Warga pun di hebohkan dengan peristiwa ribuan burung Pipit yang mati tanpa diketahui sebabnya secara pasti tersebut.
Peristiwa yang langka ini di duga perubahan cuaca, dari musim kemarau menuju musim penghujan, dimana situasi dan kondisi alam yang mengalami perubahan, dengan di picu hujan lebat dan panas yang menyengat menyebabkan ribuan burung Pipit mati berjatuhan saat bertengger di pohon asem.
Dalam konstek ini pemerintah Bali masib menduga, bahwa kematian ribuan burung Pipit itu sebagai kejadian langka dan adanya cuaca ekstrem, sehingga menyebabkan burung Pipit mati berjatuhan dari dahan.
Meski burung Pipit dengan bulunya yang mengandung minyak, dan kemampuannya menahan serangan dari hujan dan panas, namun karena di duga adanya perubahan cuaca ekstrem ini membuat burung Pipit tidak mampu bertahan, sehingga menyebabkan kematiannya yang telah membuat heboh warga Gianyar, dan viral di media sosial.
Kemungkinan kedua Ribuan Burung Pipit mati karena keracunan pestisidaÂ
Jika kemungkinan yang pertama, karena adanya perubahan cuaca yang cukup ekstrem, maka kemungkinan kedua karena dipicu keracunan pestisida.
Ribuan burung Pipit yang mati tersebut, memang ditengarai atau terindikasi keracunan pestisida, karena petani yang sedang bercocok tanam padi baru-baru ini telah melakukan penyemprotan terhadap tanaman padi yang masih mengandung dan sudah mulai berbuah.
Burung Pipit yang keracunan pestisida saat memakan bulir buah padi, dianggap sebagai pemicu matinya ribuan burung pipit di pulau Dewata tersebut.
Terlepas dari dua penyebab itu, pastinya saat ini masib dilakukan penelitian dan analisa oleh pemerintah setempat, karena hal tersebut merupakan kejadian langka yang sebelumnya tidak pernah terjadi, apakah matinya ribuan burung Pipit tersebut di picu oleh cuaca yang ekstrem atau memang betul karena keracunan pestisida, semuanya masih dalam penelitian oleh pemerintah setempat.