Terakhir, pakaian yang dikenakan oleh para pemimpin-pemimpin itu. Beberapa dari para pemimpin ini berpakaian menggunakan jas, dan ada yang menggunakan pakaian khas yang sering digunakan di negara mereka namun tetap terlihat rapi. Pakaian-pakaian yang mereka kenakan ini memberi kesan formal, yang artinya mereka menganggap bahwa pertemuan ini penting sehingga mereka harus berpakaian seperti itu.Â
Menurut Michel Foucault (1972), kekuasaan tidak hanya muncul melalui kekuatan militer atau ekonomi, tetapi juga lewat cara kita membentuk pengetahuan dan makna. Dan disini BRICS itu sedang berusaha menciptakan pengetahuan baru tentang dunia, bahwa ada cara lain untuk mengatur ekonomi global, tidak harus mengikuti aturan yang dibuat oleh Amerika Serikat atau Eropa.
Reflektif
Dari discourse analysis terhadap foto BRICS 2025 di Brazil, kita bisa belajar bahwa sebuah foto bisa menjadi teks sosial yang membentuk cara kita memahami dunia. Dalam foto itu, para pemimpin berdiri sejajar dan bergandengan tangan, seolah menggambarkan dunia yang setara dan bersatu. Namun, lewat kacamata discourse analysis, kita tahu bahwa setiap simbol memiliki makna tersembunyi,ada pesan, kepentingan, bahkan ideologi yang dibangun di baliknya.
Namun, tidak semua yang tampak setara benar-benar setara. Ruth Wodak (2001) dalam pendekatan critical discourse analysis mengingatkan bahwa setiap wacana pasti mengandung kepentingan tertentu. Di balik pesan solidaritas BRICS, ada juga kepentingan nasional masing-masing negara. Artinya, walau foto itu menampilkan kebersamaan, di baliknya tetap ada pertarungan kepentingan. Jadi, BRICS mungkin menolak dominasi Barat, tetapi belum tentu bebas dari ambisi kekuasaan baru.
Kesimpulan
Foto KTT BRICS 2025 di Brasil bukan hanya sekadar foto biasa saja. Dengan menggunakan teori discourse analysis, kita bisa melihat semangat kebersamaan, kesetaraan, dan tekad negara-negara berkembang untuk menentukan masa depannya sendiri, tanpa terlalu bergantung pada negara-negara besar di Barat. Tapi, seperti yang sering diingatkan para ahli analisis wacana, tidak ada simbol yang benar-benar netral. Di balik pesan persatuan dan keadilan, setiap negara dalam BRICS tetap membawa kepentingan dan tujuannya masing-masing. BRICS memang memberi harapan baru karena menentang dominasi barat dan kekuasaan tidak lagi hanya dipegang segelintir negara, tapi juga berisiko menciptakan ketimpangan baru dengan bentuk yang berbeda.
Daftar Pustaka
Fairclough, N. (1992). Discourse and Social Change. Polity Press.
https://doi.org/10.2307/329014Â
Foucault, M. (1972). The Archaeology of Knowledge. Pantheon Books.
https://monoskop.org/Foucault_Archaeology_of_KnowledgeÂ
van Dijk, T. A. (1998). Ideology: A Multidisciplinary Approach. SAGE Publications.
https://doi.org/10.4135/9781446217856Â