Mohon tunggu...
Faridatus Sae
Faridatus Sae Mohon Tunggu... Penulis - Aktivis Dakwah Kampus Surabaya --Blogger Ideologis--

Literasi Islam Kaffah

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Mahasiswa Pinjol, Tumbal Kapitalisme Digital

30 Mei 2023   21:39 Diperbarui: 30 Mei 2023   21:55 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mahasiswa Pinjol, Tumbal Kapitalisme Digital.

Oleh: Faridatus Sae, S. Sosio

(Aktivis Dakwah Kampus Surabaya)

Dunia digital menjadi kampung kedua setelah kehidupan nyata bagi para pemuda termasuk mahasiswa. Dunia digital digandrungi pemuda dengan menyuguhkan berbagai kemudahan dalam segala urusan kehidupan. Disamping kemudahan nyatanya ada resiko kejahatan cyber dan penipuan.

Mengutip laman IPB University (16/11/22), Rektor IPB, Prof. Arif Satria mengklarikasi kasus pinjaman online sebanyak 116 mahasiswa IPB yang menjadi korban penipuan transaksi pinjol dan total korban sekitar 300 orang dari sejumlah perguruan tinggi. Tawaran projek bersama dengan keuntungan 10 persen yang cukup menggiurkan dari pelaku, tanpa berpikir panjang banyak mahasiswa tergiur.

Beban hidup kian pelik menjadikan mahasiswa mencari cara bagaimana menghasilkan materi untuk memenuhi kebutuhan hidup selama kuliah agar tidak meminta kepada orangtua, atau sekedar mencari dana agar proker bisa terlaksana, life style hedon mahasiswa yang tidak cukup jika hanya mengandalkan uang saku dari orangtua, tekanan hidup juga tekanan dalam kuliah yang cukup membuat lelah, agar stress tidak melanda healing pun menjadi solusinya, bahkan healing pun butuh dana. Akhirnya mendapatkan uang dengan jalan cepat adalah solusi praktis yang tidak jarang untuk dipilih mahasiswa.

Dunia digital banyak menjanjikan materi atau keuntungan serba instan, menjadi jawaban kebingunan mahasiswa agar mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan atau sekedar pemuas keinginan, tanpa memperhatikan baik atau buruknya dalam kehidupan. Aplikasi pinjol legal ataupun illegal pun banyak bermunculan memfasilitasi agar mahasiswa mudah mendapatkan dana dan cepat dicairkan.

Jika mahasiswa tidak memiliki benteng individu atau control atas dirinya lemah tentu akan mudah terpengaruh dengan dunia digital tanpa paham benar atau salah, mahasiswa hanya mengukur segala hal dengan materi dan keuntungan yang diperoleh. Tidak cukup disitu, sistem pendidikan tempat mahasiswa belajar pun mengukur keberhasilan dengan materi atau standart kapitalistik.

Penilaian keluarga dan masyarakat bahwa mahasiswa yang berhasil adalah yang bisa menghasilkan materi yang banyak atau minimal setelah lulus kuliah bisa mendapatkan kerja dengan gaji yang banyak, itulah yang dikatakan berhasil. Akibatnya pemuda termasuk mahasiswa menjadi tumbal kapitalisme digital dan banyak tergiur dengan bisnis digital kapistalistik. Akhirnya para kapital tidak menyia-nyiakan kesempatan meraih keuntungan dari dunia digital yang digandrugi pemuda terutama mahasiswa.

Maka, tidak ada jalan lain. Harus ada perubahan agar mahasiswa tidak lagi menjadi tumbal kapitalisme digital. Perubahan pertama yang harus dilakukan mahasiswa adalah perubahan pemikiran, perubahan pemikiran islam dan islam dijadikan kaidah dan kepemimipinan berpikir. Perubahan kedua, mahasiswa harus menjadikan islam sebagai ideologi dalam kehidupan sehingga mampu mengikat diri dengan aturan islami dan menjadi solusi segala problematika negeri. Perubahan ketiga, mahasiwa ideologis harus berpihak pada islam ideologis, tidak boleh netral, ataupun oportunis.

Penegakan ideologi yang haq harus menjadi agenda perjuangan mahasiswa. Mahasiswa harus bangkit melawan ideologi batil kapitalisme sekulerisme yang dzalim. Mahasiswa harus bergerak mengerahkan waktu, pikiran, dan energi dalam mewujudkan perubahan hakiki, bukan hanya pergerakan mahasiswa yang tidak membawa perubahan berarti.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun