Mohon tunggu...
Mudzakkir Abidin
Mudzakkir Abidin Mohon Tunggu... Guru - Seorang guru yang suka menulis

Menulis adalah sumber kebahagiaan. Ia setara dengan seratus cangkir kopi dalam menaikkan dopamine otak. Jika kopi berbahaya jika berlebihan dikonsumsi, namun tidak dengan tulisan, semakin banyak semakin baik buat otak.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

Tak Ada Kata Telat Menghafal Al-Qur'an

6 April 2024   09:26 Diperbarui: 6 April 2024   09:31 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Malam semakin larut. Hampir pukul dua dini hari. Tapi orang-orang yang beri'tikaf di masjid Andi Murni Badiu, Sekolah Putri Darul Istiqamah (SPIDI) memilih tidak tidur. Mereka larut dalam ibadah shalat, dzikir, doa, atau tilawah demi mengejar kemuliaan lailatul qadr di malam ke 27 Ramadhan ini.

Selepas shalat, saya melihat ustadz Abdul Rahim sedang khusyuk mengaji di dekat tiang masjid. Saya langsung terpikir untuk mengobrol dengannya untuk mengambil faidah tentang Al-Qur'an padanya.

Ustadz Abdul Rahim bukanlah sembarang orang. Ia penghafal Al-Qur'an 30 juz lancar. Tajwid Al-Qur'annya sangat baik. Ditunjang suaranya yang sangat merdu. Tak heran jika ia didaulat menjadi imam rawatib pada sebuah masjid besar di Maccopa. Juga diamanahkan menjadi kepala jurusan tahfidz SPIDI.

Beberapa hari lalu pada Ramadhan ini ia melakukan tasmi' hafalan 30 juz dalam satu majelis di masjid Andi Murni ini di hadapan para santri dan guru.

"Saya menghafal Al-Qur'an setamat SMK Dimasukkan ke sebuah pesantren tahfidz di Jawa oleh orang tua." Jawab penyuka oleh badminton ini ketika ditanya kapan mulai menghafal Al-Qur'an.

Menjelang tamat SMK, ia mengajak beberapa sahabatnya untuk sama-sama kuliah di sebuah universitas ternama di kota kelahirannya, Riau. Tapi takdir Allah berkata lain. Ia yang mengajak sahabat-sahabatnya untuk kuliah, malah harus masuk pesantren untuk menghafal Al-Qur'an.

"Jadi bisa dibilang saya dipaksa awalnya. Saya kan sudah tamat SMA, maunya kuliah, tapi harus masuk pesantren oleh orang tua. Tapi lama kelamaan saya kok merasa betah. Lalu saya mulai memotivasi diri menghafal, dari yang sebelum masuk hanya hafal beberapa surah pendek hingga akhirnya bisa hafal 30 juz." Ujarnya tersenyum.

Alhamdulillah, hanya dalam jangka waktu satu tahun setengah, ia sudah bisa menghafal 30 juz.

"Selain faktor lingkungan pendidikan, tentu motivasi dari dalam diri sendiri hal yang paling menentukan dalam menghafal." Jawab penyuka buah durian ini saat ditanya tips untuk menghafal.

"Jika mengganggap menghafal Al-Qur'an adalah beban, maka agak sulit untuk dapat menghafal 30 juz. Dan itulah yang selalu saya tanamkan pada para santri." Tambahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun