Mohon tunggu...
ALANIS ANGELITA
ALANIS ANGELITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Part Time Student, full time a traveler

A traveler

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menjelajah Kota Kelahiran Mozzart, Salzburg

15 Juni 2021   06:59 Diperbarui: 15 Juni 2021   07:21 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Travel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Sewaktu kecil saya adalah penggemar berat film Sounds of Music sehingga sejak kecil saya bermimpi suatu saat bisa pergi ke tempat pengambilan film itu, yaitu kota Salzburg di Austria. 

Salzburg sendiri juga mempunyai sejarah panjang yang tidak lepas dari nama musisi besar yang lahir di Sazlburg, yakni Wolfgang Amadeus Mozart, sang komposer musik klasik. Kota ini terbelah oleh Sungai Salzach atau sering juga disebut dengan Sungai Salzburg dan dibentengi oleh gunung yang berada di sekitarannya. 

Altstadt atau "kota tua" adalah bauran antara keindahan alam dan arsitektur yang menunjukkan kekayaan sejarah dari kota itu. Altstadt sendiri juga merupakan salah satu situs yang terdaftar di UNESCO World Heritage  Site tahun 1997.

Pada tahun 2018 saya mendapat kesempatan untuk berpergian ke Salzburg. Kota Salzburg bisa ditempuh sekitar 2 jam 52 menit dari kota Wina menggunakan kereta. Saat itu harga 60 euro (Rp937.000,00). Saya lebih memilih perjalanan dengan kereta api karena pemandangan yang ditawarkan selama perjalanan sangat indah dengan rumah-rumah khas Austria yang ada di atas bukit hijau. Sangat menyegarkan mata!

Setelah sampai di stasiun, saya bergegas untuk mencari transportasi menuju tempat hotel. Saya pun disambut hangat oleh salah satu pengemudi taksi. Ia menawarkan untuk mengantarkan ke penginapan dengan harga yang cuma-cuma sambil berkata, "we're same! I'm moslem too. So you get cheap price, my sister!" saya pun menimpalinya dengan tawa. Ternyata supir taksi ini adalah orang Tunisia. Ia juga bercerita sedikit tentang Salzburg. 

Kemudian Ia manawarkan untuk mengajak saya dan keluarga saya untuk menjelajah kota Salzburg selama seharian. Ia akan mengajak kami ke tempat-tempat ikonik yang ada di Salzburg. Selain itu, dia juga akan sedikit memberikan tur Sounds of Music ke lokasi syuting film Sounds of Music. 

Tanpa berfikir panjang saya pun mengiyakan tawarannya. Lagi pula, untuk tur seharian yang sudah termasuk transportasi, harga yang ditawarkannya tidak mahal sekitar 110 euro untuk satu grup. Itu pun saya mendapat bonus tur untuk ke Mnchen karena jaraknya yang dekat dengan kota Salzburg.

Perjalanan saya dimulai dari Mnchen. Pemandangan yang ditawarkan benar-benar membuat saya melek sepanjang perjalanan. Rumah-rumah di pebukitan hijau. Rumah-rumah mungil gaya klasik pun berjejeran sepanjang perjalanan. saat sampai di perbatasan Austria dan Jerman, supir pun menunjukkan ada satu rumah yang berdiri kokoh di atas bukit. Dulunya itu adalah rumah Hitler. Saya pun tercengang dan tidak ingin melepaskan pandangan dari situ!

Sampai juga akhirnya di tujuan pertama, yaitu danau Knigssee. Danau Knigssee danau yang sangat jernih sehingga banyak turis yang berenang di sana pada musim dingin. Pemandangan pegunungan dan riaknya danau membuat saya larut dalam keindahannya.

Setelah dari Konigssee, pak supir taksi mengemudi untuk ke tujuan selanjutnya, yaitu danau sebagai latar pengambilan film Sounds of Music. Inilah saat yang saya tunggu-tunggu. Saya begitu girang saat supir taksi menunjukkan rumah Kapten Von Trapp (tokoh utama di Sounds of Music). Saya pun langsung berfoto ria dengan latar rumah Kapten Von Trapp.

Setelah dari rumah Kapten Von Trapp, saya dan keluarga diajak ke salah satu istana yang memiliki taman yang sangat cantik, yaitu Istana Mirabel. Istana Mirabel juga salah satu menjadi tempat syuting Sounds of Music. Di taman itu, biasanya banyak orang-orang duduk santai sembari mengobrol menikmati keindahan taman.

Setelah dari Istana Mirabel, saya langsung bergegas untuk ke tujuan lainnya, yaitu Benteng Hohensalzburg. Benteng Hohensalzburg adalah benteng tertinggi yang ada di Salzburg sehingga kita bisa menikmati indahnya kota Salzburg dari atas. Untuk naik ke atas, saya harus membayar 10 euro (Rp156.000,00) dengan menggunakan tram naik. Selain bisa menikmati pemandangan dari atas, di atas kita juga bisa masuk ke museum boneka.

Menjelejahi tiap sudut kota di Salzburg membuat saya lupa makan siang. Sebenarnya hal ini juga salah satu trick agar bisa lebih hemat di Salzburg. Makanan di Salzburg sangat menguras dompet. Setelah menghabiskan banyak waktu di Benteng Hohensalzburg, pak supir mengantar saya ke pusat kota atau sering dikenal dengan kota tua Altstadt. 

Di pusat kota, dari satu tempat ke tempat lain sangat mudah dijangkau dengan jalan kaki. Di sana juga adalah waktu paling tepat untuk membeli oleh-oleh khas Salzburg. Suvenir yang paling banyak dijual adalah Mozart, Sounds of Music, dan seniman klasik. Ini dikarenakan Salzburg juga dikenal sebagai kota kelahiran Mozart. Namun saying pada saat itu tidak banyak toko yang bisa dilihat karena toko-toko di pusat kota tutup pada pukul 05.00 sore waktu setempat. Namun, untuk restoran dan kedai kopi buka sampai malam.

Banyak hal yang bisa dijelajah di pusat kota. Untuk menjelajah dari satu tempat ke tempat lain walaupun terkadang jaraknya jauh, tetapi rasa letih sama sekali tidak terasa karena jalanannya menyenangkan dan pemandangan kanan kiri benar-benar baru bagi saya. Tujuan petama di Altstadt adalah Kapitelplatz. Di sana akan ditemkan bola besar dengan warna emas yang dijadikan sebagai ikon tempat itu. Di sampingnya juga ada papan catur raksasa yang biasanya dicoba oleh anak-anak. 

Tibalah saya di suatu tempat yang ramai dengan orang. Rumah itu bewarna kuning. Orang-orang pun berdesak-desakan untuk masuk ke sana. Ternyata rumah itu adalah rumah kelahiran Mozart. Saya pun bergegas masuk untuk melihat peninggalan-peninggalan yang ada. Tak jauh dari rumah kelahiran Mozart, terlihat patung Mozart berdiri kokoh di sana. Banyak turis yang berfoto di depan patung itu. Tempat itu dikenal dengan Plaza de Mozart.

Karena sudah berjalan cukup banyak, akhirnya saya pun memutuskan untuk duduk-duduk santai di Redisenzplatz. Di sana banyak ditemukan andong khas Austria yang mengajak para turis untuk berkeliling di pusat kota. namun harganya pun cukup fantastis, yaitu sekitar 50 euro (Rp782.000,00). Selain itu, di sana juga banyak disediakan bangku panjang sehingga memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki yang mungkin lelah berjalan panjang. 

Setelah menikmati senja di Residenzplatz, saya pun melanjutkan mengakhiri jelajah saya pada sore hari itu. Saya melewati sungai cantik saat perjalanan saya ke hotel dengan jembatan cinta Makartsteg. Mengapa jembatan cinta? Karena jembatan ini mirip dengan Pont des Arts yang ada di Paris di mana orang-orang bisa menggantungkan gembok cinta di jembatan itu.

Pengalaman yang ada di kota Salzburg tidak pernah terlupakan. Keindahan alam, budaya, dan pemandangan kota yang ditawarkan sangat membekas diingatan saya. Ketenangan kota Salzburg seakan memberikan kedamaian dalam diri saya. Salzburg pantas mendapat predikat daftar kota yang harus dikunjungi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun