"Sudahlah, jangan pura-pura tidak tahu," sahut Dela dengan nada dingin, lalu pergi begitu saja.
Ellie merasa terpuruk, tetapi ia memilih diam. Namun, salah seorang guru yang curiga, Bu Teri, mulai menyelidiki kebohongan Tania. Beberapa hari kemudian, Bu Teru memanggil Tania ke ruangannya.
"Tania, ada yang ingin Ibu bicarakan," kata Bu Teri dengan nada serius.
Tania segera memasang wajah sok lugu. "Ada apa, Bu? Apa Ellie sudah meminta maaf?"
"Tidak perlu pura-pura, Tania," potong Bu Teri. Ia meletakkan catatan palsu yang dibuat Tania di meja. "Ibu sudah menyelidiki masalah ini. Catatan-catatan ini adalah hasil rekayasa."
Wajah Tania mendadak pucat, tetapi ia bersikap keras kepala. "Itu tidak benar, Bu! Saya hanya memberitahu kebenaran. Ellie memang mencontek!"
"Tania, jujur saja. Ibu menemukan kejanggalan dalam tulisan ini. Ibu sudah memeriksa tulisan Ellie, dan ini jelas bukan tulisan tangannya," desak Bu Teri.
Tania tetap bergeming. "Saya tidak melakukannya, Bu!" Ia menolak mengakui kebohongannya.
"Tania, tindakanmu merusak nama baik Ellie. Mengakui kesalahanmu adalah langkah pertama untuk memperbaikinya," kata Bu Teri dengan lembut namun tegas.
Tania tetap keras hati. "Tidak! Saya tidak berbohong!"
Bu Teri menghela napas. "Karena kamu tidak mau mengakui perbuatanmu dan berbohong, Ibu terpaksa memberikan hukuman skorsing."