Mohon tunggu...
Akhmad Tommy
Akhmad Tommy Mohon Tunggu... -

Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya Malang 2010 | Support Local Football Team and Support International Football Team | AGAINST MODERN FOOTBALL | Penikmat Alam | Depok - Malang

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kartu COMMET, Kebijakan E-Ticket yang Plin Plan

14 Maret 2013   16:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:46 777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13632779291798655973

Sumber gambar: www.bumn.go.id

Commuter Electronic Ticket atau kartu COMMET, merupakan salah satu E-ticketing yang pernah di terapkan di Indonesia untuk alat transportasi KRL Commuterline di Jakarta, yang dikelola oleh PT. KCJ yang merupakan anak perusahaan PT. KAI (Persero), kartu COMMET yang sedianya di proyeksikan untuk dapat menggantikan KTB (Kartu Tanda Berlangganan) atau KLS (Kartu Langganan Sekolah) mendadak di berhentikan mulai tanggal 3 Desember 2012, dengan alasan akan di berlakukannya penerapan E-Ticketing secara menyeluruh untuk semua jenis tiket KRL di wilayah JABODETABEK. Kartu COMMET yang telah di luncurkan sejak bulan Maret 2012 silam sebetulnya sangat mendapatkan apresiasi dari para konsumennya, namun belum genap satu tahun program tersebut berjalan program tersebut diberhentikan di tengah jalan, dengan alih-alih akan digantikan dengan program baru yang akan menyeluruhkan penggunaan E-Ticketing KRL di tahun 2013 ini.

Program kartu COMMET yang digagas oleh PT. KCJ sebagai pengelola KRL di wilayah JABODETABEK sebenarnya tidaklah buruk, dalam segi pemasaran mereka cukup baik, ini terbukti dengan animo pembeli kartu COMMET yang setiap bulannya selalu habis terjual tanpa sisa, selain itu dalam media promosi pun PT. KCJ gencar mempromosikan kartu COMMET tersebut di setiap stasiun yang melayani KRL Commuter di wilayah JABODETABEK, walaupun gencarnya promosi tersebut tidak di barengi dengan penyedian tiket COMMET yang sesuai dengan permintaan konsumen yang membludak akibat dampak tidak di berlakukannya lagii KTB dan KTS yang sangat bermanfaat bagi konsumen yang setiap harinya beraktivitas menggunakan KRL Commuter di wilayah JABODETABEK. Selain itu kelebihan lainnya adalah PT. KCJ telah menyiapkan mesin tapping di setiap stasiun KRL di wilayah JABODETABEK untuk program kartu COMMET ini, namun tetap saja ada kekurangannya, seperti mesin sering rusak dan tidak terurus, para penjaga tiket terkadang tidak bisa memperbaiki mesin tapping jika mengalami masalah ataupun kerusakan. Menurut pantauan penulis, pernah penulis melihat di salah satu stasiun yang melayani KRL Commuter di wilayah JABODETABEK, semua mesin tidak di fungsikan karena rusak dan itu dibiarkan sampai berhari-hari, penumpang pun terpaksa membeli tiket regular (tiket kertas).

Penggunaan kartu COMMET sebenarnya juga berdampak positive bagi peredaran uang di Indonesia, selain itu penggunaan kartu COMMET bertujuan ramah lingkungan dan praktis karena mengurangi intensitas penggunaan tiket kertas dan mekanisme uang kembalian dalam pembayaran yang terkadang sering kurang/lebih/tertinggal di kasir, karena dengan penggunaan kartu COMMET transaksi untuk menggunakan KRL menjadi lebih mudah dan cepat, namun tetap setiap pemilik kartu COMMET ini harus mengisi saldo agar bisa menggunakan kartu COMMET ini dengan uang tunai di setiap stasiun pemberangkatan atau dengan membeli saldo di bank/di ATM yang menjalin kerjasama dengan PT. KCJ. Keuntungan positif lainnya dari penggunaan kartu COMMET ini adalah untuk mengurangi jumlah antrian di depan loket tiket, terlebih jika jam-jam sibuk antrian akan sangat membludak dan biasanya akan banyak terjadi kekacauan, semisal: uang kembalian kurang, berdesak-desakan, hingga tindakan kriminalitas yang memanfaatkan situasi tersebut.

Namun dari sekian kelibihan dan kekurangan dari program kartu COMMET, penulis ingin lebih mengkritisi masalah tarif dalam pemberlakuan kartu COMMET ini, karena penumpang akan di patok harga yang sama dalam pemotongan saldo di kartu COMMET tanpa memperhatikan jauh dekatnya jarak yang di tempuh oleh si konsumen KRL Commuter, dengan begitu pasti akan ada konsumen yang sangat di rugikan karena harus membayar tarif yang mahal untuk jarak tempuh yang dekat. Kartu COMMET ini juga memiliki kekurangan lain, yaitu dalam masa berlaku saldo kartu COMMET, karena untuk  pengisian kartu COMMET hanya berlaku selama satu bulan, walaupun konsumen tidak menggunakannya sama sekali setelah melakukan pengisian saldo, maka saldo di dalamnya akan tetap hangus di bulan berikutnya, hal ini pula yang sering menjadi kritikan pedas dari para railfans atau pengguna KRL di wilayah JABODETABEK kepada pengelola KRL Commuter di wilayah JABODETABEK, yaitu PT. KCJ.

Penulis berharap ke depannya kepada pengelola KRL Commuter di wilayah JABODETABEK yaitu PT. KCJ agar memperhatikan aspek-aspek keadilan yang seadil-adilnya, terutama dalam penerapan tarif E-Ticketing KRL ini ke depannya, terlebih PT. KCJ akan segera merilis sistem E-Ticketing pada bulan April 2013 yang rencananya akan terintegrasi dengan TransJakarta nantinya. Selain itu penulis juga berharap penarikan kartu COMMET dari konsumen oleh PT. KCJ jangan sampai terjadi kembali, karena itu merupakan salah satu indikator belum siapnya pihak pengelola terhadap program yang akan di jalankan, selain itu terkesan plin-plan dan bimbang di mata masyartakat. PT. KCJ juga harusnya dapat menjelaskan secara detail menganai perihal sikap plin-plan yang di lakukan oleh PT. KCJ saat akan mengganti kartu COMMET dengan E-Ticketing yang rencananya akan mulai di operasikan mulai bulan April 2013 tersebut, karena masyarakat juga memerlukan kejelasan informasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik agar dapat terciptanya sistem demokrasi dalam penyelenggaraan sarana transportasi publik, karena ini menyangkut hajat hidup orang banyak. Ini di sebabkan selama ini tarik ulur masalah kejelasan kartu COMMET ke depannya setelah penarikan di bulan Desember 2012 kemarin membuat banyak konsumen berspkekulasi apakah pengelola siap atau tidak untuk menerapkan E-Ticketing, karena semua aspek harus lah sempurna mulai dari sarana dan prasarana yang memadai, peningkatan mutu pelayanan, pemeliharaan sarana dan prasarana yang harus dilakukan, hingga konsistesi pembuatan sebuah program dan jika ada perbaikan atau perubahan konsep sebuah program jangan sampai seperti program kartu COMMET yang sempat mati sebentar untuk dihidupkan lagi kemudian dengan E-Ticketing, karena menurut saya itu tidak pantas untuk di lakukan sebuah anak perusahaan milik BUMN yang seringkali mendapatkan penghargaan, yaitu PT. KAI (Persero). Dari opini diatas penulis berharap agar E-Ticketing ke depannya bisa menjadi pelopor “E-Ticketing Integration” demi terwujudnya sebuah statement di masyarakat “E-Ticketing Mudah, Ringkas, Cepat dan Praktis”.

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun