Sebagai salah satu animasi paling populer di Asia Tenggara, Upin & Ipin telah menjadi tontonan wajib anak-anak sejak pertama kali tayang pada 2007. Namun, seiring waktu, banyak penggemar lama merasa bahwa kualitas serial ini mengalami penurunan, terutama dari segi cerita, karakterisasi, dan arah penceritaan. Apakah benar Upin & Ipin yang dulu lebih baik? Mari kita bahas perubahan-perubahan signifikan yang terjadi dan mengapa saya pribadi serta mungkin beberapa orang sekitar yang saya tanya lebih menyukai versi lamanya.
Kehidupan yang Lebih Natural di Versi Lama
Salah satu daya tarik Upin & Ipin di masa lalu adalah keseharian yang terasa lebih natural dan dekat dengan realitas kehidupan anak-anak di desa. Serial ini menampilkan cerita sederhana seperti bermain bersama teman, membeli mainan dengan hasil tabungan sendiri, atau belajar menghormati orang tua. Perbedaan antara dunia nyata dan dunia khayalan juga masih terasa jelas. Namun, dalam versi modern, banyak episode yang beralih ke konsep fantasi berlebihan seperti perjalanan ke multiverse, benda ajaib yang berbicara, atau alur yang terlalu jauh dari realitas sehari-hari. Beberapa penggemar termasuk saya menganggap bahwa Upin & Ipin sudah kehilangan jati dirinya sebagai animasi slice of life yang khas.
Perubahan Karakter yang Tidak Konsisten
Beberapa karakter mengalami perubahan kepribadian yang drastis, yang bagi banyak penonton terasa tidak sesuai dengan karakter asli mereka. Contohnya adalah Fizi, yang dulunya adalah bocah cengeng dan penakut, kini berubah menjadi anak yang ceplas-ceplos dan sering mengeluarkan komentar yang kurang pantas. Perubahan ini membuatnya lebih banyak dibenci oleh penonton dibanding dulu. Selain itu, karakter seperti Opah yang dulu penuh kebijaksanaan dan selalu menyampaikan pesan moral, kini perannya lebih sering dikurangi. Bahkan karakter pendukung seperti Zul dan Ijat yang dulunya sering muncul, kini jarang terlihat atau mengalami perubahan karakter yang aneh.
Jokes dan Humor yang Berlebihan
Dalam versi lama, humor dalam Upin & Ipin terasa lebih natural dan masih sesuai dengan keseharian anak-anak. Namun, dalam beberapa musim terakhir, humor yang ditampilkan cenderung terlalu berlebihan dan kadang-kadang tidak relevan dengan alur cerita. Banyak yang mengeluhkan bahwa beberapa episode kini terlalu banyak unsur komedi slapstick yang memaksa dan tidak sekocak sebelumnya.
Animasi yang Lebih Bagus, Tapi Kurang Berjiwa
Dari segi visual, tidak bisa dipungkiri bahwa animasi Upin & Ipin modern jauh lebih detail dan memiliki grafis yang lebih halus dibandingkan versi lamanya. Namun, beberapa penggemar justru merasa bahwa perubahan gaya animasi ini menghilangkan kesan sederhana dan unik yang dulu dimiliki serial ini. Beberapa ekspresi karakter juga dianggap terlalu berlebihan, yang terasa kurang cocok dengan model 3D mereka.
Kurangnya Pengembangan Karakter dan Cerita
Dulu, Upin & Ipin sering menghadirkan episode dengan alur cerita yang jelas, memiliki pesan moral yang kuat, serta menghadirkan momen-momen yang berkesan. Misalnya, episode di mana Ijat belajar membaca adalah contoh pengembangan karakter yang baik. Namun, dalam beberapa musim terakhir, banyak episode yang terasa seperti filler atau sekadar dibuat untuk menghibur tanpa ada perkembangan karakter yang berarti. Selain itu, beberapa cerita yang ada dalam episode baru sering kali bertentangan dengan lore yang telah dibangun di musim sebelumnya. Misalnya, ada episode di mana Upin & Ipin tiba-tiba bertanya tentang puasa, padahal di episode sebelumnya mereka sudah paham dengan konsep puasa sejak kecil.