Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pandemi dan Upaya Merawat Harmoni dalam Keberagaman

25 Juli 2020   12:15 Diperbarui: 25 Juli 2020   12:19 736
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Persaudaraan- dok.istimewa

Pluralisme sudah merupakan bagian dari Indonesia. Keberagaman yang ada di Indonesia sudah menjadi sebuah keniscayaan. Keragaman yang ada di negeri ini telah melahirkan semangat persatuan, yang berhasil disatukan dalam semangat bhineka tunggal ika, berbeda-beda tetap tetap satu. Dengan semangat persatuan inilah yang telah menyelematkan negeri ini dari potensi perpecahan. Tak dipungkiri keragaman yang ada di Indonesia bisa memicu terjadinya konflik, jika tidak ada yang bisa menyikapi secara arif dan bijaksana.

Dalam konteks pandemi seperti sekarang ini misalnya, menjaga harmoni untuk mengedepankan persatuan harus masih tetap dijaga. Seperti kita tahu peredaran hoaks di masa pandemi ini masih terjadi. Bakan petugas keamanan juga sempat menangkap oknum masyarakat yang terbukti menyebarkan hoaks dan kebencian selama pandemi ini.

Kita semua tentu punya pengalaman yang menyedihkan terkait hoaks dan kebencian ini. Di tahun politik beberapa waktu lalu, masyarakat nyaris terpecah karena menjadi korban hoaks dan provokasi ujaran kebencian. Bahkan, konflik pun sempat terjadi beruntung tidak sampai meluas. Jauh sebelum itu, hoaks dan kebencian SARA juga sempat muncul di media sosial. Akibatnya, tempat ibadah di Tanjung Balai, Sumatera Utara sempat menjadi sasaran amuk warga. Banyak orang yang menjadi tersangka karena terbukti melakukan pencemaran nama baik dan menyebar hoaks.

Di awal pandemi, sempat muncul diskriminasi kepada para petugas kesehatan. Mereka dianggap sebagai pembawa virus sampai akhirnya mendapatkan diskriminasi. Ketika mereka pulang ke rumah, langsung mendapatkan penolakan dari warga. Tidak hanya itu, jenazah yang meninggal karena covid pun, juga sempat mendapatkan penolakan. Meski hal tersebut sudah tidak terjadi lagi, nyatanya, tindakan intoleran tersebut sempat menghampiri sebagian masyarakat kita.

Mari kita terus melakukan introspeksi, agar kita tidak lupa dengan budaya kita sebagai bangsa Indonesia. Kita bisa merdeka karena bisa bersatu dan melupakan perbedaan. Kita bisa bersatu, karena bisa hidup berdampingan dalam keberagaman. Jangan lupakan fakta ini. Masyarakat dari Aceh hingga Papua, sama-sama mengedepankan budaya kegotongroyongan. Mari terus kita jaga, termasuk di masa pendemi seperti sekarang ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun