Mohon tunggu...
aktif70
aktif70 Mohon Tunggu... Ketua umum Indonesia Contra Terror (ICT)

Olah raga dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kalau Radikal Itu Berbahaya, Kenapa Kita Diam Saat Moral Bangsa Runtuh?

25 Juni 2025   20:39 Diperbarui: 25 Juni 2025   20:53 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ICT : Bersama Untuk Membangun

Opini Oleh: Syailendra Adi Sapta

Ketua Umum ICT (Indonesia Contra Terror)

Hari ini, kata "radikal" seakan menjadi momok. Apa pun yang tidak sesuai arus utama langsung dicurigai. Kalimat-kalimat yang berpikir terlalu jauh, yang menyentuh akar masalah, bahkan yang menawarkan solusi struktural --- kerap dianggap radikal.

Padahal, kalau kita jujur, bangsa ini bukan rusak karena radikalisme --- tapi karena ketidakadilan, korupsi, dan runtuhnya moral publik.

Lalu, siapa yang paling merusak negeri ini?

Mereka yang berpikir sampai ke akar --- atau mereka yang mencuri anggaran dan menipu rakyat?

Radikal Itu Berpikir ke Akar

Secara bahasa, radikal berasal dari kata radix dalam bahasa Latin, yang berarti akar. Berpikir radikal adalah berpikir sampai ke dasar persoalan. Ia bukan tentang kekerasan, bukan tentang bom, bukan tentang intoleransi. Justru sebaliknya --- radikal adalah keberanian intelektual untuk tidak berhenti di permukaan.

Sayangnya, di negeri ini, kata radikal sudah kehilangan makna. Ia dicabut dari akarnya sendiri, dipelintir menjadi alat stigmatisasi, dan disematkan kepada siapa saja yang berpikir berbeda.

Rebut Kembali Makna Radikal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun