Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pancasila sebagai Jalan Tengah Meneladani Rasulullah SAW

2 Oktober 2022   01:14 Diperbarui: 2 Oktober 2022   01:18 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pancasila - jalandamai.org

Pancasila merupakan falsafah, ideologi dan dasar negara Indonesia. Ia merupakan berkah dari yang Maha Kuasa terhadap Bangsa Indonesia. Bagaimana tidak? Pendiri bangsa ini berhasil merumuskan suatu prinsip kehidupan yang menjadi acuan bersama di tengah keberagaman etnis, suku, budaya, agama, bahasa, dan lain sebagainya yang terdapat di Indonesia.

Pemikiran brilliant untuk mengakomodir keberagaman semacam itu telah dihasilkan sebelumnya oleh mahluk mulia Nabi Muhammad saw ketika mendeklarasikan Piagam Madinah yang berisi pernyataan bahwa para warga muslim dan non-muslim di Yatsrib (Madinah) adalah satu bangsa, dan orang Yahudi dan Nasrani, serta non-muslim lainnya akan dilindungi dari segala bentuk penistaan dan gangguan. Piagam Madinah berisi 47 pasal yang mengatur sistem perpolitikan, keamanan, kebebasan beragama, serta kesetaraan dimuka hukum, perdamaian dan pertahanan.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu uswatun hasanah (suri teladan yang baik) bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." [QS. Al-Ahzaab: 21]

Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. [Q.S. Al-Qalam: 4]. (Kamu yang dimaksud pada ayat ini adalah Rasulullah saw).

Allah SWT menyatakan langsung dalam firman-Nya diatas, bahwa Rasulullah saw adalah suri tauladan yang baik dan benar-benar berbudi pekerti yang agung. Dengan berpegang kepada firman Allah SWT diatas, kita hendaknya berpikir mengapa Rasulullah saw tidak memaksa seluruh penduduk Yatsrib (Madinah) menjadi muslim? Atau bisa saja mereka yang non-muslim diabaikan dan tidak dipedulikan hak-haknya oleh Rasulullah saw.

Jika saja semua umat muslim Indonesia menggunakan akal pikirannya bukan mengedepankan ego semata atau hasrat merasa paling segalanya karena mayoritas, tentu kita dapat mengambil pelajaran dari apa yang dicontohkan Rasulullah ketika memimpin Yatsrib (Madinah). Bahwasanya perbedaan itu sunnatullah (QS Yunus:99) maka Rasulullah saw tidak memaksakan agar semua penduduk Yatsrib (Madinah) menjadi muslim dan tidak ada paksaan dalam beragama Islam (QS Al Baqarah:256).

Menurut laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC), Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia dengan 86,7% atau setara dengan 231,06 juta penduduknya beragama Islam. Jika saja semua umat muslim di Indonesia meneladani Rasulullah saw terutama dalam menyikapi perbedaan tentu Indonesia benar-benar menjadi kepingan surga yang diturunkan ke bumi. Tidak ada kekerasan atas nama agama, tidak ada kedengkian, tidak ada kejahatan, tidak ada korupsi, dan hal-hal buruk lainnya yang dapat merugikan. Yang ada hanyalah kedamaian, keamanan, kesejahteraan dan ketenteraman. 

Untuk kelompok radikal kiri atau kanan sebaiknya berpikir ulang untuk mengganti Pancasila dengan ideologi komunisme, liberalisme, kapitalisme, sekularisme, fundamentalisme, khilafaisme yang belum terbukti cocok dengan kearifan Indonesia dan belum terbukti tangguh sebagai ideologi yang dapat mempersatukan Republik Indonesia. Pancasila dengan kesaktiannya sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara sudah terbukti dan teruji dalam menghadapi dan menyelesaikan berbagai persoalan bangsa. Pun tidak akan kita temukan apa yang terdapat dalam Pancasila bertentangan dengan ajaran agama manapun, terlebih agama Islam. Saya pikir kita bisa bersepakat bahwa tidak ada yang salah dengan Pancasila namun kebanyakan orang cukup bebal untuk mengimplementasikannya dengan baik.  

Indonesia tidak butuh khilafaisme atau sosialisme, yang dibutuhkan Indonesia adalah seluruh elemen bangsa mengamalkan nilai-nilai Pancasila guna menyempurnakan cara bernegara agar menemukan adab dan sikap terpuji yang dapat memberikan keamanan dan kenyamanan bagi mereka yang berbeda. Pancasila akan lebih tampak kesaktiannya bila ia menjadi laku dan pandu bagi seluruh rakyat Indonesia.  Terkhusus untuk umat Islam Indonesia sudah saatnya gunakan akal, tinggalkan ego, kedepankan adab, bersatu dan bahu membahu untuk kejayaan Indonesia. Jangan lengah karena hal-hal khilafiah, membuat diri terperangkap amarah. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun