Mengapa ada jangan? kata-Mu?
Mengapa diam? Kata-Mu?
Kalimat yang dari hujat-Mu? Atau sunnah yang bias oleh turunan-Mu?
Nanti, nanti saja sebelum masuk yang kemudian gelap, sebelum lalu ...
Kalimat dua dua berisi do'a melantun menuju hisab ...
Sembahyang saja dulu disini ... di Mushala bambu pemberian tuan tanah berwajah sangar
... (istri nya baru saja melahirkan kemarau) ...
Parkirkan dulu sedih itu, cuci dengan air gunung yang sudah dibuat penduduk bermandi junub di hulu sana
Lalu ikuti ritual ini, berkumur, berhidung, bertangan, kemudian bermuka, terus ... sampai selesai ...
Rendahkan sedikit saja wajah kita di hadapan Tuhan, kemudian cium wangi kayu nya ...