Mohon tunggu...
Akmal Husaini
Akmal Husaini Mohon Tunggu... Wiraswasta - suka menjaga kebersihan

kebersihan sebagian dari iman. Karena itulah jadilah pribadi yang bersih

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Memperkuat Jiwa Sosial di Tengah Pandemi dan Bulan Suci

7 Mei 2020   06:54 Diperbarui: 7 Mei 2020   06:55 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi - jalandamai.org

Baru-baru ini Indonesia keilangan maestro campur sari. Penyanyi Didi Kempot meninggal akibat serangan jantung. Berita ini tentu saja membuat ambyar hati para sobat ambyar. Namun, ada banyak hal yang bisa kita pelajari dari almarhum Didi Kempot ini. Salah satunya jiwa sosial dan kemanusiaannya yang tinggi. Beberapa peka sebelum kepergiannya, Didi Kempot membuat konser amal yang ditujukan untuk membantu masyarakat di tengah pandemi corona ini. 

Tidak hanya itu, almarhum memang dikenal sebagai pribadi yang mempunyai jiwa sosial yang sangat tinggi. Belajar dari hal tersebut, semestinya jiwa sosial, saling menghargai, saling tolong menolong dan saling memanusiakan manusia itu juga bisa dimiliki oleh semua orang, termasuk kita semua.

Di bulan suci Ramadan ini, semua umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah kepada Allah SWT. Dan berperilaku yang dilandasi jiwa sosial dan kemanusiaan tersebut merupakan bagian dari ibadah. Dalam berinteraksi dengan sesama manusia, kita tidak boleh saling mencaci, saling menjelekkan ataupun saling menebar provokasi. Mari kita jadikan bulan Ramadan di tengah pandemi ini, untuk terus saling menghargai antar sesama.

Ramadan merupakan momen untuk introspeksi diri. Jika bulan-bulan sebelumnya kita seringkali mengeluh, saatnya untuk terus bersyukur. Jika sebelumnya kita banyak menebar kebencian, saatnya menebar cinta kasih. Jika sebelumnya kita banyak mementingkan diri sendiri, saatnya untuk saling berbagi. Meski Ramadan kali ini datang di tengah pandemi, bukan berarti kita tidak bisa saling berbagi. Meski ada pembatasan sosial berskala besar (PSBB), bukan berarti kita tidak bisa beribadah ataupun memperkuat jiwa sosial kita.

Corona yang melanda seluruh dunia termasuk Indonesia, memang telah merubah pola hidup seseorang. Pembatasan aktifitas untuk meredam penyebaran virus, tidak sedikit membuat masyarakat stress dan mengeluh. 

Namun, tidak keluar rumah adalah pilihan yang dianggap paling memungkinkan untuk meredam penyebaran virus. Kenapa kita tidak boleh stress dan mengeluh di masa pandemi ini? Karena pada dasarnya kita adalah manusia yang mempunyai jiwa sosial yang tinggi. Kita adalah manusia yang mempunyai budaya gotong royong, budaya saling mendoakan dan menguatkan satu dengan lainnya.

Karena itulah, Ramadan di tengah pandemi ini harus kita gunakan untuk berlomba berbuat kebaikan. Puasa tidak hanya mengajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu, tapi juga mengajarkan persamaan untuk saling memanusiakan antar sesama. Melalui puasa, kita bisa mengasah kepekaan kita terhadap lingkungan sekitar. Karena itulah saling membantu melalui buka bersama, zakat dan sedekah seringkali digalang ketika bulan Ramadan ini.

Tidak peduli apa latar belakangnya. Setiap orang muslim wajib puasa. Dan tidak peduli latar belakangnya, saling menolong bisa dilakukan kepada dan oleh siapa saja. Dengan demikian yang kaya bisa merasakan penderitaan yang miskin. Dan yang miskin bisa mendoakan yang kaya. Inilah bentuk sederhana jiwa sosial yang saling memanusiakan antar sesama manusia. Salam dan sehat selalu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun