Mohon tunggu...
Amin Enyong
Amin Enyong Mohon Tunggu... Guru

Pengagum budaya Indonesia\r\nTwitter : @AFamin_\r\nBlog : http://adigunaku.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ki Slamet Gundono Tutup Usia

5 Januari 2014   11:34 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:08 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : www.thejakartapost.com

[caption id="" align="aligncenter" width="358" caption="sumber foto : www.thejakartapost.com"][/caption]

Dunia seni Indonesia kembali kahilangan salah satu putra terbaiknya. Hari ini minggu, 5 Januari 2014, sang maestro dan seniman wayang suket yaitu Ki Slamet Gundono tutup usia. Bertempat di Rumah Sakit Yarsis Solo, sang dalang yang bertubuh besar ini meninggal dunia sekitar pukul 08.45 setelah sejak beberapa hari lalu dirawat karena sakit.

Ki Slamet Gundono merupakan dalang muda yang kreatif. Sangking kreativnya, dalang yang satu ini menciptakan wayang sendiri yang terbuat dari suket atau rumput atau dedaunan, yang akhirnya terkenal dengan istilah wayang suket.

Ki Slamet juga terkenal sebagai dalang mbeling. Dalam setiap permainannya, beliau sering kali memainkan cerita gado-gado atau yang sudah tidak sesuai pakem cerita wayang konvensional. Cerita-cerita wayangnya banyak berasal dari cerita fiksi yang kemudian disangkut pautkan dengan keadaan atau fakta yang sedang terjadi di dunia nyata.

Dalam setiap pertunjukan wayangnya, Ki Slamet juga sering menyelipkan sindiran-sindiran terkait permasalahan yang dihadapi bangsa ini. Tak lupa pesan-pesan kebaikan juga sering disisipkan dalam setiap lakon yang dimainkannya.

Sebagai seorang dalang, asli kelahiran Tegal Jawa Tengah ini juga pandai bernyanyi. Suaranya merdu, lantang dan menggelegar. Sangat nikmat untuk didengar, apalagi dalam bernyanyi, Ki Slamet tidak hanya menyanyikan lagu-lagu berbahasa Jawa kuno yang biasanya susah dipahami masyarakat sekarang, tetepai juga beberapa kali sering dicampur dengan bahasa Indonesia ataupun bahasa pergaulan sehari-hari.

Saya teringat pada satu kesempatan saya bertemu dengan Ki Slamet Gundono. Pada kesempatan kali itu kebetulan Ki Slamet menjadi pengisi acara dimana disitu saya jadi salah satu panitianya. Yang saya ingat ketika berinteraksi dengan beliau, beliau itu orangnya sangat terbuka, ramah, bersahaja, dan juga kreatif. Teringat waktu itu saat beliau sedang menyabetkan wayang-wayangnya, ada anak-anak kecil yang maju ke depan seakan penasaran dengan apa yang sedang dilakukan oleh Ki Slamet. Beliau tidak marah atau merasa terganggu, melainkan beliau malah mengajak anak-anak tadi untuk bermain wayang bersama dan anak-anak tadi bahkan diikutkan dalam cerita wayangnya.

Akhirnya, hidup di dunia hanya sementara, hanya ilmu, pemikiran dan karya-karyanya yang mungkin akan abadi membekas selamanya. Dan Ki Slamet Gundono telah memberikan itu, semoga ilmu-ilmu dan pemikiran-pemikiran serta karya-karyanya selalu abadi dan bisa menginspirasi banyak orang. Semoga segala amal baiknya diterima disisi Allah dan dosa-dosanya diampuni Allah, aamiin. (Amin)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun