Mohon tunggu...
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT
AL AZHAR ASY SYARIF SUMUT Mohon Tunggu... Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Official Pemberitaan Sekolah Islam Masa Depan Al-Azhar Asy-Syarif Boarding School Sumatera Utara (AAIBS)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kisah Inspiratif Firyal Zahra: Masuk IPB Sains Biomedis, Menyatukan Ilmu dan Iman di MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

27 Agustus 2025   10:30 Diperbarui: 28 Agustus 2025   11:20 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah ketatnya persaingan untuk masuk ke perguruan tinggi negeri unggulan di Indonesia, muncul sebuah kisah inspiratif dari MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. Firyal Zahra, atau yang akrab disapa Kak Zahra, berhasil lolos ke program studi Sains Biomedis di IPB University - jurusan yang hanya menyediakan 15 kursi melalui jalur SNBT (Seleksi Nasional Berbasis Tes). Perjalanan Zahra yang penuh perjuangan dan tantangan menjadi bukti bahwa pondasi pendidikan agama yang kuat di MA Al-Azhar mampu mengantarkan siswinya meraih prestasi di bidang sains modern. Artikel ini akan mengulas secara mendalam kisah perjuangannya, strategi yang diterapkan, serta nilai-nilai yang mengiringi langkah seorang pemudi yang menjembatani iman dan ilmu pengetahuan. 


Perjalanan dan Pilihan Jurusan: Mimpi di Balik Vaksin dan Serum

Keputusan Kak Zahra untuk memilih jurusan Sains Biomedis bukanlah hasil pertimbangan sesaat. Bidang yang sangat teknis dan spesifik ini ia pilih dengan dasar visi yang matang dan cita-cita yang kuat. "Saya memilih Sains Biomedis karena saya ingin bekerja di dunia medis, khususnya dalam pengembangan vaksin dan serum," ungkap Zahra dengan semangat yang terpancar dari sorot matanya. Keinginannya bukan sekadar angan-angan masa muda, melainkan sebuah tekad untuk berkontribusi dalam peningkatan kesehatan dunia-sebuah isu yang kian relevan di masa kini.

Minatnya pada dunia biomedis mulai tumbuh saat ia tergabung dalam tim olimpiade Kimia MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara. "Saya sangat menyukai pelajaran Kimia, dan Sains Biomedis juga memuat banyak unsur kimia dalam perkuliahannya," jelasnya. Keterlibatannya dalam ajang olimpiade tidak hanya mempertajam kemampuan analitis dan praktikum laboratorium, tetapi juga membuka wawasannya terhadap dunia penelitian medis yang nyata dan bermanfaat. Dari sanalah ia menyadari bahwa konsep-konsep Kimia yang ia pelajari di sekolah merupakan dasar penting dalam pengembangan obat-obatan, vaksin, dan terapi. Olimpiade Kimia pun menjadi titik balik yang menyatukan kecintaannya terhadap sains eksakta dengan keinginannya untuk memberikan kontribusi nyata di bidang kesehatan.

Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)
Firyal Zahra berbagi kisah inspiratif tentang kisah studinya menembus asa dan cita (Foto: AAIBS)

Menyatukan Iman dan Ilmu: Keistimewaan MA Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara

Sebagai alumni MA Al-Azhar, lembaga yang dikenal dengan fokus pendidikan agama yang kuat, pertanyaan muncul: Bagaimana Zahra menyelaraskan fondasi keislamannya dengan ilmu sains yang sangat teknis dan sering dianggap sekuler? Jawabannya tegas dan penuh keyakinan: "Tentu saja ada. Kalau berbicara tentang sains, di Al-Quran pasti banyak sekali ayat-ayat yang berkaitan dengan sains."

Zahra mencontohkan pengalamannya mengikuti Kompetisi Sains Madrasah (KSM). Nilai-nilai Islami bukanlah penghalang, justru menjadi penguat dan panduan dalam proses belajarnya. "Nilai-nilai Islami sangat membantu saya dalam proses persiapan KSM," ujarnya. Baginya, mempelajari sains adalah bentuk dari tadabbur al-alam - merenungkan kebesaran Allah SWT melalui ciptaan-Nya. Setiap rumus kimia, setiap reaksi biologi, setiap struktur molekul yang kompleks, adalah bukti kekuasaan dan kecerdasan Sang Pencipta. Integrasi ini membuatnya belajar bukan hanya untuk mencapai nilai tertinggi, tetapi juga sebagai bentuk ibadah untuk memahami alam semesta secara lebih mendalam. Ayat-ayat kauniyah (ayat-ayat yang terbaca di alam) dan ayat-ayat qauliyah (ayat-ayat yang tertulis dalam Al-Quran) saling menguatkan, memberinya perspektif holistik yang unik dalam memandang ilmu pengetahuan.

Menghadapi Tantangan Terberat: SNBT dan Kuota Mini

Perjalanan menuju IPB tidaklah mulus. Tantangan terbesar yang dihadapi Zahra adalah Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), setelah sebelumnya ia gagal melalui jalur SNBP (Seleksi Nasional Berbasis Prestasi). "Saat pengumuman SNBP ternyata saya tidak diterima. Kecewa, tapi tidak boleh berlarut terlalu lama," kenangnya dengan jujur. Kekecewaan itu wajar, terlebih sebagai lulusan pertama MA Al-Azhar yang mencoba peruntungan di jalur prestasi tersebut. Namun, ia dengan cepat bangkit, menyadari bahwa SNBP hanyalah "bonus".

Tantangan semakin berat karena jurusan impiannya, Sains Biomedis, hanya menyediakan 15 kuota di SNBT. "Pasti untuk mendapatkan Sains Biomedis harus dibutuhkan usaha yang sangat keras," tegasnya. Persaingan menjadi sangat ketat, membutuhkan persiapan ekstra matang. Dari semua materi yang diujikan, dua mata pelajaran menjadi momok tersendiri baginya: "Tantangan terbesar saya sendiri di persiapan SNBT adalah pelajaran Penalaran Matematika dan Pengetahuan Kuantitatif." Kedua bidang ini membutuhkan logika tajam, kecepatan berpikir, dan pemahaman konsep yang sangat kuat, yang memerlukan latihan intensif dan fokus penuh.

Dukungan Tak Ternilai: Peran Guru dan Tentor

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun