Mohon tunggu...
Alamsta Suarjuniarta
Alamsta Suarjuniarta Mohon Tunggu... -

Seorang mahasiswa universitas Udayana Jurusan Manajemen Sumberdaya perairan. Mempunyai moto Hidup untuk meninggalkan jejak. Semakin banyak problematika dan caci makian termasuk hinaan. Membuat orang tersebut menjadi lebih kritis, terhadap kehidupan dan makin kuat untuk menantang gemerlap dunia "Aku tidak ingin menjadi pohon bambu Aku ingin menjadi pohon oak yang menantang angin" -Soe hok Gie-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Samudra Kertih sebagai Proteksi Laut Global

15 Maret 2018   22:45 Diperbarui: 15 Maret 2018   23:08 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: imgaram.com/tag/baliartfestival

Masalah sampah plastik bukan saja di alami indonesia semata tetapi sampah plastik adalah masalah global. Indonesia di lebel menjadi penyumbang sampah kelaut terbanyak nomer dua setelah Cina, ini menjadi pelajaran untuk masyarakat Indonesia. Pada tahun 2015 dunia telah sepakat untuk mengurangi penggunaan sampah plastik, dunia saja sudah berbenah kita kapan?. 

Semua masyarakat Indonedia harus ikut berperan menanggulingi penggunakan plastik, bukan hanya pemerintah yang di titik beratkan pada masalah sampah plastik tapi masyarakat harus ikut andil contohnya dengan mengurangi penggunaaan kantong plastik saat belanja, kegiatan sekecil apa pun masih bisa untuk memperpanjang umur bumi. 

Laut yang sekarang bukan hanya milik kita tapi untuk anak atau cucu kedepannya, sedangkan saat ini kita sibuk merusak tanpa peduli efek jangka panjangnya. Apakah warisan laut yang rusak mereka terima dari ulah para leluruh masa lalunya?. Anak cucu kita berhak menerima warisan yang baik karena mereka generasi penerus bangsa, sedangkan kita saat ini hanya bisa menjaga dan tidak merusaknya sudah cukup untuk memberikan hal terbaik untuk masa depan Indonesia.

Sampah plastik bukan dari laut saja datangnya  tapi  dari sungai juga. Sampah di buang dari sungai bertujuan untuk menghilangkan masalah yang membaungnya tapi jika sudah tiba di laut  malah jadi masalah baru. Ini namanya memindahkan masalah ke lain tempat. Sampah platik yang mengumpul di laut lepas tidak mudah untuk terurai perlu waktu 50 -- 400 tahun, lama kelaman  malah bisa manjadi Mikroplastik. 

Ikan-ikan yang hidup di laut sana, jadinya memakan sampah plastik ini yang berukuran kecil atau Mikroplastik.  Mikroplastik masuk kedalam rantai makanan, ikan kecil maupun  sedang kebanyakan sudah terkontaminasi oleh Mikroplastik. Kini manusia sudah memakan ciptaannya sendiri yaitu plastik.

Dalam ajaran agama Hindu di terangkan bahwa laut adalah sumber kehidupan manusia. Sejak zaman  dahulu kala para leluhur Agama Hindu sudah menerapkan suatu ajaran untuk menjaga  kelestarian laut. Agar kelak laut tetap memberikan kesejahteraan untuk umat manusia di bumi. Karena dari laut sumber kehidupan bermula, coba kalian bayangkan proses terciptanya air hujan pasti bermula dari laut, air laut yang menguap karena panas matahari naik ke angkasa berkumpul membentuk gumpalan gumpalan atau kondensasiasiasi. Lalu awan tertiup di bawa oleh angin ke daratan dan turun hujan. 

Itu penjelasan singkat tentang teramat pentingnya laut bagi umat manusia. Salah satu ajaran Agama Hindu tentang menjaga kelestarian lingkuangan bisa juga ekologi antara manusia dengan lingkunganya adadalah Samudra kertih : Yaitu upaya sistematis untuk menjaga kelestarian samudra sebagai sumber alam yang memiliki fungsi yang sangat komplek dalam kehidupan umat manusia. Pelestarian itu dalam wujud skala dan niskala. 

Di laut itulah diadakan upacara nanggluk merana, upacara melasti, nganyut abu jenazah, nganyut sekah, upacara pekelem. Upacara tersebut bermakna untuk memotivasi umat agar memelihara kelestarian laut dalam kehidupan moderen sekarang ini. Dengan masuknya pemahaman nilai-nilai Samudra Kertih itu maka langkah selanjutnya adalah berbuat nyata secara sekala untuk melakukan pengamanan samudra dari prilaku negatif. 

Kalau manusia berprilaku negative kepada samudra maka lah itu sudah berbuat asusila kepada samudra sebagai ciptaan Tuhan. Secara mitologi bahwa hal itu sama saja dengan mengotori Dewa Wisnu dan Dewa Baruna.

Konsep Samudra Kertih menjadi salah satu cara untuk mengurangi polusi sampah plastik di laut melalui pendekatan agama. Intinya dari semua caraatau metode  untuk mengurangi sampah plastik di laut. Harus datang dari nurani sendiri "Sadar" bahwa pentingnya laut bagi masa depan bangsa, sebaik apa pun atau sebagus apa pun cara untuk mengurangi sampah plastic bila tidak ada kesadaran dalam diri, itu akan menjadi angin berlalu saja.

Sesungguhnyalah, manusia itu sebatang sungai yang tercemar, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun