Mohon tunggu...
Alamsari
Alamsari Mohon Tunggu... Guru - Alamsari (SMPN 1 Indralaya Utara)

Alamsari lahir di Ngulak (Musi Banyuasin), 17 November 1984.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Aku Cinta Indonesia, Antikorupsi Harga Mati

15 September 2019   08:59 Diperbarui: 15 September 2019   09:03 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Sebagai bangsa yang besar, Indonesia menyimpan berbagai potensi kekayaan alam yang luar biasa banyaknya. Dari Sabang sampai Marauke---berjajar pulau-pulau baik kecil maupun besar. 

Di setiap pulau tersimpan berbagai isi bumi yang berlimpah. Minyak, emas, tembaga, batu bara---semua tersedia dalam jumlah yang banyak. Kita patut berbangga, Indonesia tercipta sebagai surga yang dianugrahi tanah yang subur. 

Berbagai hasil kebun tersedia dengan beraneka ragamnya. Hutan-hutan rimbun nan luas di dalamnya mengandung berbagai aneka flora dan fauna. Beberapa diantaranya bahkan menjadi primadona di berbagai belahan dunia.

Kita patut bersyukur, Indonesia sebagai negeri yang majemuk. Ribuan suku dan budaya mewarnai kehidupan masyarakatnya. Setiap suku memiliki keunikan dan kekhasan masing-masing. Berbeda warna dan rupa serta bahasa namun tetap satu jua dalam ikatan Bhineka Tunggal Ika. 

Kita patut bangga atas semua anugrah Tuhan yang diberikan kepada kita. Indonesia---negeri tercinta tercipta begitu sempurna. Negara mana saja yang memandangnya, pasti akan terbesit rasa iri dalam hatinya.

Coba tanyalah pada orang di luar sana, apa pendapatnya tentang Indonesia? Tentu saja mereka kukuh menjawab Indonesia negeri yang subur dan harusnya rakyatnya hidup makmur.

Ya! Makmur! Begitulah memang seharusnya. Dengan potensi yang dimiliki, rakyat Indonesia harusnya hidup sejahtera. Namun nyatanya? Jauh panggang dari api. Sebagian besar masyarakat Indonesia justru hidup di bawah garis kemiskinan. Banyak masyarakat Indonesia yang hidup susah. 

Lihat saja di sekeliling kita, begitu mudah kita temui para pengemis dan pengais sampah. Jutaan anak putus sekolah karena tak punya biaya. Bayi yang baru lahir harus menderita busung lapar karena tiada asupan gizi dalam tubuhnya. 

Di sisi lain, banyak pula kita temui orang-orang yang hidup bergelimang harta. Mobil seharga milyaran rupiah. Rumah luas bak istana. Makannya lauk pauknya suka-suka. Uangnya tiada terhitung lagi banyaknya.

Ada apa sebenarnya? Mengapa ketimpangan itu terjadi? Mari kita menengok realita yang kritis menggerogoti negeri. Semuanya berpangkal dari Korupsi. Ya! Korupsi tengah mencabik-cabik bangsa ini. Ia telah mewabah hingga ke semua penjuru daerah bahkan di pelosok desa sekalipun. 

Para pejabat tinggi sibuk memperkaya dirinya. Mereka diberi amanah namun mengingkarinya. Jabatan disalahgunakan. Hampir tiada kebijakan yang mampu mensejahterakan rakyat. Mereka korup mengambil uang yang bukan miliknya. Jumlahnya hingga triliunan rupiah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun