Mohon tunggu...
Alan Budiman
Alan Budiman Mohon Tunggu... profesional -

Pemilik akun ini pindah dan merintis web baru seword.com Semua tulisan terbaru nanti akan diposting di sana. Tidak akan ada postingan baru di akun ini setelah 18 November 2015.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Presiden Penakluk Puncak Tertinggi

3 Agustus 2015   11:39 Diperbarui: 3 Agustus 2015   11:39 64701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada acara muktamar NU ke-33 di Jombang, ada sebuah moment menarik yang membuat saya tertarik untuk menuliskan ini. Yaitu ketika Presiden Jokowi membungkuk hormat kepada Ibu Sinta Nuriyah Wahid, Istri dari Presiden keempat Indonesia Alm Gus Dur.

A picture is worth a thousand words. Sebuah potret sempurna dari cerminan Islam Nusantara. Seorang Presiden, orang nomer satu, pemimpin ratusan juta rakyat Indonesia, dengan ramah dan senyum santun membungkuk hormat kepada orang yang lebih tua. Dengan songkok dan sarungnya, sangat khas Nusantara dan (mungkin) jarang akan kita temukan di negara lain sekalipun negara yang mendeklarasikan diri sebagai negara Islam.

Adab menghormati orang yang lebih tua adalah bagian dari syariat agama Islam. Bukan hal yang luar biasa, memang sudah seharusnya, namun hal ini menjadi nampak baru karena memang jarang sekali kita lihat. Jangankan sekelas Presiden, bahkan orang yang sedikit kaya, atau katakanlah paling kaya di suatu desa, jarang sekali yang masih mau menundukkan kepalanya terhadap yang lebih tua.

Namun tidak cukup sebagai pemandangan tidak biasa, malah lebih mengkhawatirkan lagi, karena sebagian orang malah mengutuk sikap menghormati orang lebih tua seperti yang pernah dilakukan oleh Presiden Jokowi terhadap Ibu Megawati, Presiden ke-5 RI. Sungkem atau cium tangan itu kemudian dinilai salah, dianggap jongos dan sebagainya.

Hal yang membuat saya cukup prihatin dan miris adalah; karena yang menyalah-nyalahkan, meledek dan bahkan menstempel Presiden Jokowi sebagai babu adalah mereka yang mengaku kader dakwah, bahasanya sok lebih mengerti Islam sehingga dengan entengnya mengkafir-kafirkan orang lain. Andai mereka memang bersyahadat, luar biasa sekali iblis mempengaruhi iman dan otak manusia hanya dengan sedikit emosi kekalahan di masa lalu. Saya jadi semakin mengakui kepandaian iblis, tidak heran dia berhasil mengelabuhi Nabi Adam.

Bagi Jokowi, Megawati adalah sosok yang memberinya jalan untuk menjadi Walikota Solo, Gubernur Jakarta hingga Presiden Republik Indonesia. Selain lebih tua, Megawati adalah orang yang sangat berjasa dalam hidup seorang Jokowi. Jadi sungkem atau cium tangan seharusnya bukanlah sesuatu yang patut disalahkan, karena sudah sangat sesuai dengan syariat Islam.

Saya saja kalau bertemu dengan orang tua teman, sekalipun baru pertama, meskipun sama sekali belum memberi pengaruh apa-apa, saya tetap sungkem. Apalagi dengan orang tua teman perempuan, secara pribadi rasanya harus sungkem. Buat kamu para perempuan dan kebetulan bertemu dengan orang tua teman lelaki (gebetan), sungkemlah, atau kamu akan segera diblack list dari daftar calon menantu idaman. Hehe.

[caption caption="Sumber: Antara"][/caption]

 

 [caption caption="Muktamar NU ke 33. Sumber: Piyunganonline"]

[/caption]

Solidaritas Pendaki Gunung

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun