Semarang -- Malam tirakatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia di Dusun Ngendo, Desa Ngrapah, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, berlangsung meriah. Acara yang digelar di depan rumah Ketua RW ini menghadirkan suasana hangat penuh kebersamaan dengan hadirnya warga, tokoh masyarakat, serta mahasiswa KKN MIT 20 UIN Walisongo Semarang.
Seperti tradisi tirakatan pada umumnya, acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari tokoh masyarakat, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara khidmat, sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan bangsa. Setelah itu, potong tumpeng menjadi momen penuh simbolik yang menandai rasa syukur atas nikmat kemerdekaan.
Yang membuat acara semakin istimewa adalah penampilan tarian kolaborasi antara mahasiswa KKN MIT 20 dan kelompok ibu-ibu "Ngendo Sehat". Penampilan ini berhasil memikat perhatian warga yang hadir, sekaligus menjadi wujud nyata semangat gotong royong antara mahasiswa dan masyarakat setempat.
Puncak acara ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang lomba 17 Agustusan yang sebelumnya telah digelar, mulai dari lomba anak-anak hingga lomba antarwarga. Sorak sorai dan gelak tawa menambah semarak suasana malam tirakatan.
Alif Daffa, selaku Koordinator Desa KKN MIT 20, mengungkapkan rasa bangganya bisa menjadi bagian dari perayaan ini.
"Kami merasa sangat diterima di tengah masyarakat Dusun Ngendo. Melalui acara tirakatan ini, kami ingin menunjukkan bahwa mahasiswa KKN bukan hanya hadir untuk menjalankan program kerja, tetapi juga ikut berbaur dan memeriahkan momen kebersamaan seperti ini," ujarnya.
Sementara itu, Bapak Martin, Ketua RW Dusun Ngendo, menyampaikan apresiasinya kepada mahasiswa KKN MIT 20.
"Kehadiran mahasiswa KKN membawa semangat baru bagi warga kami. Tirakatan kali ini lebih meriah karena ada kolaborasi antara warga dan mahasiswa. Harapan saya, tradisi ini terus hidup dan semakin memperkuat rasa persaudaraan di Dusun Ngendo," katanya.
Malam tirakatan tersebut bukan sekadar acara rutin tahunan, tetapi juga menjadi simbol persatuan antara warga dan mahasiswa. Dengan penuh kehangatan, kebersamaan, dan semangat kemerdekaan, Dusun Ngendo berhasil menunjukkan bahwa nilai gotong royong masih terus terjaga dari generasi ke generasi.