga hafalan yang dilantunkan menjadi amal jariyah yang terus mengalir, serta menginspirasi santri lain untuk terus mencintai, menjaga, dan menghidupkan Al-Qur'an di setiap detik kehidupan.

Anis Alifa Mawaddah, siswi kelas XI KUI Ismahanee Al Wafi (Foto: AAIBS)
Anis Alifa Mawaddah, siswi kelas XI KUI Ismahanee Al Wafi (Foto: AAIBS)

Anis Alifa Mawaddah, siswi kelas XI KUI Ismahanee Al Wafi, berhasil menuntaskan Jilsat Itqon 4 Juz atau full setoran hafalan 4 juz dalam sekali duduk. Dengan ketekunan, disiplin, dan doa yang tulus, Anis meraih nilai 88 dengan predikat “Jayyid Jiddan”.

Prestasi ini bukan hanya pencapaian pribadi, melainkan juga bukti nyata dari komitmen madrasah dalam membina santri untuk menjadi generasi Qur’ani yang unggul, disiplin, serta memiliki daya juang tinggi dalam menuntut ilmu.

*****

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun