Mohon tunggu...
Akmal Tastary
Akmal Tastary Mohon Tunggu... Saya seorang Mahasiswa Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah prodi Bahasa dan Sastra Arab

Saya adalah seorang yang masih pemula dalam menulis artikel disini. Mohon saran dan kritikannya jika dalam penulisan saya terkesan kurang pas untuk di baca.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Analisis Lafadz secara Ilmu Balaghah: Ditinjau dari Segi Kefashihan Lafadznya

8 Agustus 2025   15:55 Diperbarui: 8 Agustus 2025   15:51 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
foto orang gabut(sumber goggle)

Setelah proses fashohatul kalimat dan fashohatul kalam Langkah selanjutnya supaya lafadz tersebut menjadi lebih dalam lagi yaitu fashohatul balighoh (kejelasan yang sudah diketahui). Balaghah menurut bahasa adalah sampai. Sedangkan menurut istilah merupakan sifat yang bisa ditemukan Kalam dan Mutakalim, maksudnya antara ucapan dan orang yang mengucapkannya mengerti. Balaghah sendiri terbagi menjadi dua; Balaghatul kalam dan Balaghotul mutakallim.

  • Balaghotul kalam (kalam yang baligh) : kalam yang fasih dan sesuai dengan Muqtadhol hal.
  • Hal : sesuatu perkara yang mendorong mutakallim (pembicara) untuk mendatangkan ucapannya dengan bentuk sesuatu yang ekslusif.
  • Muqtadhol : sifat yang ekslusif (khusus) yang dibuat oleh si muatakkalim untuk mengucapkan sesuatu.
  • Balaghatul Mutakallim (Mutakallim yang baligh) : kemampuan yang dimiliki mutakallim, sehingga mutakallim mampu mendatangkan makna murod (yang dikehendaki) dengan kalam yang baligh dalam tujuan apapun.

Di dalam kitab Jauhar Maknun disebutkan bahwa balaghatul kalam dan balaghatul mutakallim harus memiliki malakat (sesuatu yang ingin di ucapkan tanpa harus dipikir-pikir).

Pada lafadz تُعَدُّ الرِّسَالَةُ الْجَامِعِيَّةُ الإِلْزَامِيَّةُ جُزْءًا مِنْ مُتَطَلَّبَاتِ التَّخَرُّجِ فِي الْجَامِعَاتِsudah dipastikan balaghotul kalam dan balaghatul mutakallim. Ketika di telaah kembali pada lafadz tersebut menyimpan المعقولات (ma‘qūlāt) merujuk pada hal-hal yang dapat dipahami oleh akal.

  • Maqulat Idhofah: sesuatu sifat yang melekat pada sesuatu berdasarkan hubungannya dengan yang lain. Dalam terjemahan lafadz tersebut “Skripsi wajib dianggap sebagai salah satu persyaratan kelulusan di universitas”. Maka hubungan skripsi ini menjadi syarat wajib kelulusan bagi seseorang yang masuk ke universitas (perguruan tinggi). Maksudnya adanya skripsi karena dia menjadi mahasiswa, jika dia tidak menjadi mahasiswa maka gak ada hubungannya dengan skripsi.
  • Maqulat Al-Milku: suatu kondisi yang terjadi pada tubuh berdasarkan apa yang mengelilinginya dan berubah  dengan perubahannya. Pada lafadz yang memiliki arti Skripsi wajib dianggap sebagai salah satu persyaratan kelulusan di universitas. Maka bisa dikatakan bahwa setiap mahasiswa yang ingin mendapatkan gelar sarjana satu maka di harus melewati ujian skripsi nya terlebih dahulu. Adanya persyaratan skripsi menjadi kepemilikan untuk mahasiswa yang ingin lulus dari perguruan tinggi, jika tak ingin lulus maka skripsi disini tidak menjadi kepemilikan terhadap mahasiswa tersebut.
  • Maqulat Al-Fi'lu (Tindakan/Aksi): Ini adalah kondisi suatu hal yang memengaruhi hal lain selama ia memengaruhi, Dalam terjemahan lafadz tersebut “Skripsi wajib dianggap sebagai salah satu persyaratan kelulusan di universitas”. Maka hubungan mengerjakan skripsi ini adalah termasuk maqulat Al-Fi’lu, walaupun dalam lafadz tersebut tidak ada kata Al-Fi’lu karena pada lafadz tersebut mengandung majaz. Secara logika bagaimana mau lulus jika tidak mengerjakan skripsi.
  • Maqulat Al-Infi'al (Reaksi/Keterpengaruhan): Ini adalah kondisi suatu hal yang terpengaruh oleh hal lain selama ia terpengaruh, , Dalam terjemahan lafadz tersebut “Skripsi wajib dianggap sebagai salah satu persyaratan kelulusan di universitas”. Jika sudah mengerjakan skripsi maka hasil yang terpengaruh dari mengerjakan skripsi tersebut adalah mendapatkan gelar sarjana satu.
  • Maqulat Al-Aina (Di mana): Ini adalah keberadaan sesuatu di suatu tempat. Mengerjakan skripsi hanya bisa kita temukan di universitas (pendidikan tinggi) saja. Maka kata ”universitas” ini menjadi maqulat Al-Aina.

Dalam teori sastra maka lafadz تُعَدُّ الرِّسَالَةُ الْجَامِعِيَّةُ الإِلْزَامِيَّةُ جُزْءًا مِنْ مُتَطَلَّبَاتِ التَّخَرُّجِ فِي الْجَامِعَاتِ termasuk dalam kategori strukturalisme, kenapa? Karena Strukturalisme memandang teks sebagai sistem tanda yang tersusun dari unsur-unsur yang memiliki fungsi. di sini ada subjek (الرِّسَالَةُ الْجَامِعِيَّةُ الإِلْزَامِيَّةُ), predikat pasif (تُعَدُّ), dan keterangan (جُزْءًا مِنْ مُتَطَلَّبَاتِ التَّخَرُّجِ.). Jika di identifikasi lebih mendalam, maka akan membentuk 4 bagian :

Identifikasi Unsur Struktural

Strukturalisme memandang kalimat sebagai sistem tanda yang terdiri dari unsur-unsur sintaksis yang saling berhubungan.

  • Predikat pasif → تُعَدُّ (fi‘il mudhāri‘ majhūl) → berfungsi menetapkan atau menganggap sesuatu.
  • Subjek (Nā’ib Fā‘il) → الرِّسَالَةُ → menjadi inti informasi yang dikenai tindakan.
  • Atribut (Na‘t) → الْجَامِعِيَّةُ الإِلْزَامِيَّةُ → membatasi dan menjelaskan jenis subjek.
  • Maf‘ūl Bihi Tsānī → جُزْءًا → menyatakan status atau kategori yang diberikan kepada subjek.
  • Jar-Majrūr → مِنْ مُتَطَلَّبَاتِ التَّخَرُّجِ → menjelaskan bagian dari apa status itu berasal.
  • Keterangan tempat/konteks → فِي الْجَامِعَاتِ → membatasi ruang lingkup makna pada lingkungan universitas.
  • Hubungan Antar unsur
  • Predikat – Subjek: hubungan gramatikal predikasi; predikat menetapkan status terhadap subjek.
  • Subjek – Atribut: hubungan modifikasi; atribut memberikan batasan makna spesifik.
  • Predikat – Objek: hubungan penentuan kategori; predikat menempatkan subjek ke dalam kategori “bagian dari persyaratan kelulusan”.
  • Objek – Keterangan: hubungan spesifikasi konteks; objek dikaitkan dengan ranah akademik (universitas).
  • Makna Struktural
  •  Kalimat ini, secara struktural, membentuk relasi hierarkis:
  • Subjek utama → skripsi wajib
  • Predikat pasif → ditetapkan/dianggap sebagai
  • Objek → bagian dari persyaratan kelulusan
  • Konteks ruang → universitas-universitas
  • Struktur ini menegaskan penetapan status akademik suatu objek (skripsi wajib) dalam sistem pendidikan formal.
  • Ciri Strukturalisme dalam Kalimat
  •  Keteraturan bentuk → jelas urutan subjek, predikat, dan objek.
  • Kohesi internal → semua unsur mendukung satu pesan utama.
  • Hubungan makna antarunsur → setiap kata memiliki fungsi yang tak bisa diganti sembarangan tanpa mengubah makna.

Maka bisa ditarik Kesimpulan bahwa lafadz ”تُعَدُّ الرِّسَالَةُ الْجَامِعِيَّةُ الإِلْزَامِيَّةُ جُزْءًا مِنْ مُتَطَلَّبَاتِ التَّخَرُّجِ فِي الْجَامِعَاتِ”   dalam ilmu balaghah yang di tinjau dari kefashihannya dikategorikan fashih, dan dalam teori sastra maka termasuk teori strukturalisme.

Kritik dan Saran :

Jika dalam artikel ini terdapat kesalahan tolong dikritik dan sarannya, dikarenakan saya manusia pastti banyak lupa dan salahnya sesuai dengan ungkapan hikmah "الإنسان محل الخطأ والنسيان" (manusia tempatnya salah dan lupa)

Referensi :

 Dr. Ubay, S.Ag.,MSI. (2023). Teori Sastra Arab. Malang: CV Literasi Nusantara Abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun