Kerapuhan (vulnerability) adalah suatu bentuk dari kekuatan. Kenapa? Karena dari kerapuhan itu sumber dari segala koneksi, ampresiasi, dan kreasi untuk mencintai diri sendiri. Menurut psikolog Bren Brown, dalam bukunya Daring Greatly Ia menekankan bahwa orang-orang yang berani tampil dalam keadaan rapuh justru ialah orang yang paling berani---Karena mereka berani jujur pada diri sendiri dan orang lain. Menyadari bahwa kita sedang tidak baik-baik saja adalah bentuk kekuatan yang tidak semua orang berani untuk melakukannya.
Dari sisi psikologis klinis para ahli seperti, Carl Rogers, pelopor terapi humanistik, menyatakan bahwa pengakuan terhadap emosi yang sebenernya ---termasuk rasa sakit dan kerapuhan ---adalah langkah penting dalam proses pertumbuhan psikologis. Dengan menyadari adanya rapuh,seseorang dapat menerima keadaan dirinya yang sepenuhnya dan tidak membangun terus-menerus kata"topeng kekuatan" yang semu.
Tak semuanya yang rapuh itu runtuh. Ia hanya mengakui bahwa keadaannya sedang tidak baik-baik saja, Ia mengakui bahwa hidup ini sangat berat untuk di jalani.
Jadi, ketika kita sedang berada di fase rapuh, lelah, bahkan ingin menyerah --- itu bukan menandakan bahwasanya kita itu lemah. Itu karena kita masih hidup, masih merasa, dan masih berjuang. Rapuh bukan akhir dari semuanya. Justru banyak yang belajar dari rapuh kemudian dia menjadi tumbuh. Karena kekuatan sejati bukanlah diukur dari seberapa keras kita menahan air mata, tapi seberapa keras kita untuk melawan kerapuhan itu  kemudian bangkit kembali.
- Kuat bukan tentang tak retak, tapi tentang mampu  bertahan meskipun sedang retak.
Sering kali, kita lupa bahwa kekuatan bukanlah soal yang tak pernah rapuh. Kita berpikir bahwa menyembunyikan luka, menahan air mata, dan terus berdiri itu adalah suatu hal yang membuat kita kuat, walapun sedang menahan rasa sakit yang sangat hebat. Kita hidup dalam dunia yang menuntut nilai kesempurnaan yang dilihat dari luarnya saja, tanpa memperdulikan kondisi kita yang sedang terjadi. Di balik senyum yang tanpa beban, di balik tawa yang tanpa penderitaan, ada luka yang sedang dirasakan, ada hati yang sedang tersakiti, namun tetap memilih bertahan walaupun banyak kehancuran yang sedang dirasakan.
Padahal, kekuatan sejati bukanlah tentang tidak retak. Justru kekuatan itu benar-benar terlihat saat seseorang mampu tetap berdiri, meski di dalam dirinya sedang runtuh yang secara perlahan. Disaat seseorang mampu menjalani kehidupannya dalam hening ia menahan derita yang sedang dirasa. Disaat tubuh ini ingin menyarah, tetapi kaki selalu menyuruh untuk melangkah. Ketika dunia terasa berat, dan hidup tidak menawarkan pelarian, namun seseorang masih memilih untuk bangun dan melanjutkan hidup. Di situlah kekuatan itu ada—dalam kesenyapan, dalam luka, dan dalam keretakan.
Retak bukan sebuah bentuk dari kegagalan. Retak bukan akhir dari segalanya. Retak adalah sebuah fakta yang menunjukkan bahwa kita sedang berjuang menghadapi segala tantangan.
Kekuatan adalah tentang bertahan. Tentang tidak menyerah disaaat hidup tidak adil. Tentang bangkit kembali, bukan karena tak pernah rapuh,tapi karena setiap rapuh kita kembali semangat untuk tumbuh. Menjadi kuat bukan berarti tidak pernah merasa hancur. Justru, mereka yang kuat adalah mereka yang tahu bagaimana rasanya hancur, tapi tidak membiarkan kehancuran itu menjadi akhir dari segalanya. Mereka memilih untuk tetap mencintai walau pernah dikhianati. Mereka memilih untuk tetap percaya meski pernah dikecewakan. Mereka tetap memilih untuk hidup, meski pernah sangat ingin mengakhiri semuanya.
Jadi, jangan malu dengan keretakanmu. Jangan merasa lemah karena kamu pernah jatuh. Jangan berpikir kamu gagal hanya karena sedang merasa lelah. Yang penting adalah kamu tidak berhenti. Kamu terus berjalan, meskipun pelan. Kamu terus hidup, meskipun sakit. Kamu terus mencintai, meskipun takut.
Karena pada akhirnya, kita semua retak dalam cara yang berbeda. Dan itu tidak apa-apa. Yang penting adalah bagaimana kita merangkul retakan itu, merawatnya, dan menjadikannya bagian dari perjalanan kita. Karena dari retakan itulah, cahaya bisa masuk. Dan dari luka itulah, kekuatan sejati bisa tumbuh.
- Penutup: Solusi rapuh yang tidak menjadikan runtuh