Semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk mencoba mengingat sebuah kata yang hilang di ujung lidah, maka semakin besar kemungkinan kita akan kesulitan
Menjelaskan dan menjawab semua hal yang kita tahu tentu menyenangkan. Apalagi hal tersebut adalah hal yang sangat mudah, atau bahkan baru saja kita sampaikan beberapa waktu sebelumnya.Â
Namun, terkadang kita 'mati kata', merasa tahu namun tidak secuil kata-pun keluar dari ujung lidah. Kita tahu kita mengetahui hal tersebut, namun informasi yang begitu dekat tersebut terasa sulit untuk kita ungkapkan.Â
Ini tentu membuat kita jengkel, frustrasi atau bahkan merasa naif. Sambil memegang pipi, menggaruk kepala atau mendongak ke atas, kita berusaha menjawab.
"Hmmm...anu, apa itu"
"Padahal baru aja tadi tak sebut dengan Tono...itu.."
"Apa namanya, pokoknya diawali huruf P" dan masih banyak lainnya yang kita lakukan.
Tentang lethologica
Nyaris! Fenomena tersebut mungkin saja sering kita rasakan, atau mungkin banyak teman kita juga mengalami persis di depan kita. Psikologi menyebutnya sebagai lethologica atau fenomena ujung lidah (tip of the tongue), sebuah perasaan yang menyertai ketidakmampuan sementara untuk mengambil informasi dari ingatan.Â
Fenomena ujung lidah merupakan proses verbalisasi yang biasanya sederhana entah bagaimana digagalkan oleh blok mental yang mengganggu. Ini merupakan hal menarik dalam psikologi, terutama tema memori.
Seperti banyak istilah bahasa Inggris lainnya yang terkait dengan pikiran, lethologica adalah kata modern yang berasal dari bahasa Yunani klasik. Dalam hal ini merupakan gabungan dari kata lethe (kelupaan) dan logos (kata).Â
Dalam mitologi Yunani, Lethe juga merupakan salah satu dari lima sungai dunia bawah tempat jiwa orang mati minum untuk melupakan semua kenangan duniawi.Â
Tokoh psikologi paling awal yang dikaitkan dengan lethologica adalah Carl G. Jung, tetapi istilah ini telah tercatat dalam American Illustrated Medical Dictionary tahun 1915, yang diartikan sebagai ketidakmampuan untuk mengingat kata yang tepat.
Penelitian terkait lethologica
Penelitian telah mengungkap berbagai fenomena menarik terkait lethologica, di antaranya:
- Hampir semua orang di dunia mengenal lethologica, artinya fenomena ini tidak mengenal budaya dan ras manapun. Survei menunjukkan bahwa sekitar 90% penutur bahasa yang berbeda dari seluruh dunia melaporkan mengalami momen dimana informasi tampak tidak dapat diakses untuk sementara.
- Saat-saat ini terjadi cukup sering dan frekuensi ini meningkat seiring bertambahnya usia. Orang muda biasanya mengalami momen tip-of-the-tongue sekitar sekali setiap minggu, sementara orang dewasa yang lebih tua menemukan bahwa itu dapat terjadi sesering sekali setiap hari.
- Orang sering mengingat sebagian kecil informasi. Misalnya, mereka mungkin ingat huruf yang diawali dengan kata yang dicari atau jumlah suku kata yang dikandung kata tersebut.
- Kata-kata yang jarang kita gunakan, termasuk nama diri, adalah kata-kata yang sering kita lupakan. Karena pikiran kita asosiatif dan dibangun dari pola-pola informasi yang saling berhubungan, seberapa baik kita dapat mengingat sebuah kata mungkin bergantung pada pola-pola ini atau tautan ke potongan informasi penting lainnya.
Mengapa seperti berhenti di ujung lidah?
Lethologica adalah melupakan sebuah kata dan jejak kata yang kita tahu ada di suatu tempat dalam ingatan kita. Ini adalah masalah bahasa, sangat kompleks.Â
Dalam sebagian besar waktu kita, proses berbahasa berlangsung begitu mudah sehingga kita hampir tidak berpikir dua kali. Kami memikirkan sesuatu, otak menetapkan kata-kata untuk mewakili ide-ide abstrak ini, dan kami mengucapkan apa yang ada di pikiran kami. Tetapi karena proses ini begitu rumit, segala macam hal bisa salah, termasuk momen saat kita kehilangan kata di ujung lidah kita.

Dan kita memang meyakini hanya sementara. Ketika sesuatu akhirnya benar-benar memicu pengambilan ingatan kembali atau ketika orang lain memberikan kode informasi yang hilang, kelegaan dari perasaan frustrasi itu dapat diraba.
Tapi kenapa itu bisa terjadi? Para peneliti percaya bahwa sejumlah faktor mungkin berperan, meskipun proses pastinya tidak sepenuhnya jelas. Beberapa peneliti meyakini beberapa faktor memengaruhi fenomena ujung lidah, diantaranya adalah kelelahan (baik fisik maupun psikologis), fitur pengkodean memori yang tidak baik, serta adanya memori lain yang mengganggu (interference).
Pada sisi lainnya, secara metakognitif, fenomena tersebut menunjukkan bahwa keadaan lethologica berfungsi sebagai semacam alarm. Seperti alarm di kendaraan kita, bahwa ada potensi masalah saat itu berbunyi dan harus segera ditangani. Artinya, fenomena ini bukanlah masalah besar jika tidak sering terjadi.Â
Jikapun sering terjadi, artinya itu adalah alarm pada sistem pengambilan informasi kita, harus segera ditangani. Semisal, kita mengalami fenomena ujung lidah berulang kali saat hendak presentasi penting. Ini adalah alarm bagi kita untuk mempelajari lebih banyak informasi terkait tema presentasi, semacam menambah perekat pada ingatan kita.
Apa yang bisa kita lakukan?
Seperti yang sudah dijelaskan di atas, ada semacam tembok mental yang menghalangi kita untuk mengambil informasi ketiga lethologica terjadi. Biasanya ini bersifat sementara sampai kita ketemu pemicu untuk mengambil informasi tersebut.Â
Oleh karena itu Karin Humphreys dan Amy Beth Warriner dalam publikasinya tahun 2008 menyarankan kita untuk tidak berusaha mengingat informasi yang gagal kita ucapkan. Karena ketika kita memaksa dan mencoba mengingatnya tanpa bantuan, itu akan menimbulkan efek frustrasi.Â
Memang karakteristik utama lethologica adalah menggoda korbannya untuk menghabiskan waktu mengingat dan mengucapkan informasi yang hilang. Nyatanya, semakin banyak waktu yang kita habiskan untuk mencoba mengingat sebuah kata di ujung lidah, maka semakin besar kemungkinan kita akan kesulitan.
Secara umum, para peneliti fenomena ujung lidah menyarankan orang-orang untuk mempelajari keadaan saat mereka terjebak dalam fenomena tersebut. Hal/informasi apa yang sering terlupa, pada saat apa, apakah keramaian mempengaruhi dan lain sebagainya. Peneliti menyarankan untuk mengantisipasi hal-hal tersebut di waktu mendatang.
Magisnya, mungkin kita harus menemukan sungai lethe, meminum airnya dan mendapatkan kenangan kita, hehe
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI