Batu apung marine terbentuk dari aktivitas vulkanik bawah laut atau vulkanik darat yang materialnya terbawa ke laut. Indonesia memiliki deposit batu apung marine yang melimpah karena aktivitas vulkanik tinggi di sepanjang Ring of Fire. Batu apung terbentuk dari aktivitas vulkanik dan dikenal karena sifatnya yang ringan dan berpori. Nilai ekonominya berasal dari fungsinya dalam industri konstruksi (sebagai bahan beton ringan), abrasif (seperti batu gosok), serta kosmetik. Batu apung laut sering dianggap lebih bersih dan mudah diolah. Potensinya cukup besar, terutama di Indonesia yang berada di kawasan Cincin Api Pasifik, sehingga menjadikannya komoditas tambang kelautan yang bernilai secara regional.
e.) Tanah liat
Tanah liat laut terbentuk dari sedimen halus yang dibawa sungai dan terendapkan di lingkungan laut tenang seperti laguna, estuary, dan laut dangkal. Proses diagenesis mengubah komposisi mineralogi selama penguburan dan aging. Jenis utama meliputi kaolinit, montmorillonit, dan illit dengan sifat plastisitas yang bervariasi. Komoditas ini memiliki nilai ekonomi tinggi dalam industri keramik, genteng, bata ringan, serta produk seni kriya. Jenis tanah liat seperti kaolinit dan montmorillonit memiliki nilai lebih karena karakteristik plastisitas dan ketahanannya setelah dibakar. Selain industri bangunan, tanah liat juga dimanfaatkan dalam kosmetik dan pertanian, menjadikannya sumber daya serbaguna dengan permintaan pasar yang berkelanjutan.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI